Jawa Timur Waspada Virus Corona

Mencegah Penularan Virus Corona, Pekerja Migran Asal Tulungagung Disarankan Menunda Pulang Kampung

Pemkab Tulungagung menyarankan para pekerja migran yang berada di luar negeri untun menunda kepulangannya

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id/David Yohanes
Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto Dharmoredjo. 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung melalui Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto Dharmoredjo menyarankan para pekerja migran yang berada diluar negeri menunda kepulangan.

Hal ini sebagai antisipasi penularan virus corona (Covid-19) dari para pekerja migran ke keluarganya.

"Terutama pekerja migran dari negara-negara yang terpapar virus corona. Sayangilah keluarga, lebih bijaksana jangan pulang dulu," terang dr Supriyanto, selepas rapatt Satgas Covid-19 di Pendopo Kabupaten Tulungagung, Senin (16/3/2020).

Lanjut Supriyanto, saran ini dengan pertimbangan risiko penularan.

Virus corona bisa bertahan di baju dengan suhu dingin pesawat selama 10 jam.

Sedangkan pada besi pegangan koper bisa bertahan selama 12 jam.

Setelah sampai rumah, virus itu dengan mudah bisa menular ke anggota keluarga lain.

"Sampai rumah kopernya dibuka anggota kelaurga lain. Cipika-cipiki, virusnya pindah ke anggota keluarga," sambung dr Supriyanto.

Karena itu, dr Supriyanto melalui Satgas Covid-19 akan mengusulkan untuk melakukan sosialisasi ke keluarga tenaga migran.

Sebab yang bisa membujuk para tenaga migran ini hanya keluarganya sendiri.

Namun diakui, saran ini tidak efektif bagia pekerja migran yang masa kontraknya sudah habis.

"Lain cerita kalau masa kontraknya sudah habis. Sayangi keluarga, tunda kepulangan dulu," tegas dr Supriyanto.

Dokter yang pernah dinobatkan sebagai direktur rumah sakit terbaik dunia ini mengingatkan, orang yang sehat bisa menjadi "carrier" atau pembawa virus.

Seseorang bisa saja terkena virus corona tapi tidak sakit karena sistem imunnya bagus.

Namun dia bisa menjadi pembawa virus dan menularkan ke orang lain.

"Bukan tidak kangen, tapi kalau bisa sayangi keluarga. Karena yang sehat belum tentu tidak menularkan (virus corona)," tutur dr Supriyanto.

Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Yumar, pihaknya sudah bekerja sama dengan otoritas bandara untuk memantau kepulangan para pekerja migran.

Langkah ini diambil karena Tulungagung adalah salah satu basis pekerja migran, termasuk ke negara-negara yang terpapar virus corona.

Disnakertrans telah mendapatkan data setiap pekerja migran yang pulang, baik nama maupun alamat tempat tinggal mereka.

Dari awal Jjanuari 2020 hingga sekarang ada 60 tenaga kerja migran yang diketahui pulang ke Tulungagung.

Sampai saat ini belum ada di antara mereka yang menjadi pasien dalam pengawasan (PDP).

Namun yang perlu diantisipasi, banyaknya tenaga kerja migran yang pulang kampung menjelang ramadhan dan idul fitri.

"Setiap tahun ada sekitar 3000 hingga 4000 tenaga kerja migran yang pulang kampung saat ramadhan dan idul fitri. Ini yang akan kami antisipasi melalui Satgas (virus corona)," terang Yumar.

Diakui Yumar, tidak mungkin Satgas melarang kepulangan para pekerja migran ini.

Yang dilakukannya hanya sekedar melakukan sosialiasi dan memberikan saran kepada pihak keluarga.

Secara teknis Satgas Virus Corona Kabupaten Tulungagung yang akan menetapkan langkah-langkah yang akan diambil.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved