Lapor Cak

Fasilitas Parkir Para Difabel di Taman Bungkul Surabaya Disalahgunakan

Sejumlah kendaraan R2 terparkir di area parkir khusus difabel di Taman Bungkul Surabaya.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Parmin
surya.co.id/christine ayu nurchayanti
Sejumlah kendaraan R2 parkir di area parkir khusus difabel di Taman Bungkul Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Taman Bungkul telah menyediakan beragam fasilitas, mulai dari toilet, taman bermain, tempat duduk, sampai lahan parkir.

Beberapa di antaranya didesain untuk para difabel yang ingin mengunjungi taman seluas 900 meter tersebut.

Sayangnya, fasilitas yang diperuntukkan bagi para difabel itu kerap disalahgunakan sejumlah oknum, seperti yang terlihat di halaman parkir.

Beberapa kendaraan R2 terparkir di area yang berada di sisi utara Taman Bungkul tersebut, meskipun sudah terdapat tanda parkir khusus difabel. Terlebih lagi, tidak ada tindakan tegas dari juru parkir.

Para difabel pun menyayangkan hal ini, di antaranya Tika Fitri Andini. Menurutnya, parkir difabel tak seharusnya diserobot oleh non-difabel.

"Parkir tersebut didesain untuk mempermudah para difabel, mulai dari tuna daksa, tuna wicara, tuli, dan lainnya. Biasanya motor diparkir terlalu mepet, oleh karena itu parkir antara difabel dan umum harus dipisahkan," kata Tika kepada Surya, akhir pekan lalu.

Mahasiswi Universitas Airlangga ini menganggap masyarakat kurang mendapatkan sosialisasi terkait hal tersebut.

"Masih ada masyarakat yang belum tahu tentang fasilitas untuk difabel, seperti ramp, guiding block, dan parkir. Sebaiknya instansi terkait mengedukasi masyarakat lebih masif lagi," terang Tika.

Beberapa kali, lanjutnya, ia mendapati penyalahgunaan fasilitas difabel. Paling sering yakni guiding block yang sering dijadikan alas berjualan.

"Ini karena memang banyak yang belum tahu fungsi dari fasilitas tersebut," ungkapnya.

Menurut Tika, fasilitas khusus difabel sangat penting karena memberikan kemudahan saat berada di luar.

Tak hanya para difabel, hal ini juga disayangkan oleh masyarakat umum, di antaranya Kamila Rizky.

"Di parkir difabel Taman Bungkul memang saya lihat sering dipakai parkir sama umum. Padahal harusnya itu khusus untuk teman-teman berkebutuhan khusus," kata Kamila.

Menurutnya, meski tidak ada difabel yang datang dan parkir di sana, areanya tetap harus dikosongi.

"Karena nggak tahu kalau tiba-tiba teman difabel datang terus lahan parkirnya tidak ada yang bisa digunakan. Kan kasihan, mau parkir di mana?," katanya.

Tidak mungkin, lanjut Kamila, jika parkir di tempat parkir umum karena tempatnya tidak representatif.

"Saya berharap area parkir tersebut tetap steril dan dikondisikan hanya untuk teman difabel. Menurut saya, pengosongan area tersebut tidak mempengaruhi lahan parkir yang masih luas sekali," tandasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved