Sambang Kampung

Menengok Aktivitas Community of Arek Kedung Klinter Surabaya Lestarikan Permainan Tradisional

Bersama rekannya, Siswadi, warga RT 4 RW 3 Kedungdoro, menginisiasi Community of Arek Kedung Klinter Surabaya.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Parmin
surya.co.id/sugiharto
Anak-anak Kedung Klinter Kelurahan Kedungdoro Surabaya bermain ular tangga. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Maraknya generasi merunduk alias kecanduan bermain gadget, menggerakkan warga RW 3 Kelurahan Kedungdoro untuk berbuat sesuatu.

Bersama rekannya, Siswadi, warga RT 4 RW 3 Kedungdoro, menginisiasi Community of Arek Kedung Klinter.

Berbagai kegiatan dilakukan oleh komunitas yang berdiri pada 2017 ini. Di antaranya yakni giat membudayakan kembali dolanan anak.

"Tujuan awalnya memang ingin mengangkat kembali kebudayaan yang sudah banyak ditinggalkan, khususnya dolanan lawas," ungkap Siswadi, Rabu (4/3/2020).

Komunitas ini aktif menyebarluaskan permainan tradisional seperti engklek, gobak sodor, patil lele, tarik tambang, dakon, dan sebagainya.

Anak-anak di RW 3 biasanya bermain bersama. Kadang, mereka juga membawa permainan tersebut ke luar kampung seperti saat mengikuti car free day (CFD) di Jalan Tunjungan Surabaya.

"Kami ingin mengajak anak-anak tidak bergantung dengan gadget. Saya percaya bahwa dolanan lawas bisa lebih mengedukasi. Anak-anak bisa belajar bergotong royong dan bekerja sama. Lama-lama, gadget kan membuat anak berpikir secara individual," ia memaparkan.

Tak sekadar bermain, Caksiscuk, sapaan akrabnya, percaya bahwa permainan tradisional banyak mengajarkan nilai-nilai yang sebaiknya ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.

"Kami punya ular tangga seluas dua kali tiga meter. Nah, biasanya kalau bermain kan membutuhkan bidak atau pion. Kalau ini, anaknya yang jadi pion. Mereka melangkah mengikuti jumlah dadu yang terlempar," Caksiscuk menerangkan.

Masing-masing kotak angka memuat berbagai pembelajaran karakter, mulai dari mengajak rajin belajar sampai menghindari sifat sombong.

"Misalnya, anak berhasil naik tangga jika rajin belajar. Artinya, rajin belajar merupakan hal yang baik. Begitu sebaliknya, sifat sombong akan membawa mereka turun. Anak-anak akan belajar kalau hidup bermasyarakat tidak boleh sombong," katanya menguraikan.

Ada juga permainan melempar karet yang mengajak belajar berhitung. Misalnya, jika si anak melempar lima karet tepat di atas nomor enam, maka ia harus menghitung lima dikali enam.

"Dengan demikian, mereka akan berlatih berhitung cepat," tandasnya.

Selama bermain, anak-anak dilarang membawa gadget kecuali ingin mendokumentasikan. Hal ini supaya mereka tidak kecanduan.

"Bukannya kami anti gadget, tapi memberi batasan jangan sampai memakainya di area bermain. Kalau yang ikut bermain, tidak boleh bermain gadget," urainya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved