Cara Membuat Desinfektan dengan Pemutih Pakaian Standard WHO, Terbukti Ampuh Bunuh Kuman
Ada cara mudah membuat desinfektan yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Ada cara mudah membuat desinfektan yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Seperti diketahui, desinfektan menjadi satu produk yang tengah diburu warga untuk mencegah penyebaran virus corona alias COVID-19.
Kandungan yang terdapat dalam desinfektan diklaim bisa membunuh pertumbuhan virus dan kuman.
Khususnya, COVID-19 yang sedang menghantui Indonesia.

Bagi Anda yang sulit mendapatkan cairan desinfektan di pasaran, tak perlu khawatir sebab bisa membuat sendiri dengan bahan-bahan yang ada di rumah.
Sebab kandungan bahan aktif pembunuh kuman di beberapa produk rumah tangga, ternyata bisa digunakan untuk membuat disinfektan sendiri/
Satu diantaranya adalah pemutih pakaian (bleach).
Pemutih pakaian sebagai disinfektan
Cara kerja pemutih pakaian sebagai disinfektan hampir sama dengan alkohol.
Kandungan dalam pemutih pakaian bisa mengurai protein pada bakteri sehingga ampuh untuk membunuhnya.
Pemutih pakaian juga merupakan disinfektan yang serbaguna.
Kandungannya membunuh hampir semua bakteri patogen, termasuk norovirus dan C. difficile juga spora.
The Center for Disease Prevention and Control (CDC) merekomendasikan untuk mencampur pemutih pakaian dengan air pada perbandingan 1:10.
Sementara World Health Organization (WHO) menjelaskan, klorin adalah disinfektan terbaik untuk membunuh virus H5N1 (Avian Influenza).
Ada dua alasan klorin baik digunakan sebagai disinfektan.
Pertama, produk rumah tangga berbahan dasar klorin (termasuk pemutih pakaian) dengan mudah ditemukan di negara-negara berkembang.
Kedua, klorin adalah senyawa yang aman digunakan di laboratorium untuk aktivitas PCR, karena klorin memisahkan nucleic acid.
Beberapa disinfektan lain seperti quaternary ammonium compound dan alcohol precipitate nucleic acid bisa menimbulkan hasil yang keliru dalam tes PCR.
Rumah sakit di dunia menggunakan pemutih pakaian dan beragam jenis disinfektan lain untuk membunuh kuman.
Sementara itu, jika berada di rumah, beberapa produk pemutih pakaian ini bisa digunakan untuk disinfektan:
1. Bayclin Lemon
Bahan aktif: Sodium hypochlorite 5.25%
Cara pengenceran: 20 ml per 1 liter air
2. Bayclin Regular
Bahan aktif: Sodium hypochlorite 5.25%
3. Proclin Pemutih
Bahan aktif: Sodium hypochlorite 5.25%
Cara pengenceran: 20 ml per 1 liter air
4. Soklin pemutih
Bahan aktif: Sodium hypochlorite (5.25%)
Cara pengenceran: 20 ml per 1 liter air
Sejarah pemutih pakaian
Aktivitas memutihkan pakaian telah dikenal oleh bangsa Mesir pada 5.000 SM.
Dua ribu tahun kemudian, aktivitas memutihkan pakaian dilakukan oleh orang Eropa menggunakan abu dari kayu yang dicampur menggunakan air.
Pada tahun 1.000-1.200 masehi, orang Belanda menjadi pakar dalam hal mencuci pakaian.
Mereka mencampurkan susu basi dalam larutan abu kayu tersebut.
Namun, proses memutihkan pakaian pada masa itu butuh waktu lama yaitu lebih dari 12 jam.
Pada 1772, ahli kimia kelahiran Jerman Karl Wilhelm Scheele adalah orang pertama yang menemukan klorin (chlorine), yang menjadi bahan utama pemutih pakaian dalam produk rumah tangga modern.
Dua puluh tahun kemudian, ilmuwan Perancis bernama Claude Louis Berthollet menemukan bahwa klorin yang dicampur dengan kalium karbonat menjadi pemutih baju yang sangat ampuh.
Sampai akhirnya pada 1897, Sears Roebuck & Co menjadi perusahaan pertama yang memasarkan pemutih pakaian.
Mereka memasukkan lima produk dalam katalog: ammonia, borax, lye, blueing, dan dry blueing.
Dua produk terakhir menggunakan bahan dasar dari tanaman, terutama indigo, untuk membuat pakaian lebih putih atau kebiruan.
Kegunaan klorin dalam pemutih pakaian sebagai disinfektan pertama kali dilakukan di Austria pada 1847.
Para staf di Vienna General Hospital mulai menggunakan pemutih untuk menghalau “childbed fever”, infeksi parah yang menewaskan banyak wanita seusai melahirkan.
Pemutih pakaian kerap digunakan di rumah sakit semenjak itu.
Kemudian pada 1913, The Electro-Alkaline Co. yang berlokasi di California adalah perusahaan pertama pembuat sodium hypochlorite bleach.
Perusahaan tersebut menyadari kegunaan pemutih sebagai disinfektan selain memutihkan pakaian.
Mereka pun menjual produk-produk tersebut hanya pada perusahaan laundry besar dan perusahaan air.