Setelah 50 KKB Papua Dikalahkan Warga, Kelompok Egianus Kogoya Berondong Pos TNI, Berikut 5 Faktanya
Setelah 50 Anggota KKB Papua Dikalahkan Warga Kampung, Kelompok Egianus Kogoya Berondong Pos TNI, Berikut 5 Faktanya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Setelah 50 anggota kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua berhasil dikalahkan warga di Kampung Jagamin, Distrik Tembagapura, terjadi aksi teror di lokasi lain.
Anggota KKB Papua kelompok Egianus Kogoya menyerang pos TNI di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua pada Rabu (26/2/2020).
Sebelumnya, sekitar 50 anggota KKB Papua melakukan aksi teror di Kampung Jagamin, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua.
• KABAR DUKA, Anggota Brimob Bharada Doni Priyanto Gugur saat Baku Tembak dengan KKB Papua di Mimika
Para anggota KKB Papua itu berusaha menyandera tiga guru yang mengajar di SD Inpres Baluni pada Selasa (18/2/2020)
• KRONOLOGI LENGKAP KKB Papua Egianus Kogoya Serang TNI, 1 Brimob Tertembak & 1 Warga Tewas
• 50 Anggota KKB Papua Kalah dengan Warga Kampung, Gagal Sandera 3 Guru SD, Begini Kronologinya
Namun, aksi para KKB Papua itu berhasil dihentikan oleh petinggi dan warga Kampung Jagamin.
Mereka pun gagal menyandera ketiga guru SD tersebut.
Beberapa hari kemudian, Anggota KKB Papua kelompok Egianus Kogoya menyerang pos TNI pada Rabu (26/2/2020).
Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Pos TNI Diserang KKB Pimpinan Egianus Kogoya, 2 Luka Tembak, 1 Tewas'.
1. Kronologi awal
Serangan KKB Papua kelompok Egianus Kogoya ini terjadi sekitar pukul 11.45 WIT.
Saat itu pos TNI yang berada di Kampung Koteka, Distrik Kenyam tiba-tiba diberondong tembakan dari arah seberang Sungai Kenyam.
Saat diserang, masyarakat di sekitar pos sedang melakukan acara bakar batu di lokasi yang berjarak sekitar 300 meter dari pos.
Sejak mendapat gangguan, seluruh personel pos segera melakukan tindakan prosedur pengamanan keliling pos (alarm stelling).
Sekitar pukul 16.15 WIT, KKB Papua kembali menembaki pos dengan gencar dari arah perkampungan.
2. Warga berhamburan

Tembakan tersebut membuat masyarakat yang sedang melaksanakan upacara bakar batu berhamburan untuk mencari perlindungan.
"Saksi mata melihat 4 orang KKB Papua dengan membawa 3 pucuk senjata jenis AK terus melakukan tembakan ke arah pos saat masyarakat berhamburan," kata Dax.
Kemudian, komandan pos memerintahkan seluruh anggota pos untuk menahan tembakan sampai konsentrasi massa bubar.
Tembakan balasan baru dilakukan ke arah sumber tembakan setelah konsentrasi massa bubar.
3. Satu anggota brimob tertembak
Saat mendengar bunyi tembakan, sambung Dax, salah satu personel Brimob yang bertugas di Distrik Kenyam, Brigpol Junaedi berusaha merapat ke pos TNI untuk membantu perkuatan.
Namun, yang bersangkutan terkena tembakan dari KKB Papua sebelum berhasil tiba di pos.
Brigpol Junaedi menderita luka tembak di dada tembus ke punggung.
"Pagi ini (27/2/2020) Junaedi sudah dievakuasi dan menjalani perawatan di Timika," kata dia.
Menurut Dax, kontak tembak berlangsung sekitar 10 menit.
4. Dua warga kena peluru nyasar

Setelah situasi kondusif, masyarakat melaporkan adanya 2 orang warga yang terkena tembakan.
Diduga, kedua korban terkena peluru nyasar saat terjadi kontak tembak ketika mencari perlindungan setelah mengikuti acara bakar batu.
"Satu orang laki-laki bernama Yosman Wasiangge dilaporkan mendapat luka tembak di punggung, dan satu orang perempuan bernama Waslina Tabuni menderita luka tembak di bagian leher.
Kedua korban segera dievakuasi untuk mendapat perawatan di Puskesmas Kenyam namun nyawa Waslina Tabuni tidak dapat diselamatkan oleh tim medis," ujar Dax Sianturi
"Saat ini situasi Distrik Kenyam sudah berangsur kondusif. Personel TNI-Polri masih disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan keamanan dari KKB Papua," tambah Dax.
5. Teror sebelumnya, berusaha sandera 3 guru SD
Sebelumnya, sekitar 50 anggota KKB Papua melakukan aksi teror di Kampung Jagamin, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua.
Para anggota KKB Papua itu berusaha menyandera tiga guru yang mengajar di SD Inpres Baluni.
Namun, aksi para KKB Papua itu berhasil dihentikan oleh petinggi dan warga Kampung Jagamin.
Mereka pun gagal menyandera ketiga guru SD tersebut.
Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L Nainggolan membenarkan insiden itu. Ketiga guru tersebut sudah ditangani pihak kepolisian.
"Ketiganya sedang ditangani pihak kepolisian," kata Pio, Rabu (26/2/2020), seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Masyarakat Gagalkan Upaya KKB Sandera Tiga Guru SD di Tembagapura'.
Berikut rangkuman kronologinya:

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, insiden itu terjadi pada Selasa (18/2/2020).
Ketika itu, sekitar 50 anggota KKB memasuki Kampung Jagamin mencari masyarakat non-Papua.
Mereka pun menemukan tiga guru SD Inpres Baluni yakni, Eustakhius Lefteuw, Agustinus Sere, dan Bonifantura Pakairuru.
KKB Papua hendak membawa ketiganya sebagai sandera.
Tapi, usaha itu digagalkan petinggi dan masyarakat Kampung Jagamin. Berdasarkan kesepakatan masyarakat, tiga guru itu dievakuasi ke Timika.
Mereka pun diantar masyarakat dengan berjalan kaki menuju lapangan terbang di Arwanop, Kampung Anggogoin pada Rabu (19/2/2020).
Mereka kemudian melapor ke pos Satgas Pamrahwan Arwanop Yonif 754/20/3/Kostrad.

Pada Rabu (26/2/2020), tiga guru itu kemudian dievakuasi ke Kota Timika menggunakan Helikopter Bell 412/P-3002 milik Polri, dan mendarat di Bandara Mozes Kilangin.
Ketiganya kemudian dibawa ke Mako Brimob Batalyon B Timika untuk dimintai keterangan oleh Satgas Nemangkawi.