Perbedaan Antiseptik dan Desinfektan untuk Bunuh Kuman & Virus, Lengkap dengan Cara Membuatnya

Berikut Perbedaan Antiseptik dan Desinfektan untuk Bunuh Kuman & Virus, Lengkap dengan Cara Membuatnya.

tribun jatim/aminatus sofya
Penyemprotan desinfektan di Stasiun Malang untuk mencegah penularan virus corona. 

SURYA.co.id - Istilah-istilah seperti antiseptik dan desinfektan mungkin sudah tak asing lagi seiring dengan mewabahnya virus corona.

Antiseptik dan desinfektan sering dikaitkan dengan upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Banyak orang kini memburunya, sehingga produk antiseptik dan desinfektan pun menjadi langka.

Di samping itu, banyak pula beredar cara untuk membuat antiseptik dan desinfektan sendiri menggunakan bahan-bahan yang lebih mudah didapat.

Cara Membuat Desinfektan dengan Pemutih Pakaian Standard WHO, Terbukti Ampuh Bunuh Kuman

Antiseptik dan desinfektan memang ampuh untuk membunuh mikroorganisme penyebar penyakit.

Keduanya juga seringkali dianggap sama oleh banyak orang, padahal sebenarnya berbeda.

Beberapa orang mungkin masih belum paham apa perbedaan antiseptik dan desinfektan.

Baik antiseptik dan desinfektan, keduanya terbuat dari bahan kimia yang disebut dengan biosida.

Namun, kandungan biosida dalam antiseptik lebih rendah daripada desinfektan.

Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Ini Beda Antiseptik dan Desinfektan, Cairan Pencegah Infeksi Kuman', berikut perbedaan antiseptik dan desinfektan.

Antiseptik

Antiseptik bekerja dengan menghentikan atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme.

Zat ini biasanya digunakan di rumah sakit dan pengaturan medis lainnya untuk mengurangi risiko infeksi selama operasi dan berbagai prosedur medis lainnya.

Antiseptik digunakan untuk melindungi tubuh manusia atau dengan diaplikasikan di permukaan kulit.

Melansir Healthline, antiseptik biasanya digunakan untuk berbagai hal berikut:

- Mencuci tangan. Profesional medis menggunakan antiseptik untukmembersih tangan dari berbagai mikroorganisme penyebab penyakit.

- Membasmi kuman di membran mukosa atau organ internal. Antiseptik dapat diaplikasikan pada uretra, kandung kemih, atau vagina untuk membersihkan daerah tersebut sebelum memasukkan kateter. Zat ini juga dapat membantu mengobati infeksi di area tersebut.

- Membersihkan kulit sebelum operasi. Antiseptik juga dapat diaplikasikan pada kulit sebelum segala jenis operasi untuk melindungi terhadap mikroorganisme berbahaya yang mungkin ada pada kulit.

- Mengobati infeksi kulit. Anda dapat membeli antiseptik OTC untuk mengurangi risiko infeksi pada luka ringan, luka bakar, dan luka.

- Mengobati infeksi tenggorokan dan mulut. Beberapa pelega tenggorokan mengandung antiseptik untuk membantu mengatasi sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri.

Antiseptik juga terdiri dari berbagai variasi seperti berikut:

- Klorheksidin dan biguanida yang biasa digunakan pada luka terbuka dan saluran kandung kemih.

- Larutan antibakterial untuk membantu mengobati luka dan luka bakar.

- Peroksida dan permanganat yang sering digunakan dalam obat kumur antiseptik dan luka terbuka.

- Turunan fenol terhalogenasi yang biasa digunakan dalam larutan pembersih dan sabun.

Beberapa antiseptik mengandung bahan kimia kuat yang dapat menyebabkan iritasi atau luka bakar jika diaplikasikan pada kulit tanpa diencerkan terlebih dahulu.

Bahkan, penggunaan antiseptik berlebihan juga bisa mengakibatkan dermatitis kontak iritan.

Kita juga harus menghindari penggunaan antiseptik OTC untuk luka serius seperti:

- Cedera mata

- Gigitan manusia atau hewan

- Luka yang dalam atau besar

- Luka bakar parah

- Luka yang mengandung benda asing.

