King Kobra Garaga Dilepas ke Alam, Banyak yang Kecewa, Panji Petualang Bingung & Beri Pesan Ini
Ular jenis Kng Kobra Garaga sudah dilepas oleh Panji Petualang ke alam bebas beberapa pekan lalu.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Ular jenis Kng Kobra Garaga sudah dilepas oleh Panji Petualang ke alam bebas beberapa pekan lalu.Keputusan Panji Petualang melepas King Kobra Garaga ini tak lepas dari tuduhan yang selama ini ditujukan padanya setiap ada kasus kematian gara-gara digigit ular.
Meski sudah cukup lama melepas ular tersebut, nyatanya Panji Petualang masih merasakan efek dari keputusan besarnya itu.
Saat ditemui Kompas (jaringan SURYA.co.id), Panji Petualang mengaku banyak warganet yang kecewa saat ia melepas King Kobra Garaga ke alam bebas.
Bahkan, tindakannya itu berujung pada berkurangnya jumlah subscriber Youtube pribadinya.
"Ya mereka banyak yang kecewa, ada beberapa yang nge-dischannel YouTube gue, karena sudah terlalu over (suka) ke Garaga," ucap Panji saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (12/3/2020), dikutip dari Kompas dalam artikel berjudul "Panji Petualang Sebut Subscriber Berkurang Setelah Garaga Dilepas Liarkan".
Panji sendiri tak mengerti kenapa Garaga bisa viral dan akhirnya disukai banyak orang.
"Gue juga bingung Garaga kok se-viral itu," ujarnya.

Akan tetapi, Panji Petualang selalu memberi pengertian pada penggemar King Kobra Garaga bahwa ular tersebut memang hewan liar yang harus hidup di habitat aslinya.
"Memang harus di alam bukan di kandang, tapi beberapa yang paham bisa mengerti," ucapnya.
Panji pun mengungkapkan, sebenarnya ia masih memiliki king kobra lain yang diselamatkan dari konflik dengan manusia.
"Nah sebenarnya akan ada garaga-garaga lain yang harus gue selamatkan, dan sebenarnya di rumah juga masih ada enam king cobra karena konflik dengan manusia," tutur Panji.
Panji yang dikenal sebagai pawang hewan buas menambahkan, ia tak begitu saja melepaskan Garaga.
Setidaknya selama enam bulan, ia masih memantau Garaga untuk memastikan king cobra tersebut cocok di habitat barunya.
"Kami pantau dia ke mana larinya, makan atau enggak di situ. Kalau memang dia enggak bisa hidup, ya kami balikin ke shelter dan cari tempat yang lebih bagus," ucapnya.
