Kesehatan
dr Sahar : Tak Perlu Takut Jalani Pembedahan Kanker Payudara
Tindakan pembedahan tersebut, kata Sahar bisa dilakukan untuk mengangkat benjolannya saja dengan menggunakan alat yang canggih.
SURYA.co.id | SURABAYA - Pembedahan merupakan salah satu tindakan dalam menangani kanker payudara.
Sayangnya, masyarakat masih menganggapnya sebagai treatment yang menakutkan. Akibatnya, tidak banyak yang berani melakukannya.
Hal ini disampaikan oleh dr Sahar Bawazeer SpB, dokter spesialis bedah sekaligus Direktur Utama MedicElle Clinic.
"Masih banyak yang menganggap tindakan ini harus dilakukan dengan cara mengangkat semua payudara atau maksektomi. Ini merupakan metode lama," terangnya.
Tindakan pembedahan tersebut, kata Sahar bisa dilakukan untuk mengangkat benjolannya saja dengan menggunakan alat yang canggih.
"Sebelum dilakukan tindakan pembedahan, dokter terlebih dahulu melakukan tripel diagnostik, yakni radiologi, mamografi atau USG, dan patologi pada pasien," ia menguraikan.
Jika sudah diketahui jenis benjolannya, maka dokter akan menyampaikan treatment yang paling tepat.
Pada kasus kanker payudara, tindakan pembedahan untuk mengambil benjolan dan jaringan sekitar atau yang disebut lumpekomi, disarankan jika benjolan berukuran kecil.
"Apabila benjolan yang ditemukan berukuran besar, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan kemoterapi untuk memperkecil. Setelah itu, baru dilakukan lumpektomi," terangnya.
Lebih lanjut, Sahar mengatakan, dalam pembedahan, payudara dilihat dengan cara dibagi dalam sisi kuadrat.
"Jika ada dua benjolan dalam satu sisi kuadrat yang sama, bisa dilakukan pembedahan. Sebaliknya, tindakan ini tidak bisa dilakukan jika terdapat dua benjolan pada sisi kuadrat berbeda," ia mengutarakan.
Pasca pembedahan, pasien diharuskan melakukan terapi radiasi atau radio terapi untuk mengetahui adanya penyebaran kanker.
"Pasien harus segera melakukan radioterapi secepatnya untuk memastikan hal tersebut. Jika terlalu lama, misalnya sampai 6 bulan pasca pembedahan, tidak ada artinya karena bisa jadi kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya," paparnya.
Pembedahan lumpektomi dan maksektomi, lanjutnya, sama-sama memiliki kemungkinan terjadi kekambuhan antara satu sampai dua persen.
"Asalkan setelah tindakan pasien melakukan check up secara rutin. Jika ada kekambuhan, dapat dilakukan operasi ulang," tutup Sahar.
Undang Pakar Gizi UGM, Webinar Ajinomoto Bahas Pencegahan Pre-eklampsia pada Ibu Hamil |
![]() |
---|
Pentingnya Mengatur Pola Makan Anak dari Dokter RS Darmo Surabaya, 'Fokus Sejak Pertama Kali Makan' |
![]() |
---|
3 Gerakan Workout ini Bisa Bantu Bakar Lemak Perut, Paha, dan Pantat |
![]() |
---|
Heboh Jamur Enoki Ditarik karena Terkontaminasi Bakteri Listeria, Ini Penjelasan dan Gejala Infeksi |
![]() |
---|
9 Tips Aman Gowes di Masa Pandemi Covid-19 dari Pakar, Perhatikan Cara Pemakaian Masker |
![]() |
---|