Pilkada Sidoarjo 2020
Penduduk Sidoarjo Ingin Bupati yang Tidak Korupsi, Cak Nur Harus Buktikan Beda dari Abah Ipul
Survei Pilkada ITS menunjukkan Masyarakat Sidoarjo paling menginginkan pemimpin yang jujur dan tidak korupsi.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Eben Haezer Panca
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
SURYA.co.id | SURABAYA - Tim Survei Pilkada Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merilis kriteria sosok pemimpin Kabupaten Sidoarjo yang diinginkan oleh masyarakat pada Pilkada Sidoarjo 2020.
Dari survei tersebut menunjukkan Masyarakat Sidoarjo paling menginginkan pemimpin yang jujur dan tidak korupsi.
Dari survei ITS, kriteria tersebut berada di posisi paling tinggi dengan nilai mencapai 4,63 dari rentang nilai 1-5.
Disusul dengan kriteria yang mampu mengatasi masalah ekonomi dengan nilai 4,61, lalu sosok yang mampu mengatasi masalah lingkungan sebesar 4,58.
Menyusul, ada kriteria yang memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah pendidikan dengan nilai 4,55 dan sosok yang mampu mengatasi masalah kesehatan juga mempunyai nilai yang sama yaitu 4,55.
“Jujur ternyata menjadi preferensi yang juga didambakan warga Sidoarjo. Hanya, di warga Sidoarjo, jujur ditekankan pada sikap tidak korupsi,” ujar Tenaga Ahli Tim Survei Pilkada JTV-ITS, Agnes Tuti Rumiati.
Agnes Tuti tidak bisa memastikan, apakah itu dampak dari aksi operasi tangkap tangan (OTT) Bupati Sidoarjo Saiful Illah (Abah Ipul) atau karena faktor lain.
“Temuan survei, karakter tidak korupsi dianggap paling penting warga Sidoarjo, itu karena faktor apa, kami belum ada riset untuk itu,” tambahnya.
Kondisi ini menurut Agnes, mempunyai sisi positif dan negatif untuk Wakil Bupati Sidoarjo yang saat ini menjadi Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin (Cak Nur).
"Usahanya harus tinggi. Kalau bisa menunjukkan bersih ia akan mendapatkan respek dari masyarakat karena bisa membuktikkan 'ini lo saya beda'," ucap Agnes.
Cak Nur mempunyai kesempatan untuk membuktikan bahwa ia berbeda dengan Saiful Ilah di sisa masa jabatannya hingga Februari 2021.
"Sedangkan (calon-calon) yang lain hanya memasang foto disana-sini yang belum tentu orang yang lewat tahu siapa yang ada di foto itu dan seperti apa kapasitasnya," ucapnya.