Desinfektan

Desinfektan juga memiliki fungsi yang serupa dengan antiseptik.

Namun, zat kimia dalam desinfektan memiliki sifat yang keras bahkan panas sehingga lebih cocok digunakan pada benda mati yang berpotensi menjadi sarang mikroorganisme penyebab penyakit.

Melansir Hello Sehat, desinfektan dibagi menjadi dua jenis penggunaan, yaitu di rumah sakit dan untuk penggunaan umum.

Penggunaan desinfektan di rumah sakit cukup penting untuk mengendalikan infeksi yang tersebar.

Cairan ini juga dipakai untuk mensterilkan alat medis, lantai, dinding, dan permukaan lainnya.

Sementara itu, desinfektan yang masih tergolong umum dipakai di rumah, kolam renang, dan sebagai pemurni air.

Desinfektan juga diklaim lebih efektik untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit daripada cairan pembersih lainnya.

Meski ampuh membunuh kuman dan virus penyebab penyakit, desinfektan mengandung senyawa kimia yang cukup kuat ini ternyata dapat menimbulkan berbagai efek samping terhadap kesehatan dan lingkungan.

Penggunaan cairan desinfektan juga dapat menimbulkan keracunan pada anak-anak dan orang dewasa.

Penggunaan desinfektan jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko asma.

Cara Membuat Desinfektan

Ada cara mudah membuat desinfektan yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Seperti diketahui, desinfektan menjadi satu produk yang tengah diburu warga untuk mencegah penyebaran virus corona alias COVID-19. 

Kandungan yang terdapat dalam desinfektan diklaim bisa membunuh pertumbuhan virus dan kuman. 

Khususnya, COVID-19 yang sedang menghantui Indonesia.

Bagi Anda yang sulit mendapatkan cairan desinfektan di pasaran, tak perlu khawatir sebab bisa membuat sendiri dengan bahan-bahan yang ada di rumah.

Sebab kandungan bahan aktif pembunuh kuman di beberapa produk rumah tangga, ternyata bisa digunakan untuk membuat disinfektan sendiri/

Satu diantaranya adalah pemutih pakaian (bleach).

Cara kerja pemutih pakaian sebagai disinfektan hampir sama dengan alkohol.

Kandungan dalam pemutih pakaian bisa mengurai protein pada bakteri sehingga ampuh untuk membunuhnya. 

Pemutih pakaian juga merupakan disinfektan yang serbaguna.

Kandungannya membunuh hampir semua bakteri patogen, termasuk norovirus dan C. difficile juga spora.

The Center for Disease Prevention and Control (CDC) merekomendasikan untuk mencampur pemutih pakaian dengan air pada perbandingan 1:10.

Sementara World Health Organization (WHO) menjelaskan, klorin adalah disinfektan terbaik untuk membunuh virus H5N1 (Avian Influenza).

Ada dua alasan klorin baik digunakan sebagai disinfektan.

Pertama, produk rumah tangga berbahan dasar klorin (termasuk pemutih pakaian) dengan mudah ditemukan di negara-negara berkembang.

Kedua, klorin adalah senyawa yang aman digunakan di laboratorium untuk aktivitas PCR, karena klorin memisahkan nucleic acid.

Beberapa disinfektan lain seperti quaternary ammonium compound dan alcohol precipitate nucleic acid bisa menimbulkan hasil yang keliru dalam tes PCR.

Rumah sakit di dunia menggunakan pemutih pakaian dan beragam jenis disinfektan lain untuk membunuh kuman.

Sementara itu, jika berada di rumah, beberapa produk pemutih pakaian ini bisa digunakan untuk disinfektan:

1. Bayclin Lemon

Bahan aktif: Sodium hypochlorite 5.25%
Cara pengenceran: 20 ml per 1 liter air

2. Bayclin Regular

Bahan aktif: Sodium hypochlorite 5.25%

3. Proclin Pemutih

Bahan aktif: Sodium hypochlorite 5.25%
Cara pengenceran: 20 ml per 1 liter air

4. Soklin pemutih

Bahan aktif: Sodium hypochlorite (5.25%)
Cara pengenceran: 20 ml per 1 liter air

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved