Komunitas

Bersihkan Got Sebelum Latihan, Got Bestter Percussion Sampaikan Pesan Cinta Alam

"Got Bestter sendiri berasal dari kata 'got' yang berarti selokan, 'best' artinya terbaik, dan 'ter' yakni pelaku.

ist
Kegiatan Got Bestter Percussion di Sanggar Seni Cuciotak Rahmatalam 

SURYA.co.id | SURABAYA - 'Berkarya dan Bersahabat dengan Lingkungan, Mberseni Got  Sebagian dari Iman'. Itulah tagline dari kelompok perkusi asal Kota Pasuruan, Got Bestter Percussion. Sesuai mottonya, komunitas ini ingin menggerakkan masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan dan alam melalui perkusi.

"Got Bestter sendiri berasal dari kata 'got' yang berarti selokan, 'best' artinya terbaik, dan 'ter' yakni pelaku. Nama 'Got Bestter' bermakna pembersih selokan terbaik," ungkap Yunanto Adi Prasetyo, penggagas Got Bestter Percussion, Selasa (24/3/2020).

Hal ini memang, lanjut Pras, begitu ia biasa disapa, sebelum melakukan latihan, setiap anggota wajib membersihkan selokan di dekat Sanggar Seni Cuciotak Rahmatalam (Coral) Pasuruan yang berlokasi di Jalan Jambangan Pasuruan.

"Got Bestter Percussion merupakan divisi seni dari Coral. Sebelum pegang alat musik, semua harus bersih-bersih lingkungan sekitar dulu," kata mahasiswa Universitas Negeri Malang ini.

Ditanya lebih lanjut soal ketertarikan terhadap selokan, Pras mengatakan, karena lokasinya yang dekat dengan sanggar Coral.

"Banyak yang buang sampah di sana. Akhirnya buntu. Efeknya banjir, sampai sanggar pernah kebanjiran. Padahal selokan berperan untuk menyalurkan air dari hulu ke hilir," Pras menguraikan.

Seiring berjalannya waktu, Got Bestter Percussion tidak hanya fokus terhadap selokan. Masing-masing anggota bergerak membersihkan tempat-tempat lain, mulai dari halaman sanggar sampai jalan kampung.

"Pernah juga ikut agenda kerja bakti. Beberapa kali kami membersihkan kerikil di perempatan jalan saat tengah malam," ungkapnya.

Melalui ini, Pras berharap anak-anak Got Bestter Percussion tumbuh besar dengan seni tanpa lepas dari masalah lingkungan.

"Dampaknya juga kepada orang tua dan lingkungan. Yang awalnya suka buang sampah sembarangan, jadi sungkan karena nanti yang buang ya anak mereka sendiri," katanya.

Memang, kebanyakan anggota dari Got Bestter Pasuruan ialah anak-anak dan remaja kampung Jambangan.

"Awal dulu banyak sekali yang ikut. Ternyata, pas latihan mereka kaget kok disuruh bersih-bersih dulu. Akhirnya banyak yang keluar. Mereka, yang masih bergabung merupakan emas dalam lumpur," urai Pras.

Ditanya lebih lanjut soal kelompoknya, Pras mengatakan, Got Bestter Percussion terbentuk sepuluh tahun lalu.

"Awalnya, di kampung banyak sekali anak kecil. Saat bulan puasa, banyak anak-anak patrol selepas magrib. Mereka lewat depan sanggar. Akhirnya kami inisiatif untuk kumpul-kumpul latihan bareng," katanya.

Dulu, anggota yang tergabung dari TK sampai SD sejumlah 15 anak. Sekarang terdapat 10 anak, lima di antaranya yakni anggota pertama.

"Ada pergantian anggota, ada penambahan teman baru. Ada anggota lama yang masih ada, sisanya ada yang kerja atau sibuk dengan kegiatan lain sehingga eksistensinya tidak lagi di Pasuruan," ungkap Pras.

Seni dan Cinta Lingkungan Harus Seimbang

Kalau hanya berkesenian tapi lupa terhadap lingkungan, menurutPras, akan tidak seimbang.

"Seni dan lingkungan itu harus seimbang. Apa yang teman-teman Got Bestter lakukan selama ini harus berdampak terhadap keseharian mereka. Mencintai lingkungan akan berdampak terhadap keterampilan bermusik juga," terang Pras.

Contohnya, lanjutnya, saat menata benda-benda yang berantakan, anak-anak secara tidak langsung menata komposisi.

"Nanti mereka akan lebih paham untuk mengaransemen sebuah musik, naik-turunnya nada akan paham," Pras menguraikan.

Ia pun berharap Got Bestter Percussion tetap bisa berkarya dan bersahabat dengan lingkungan di manapun dan kapanpun.

"Bukan menjaga kebersihan pas kumpul saja. Tapi di manapun dan kapanpun, mereka harus tetap menanamkan hal ini," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved