Pilwali Surabaya 2020
Paparan Visi Misi M Sholeh di Konvensi Bacawali Surabaya, 4 Program ini Prioritasnya
Bakal Calon Walikota Surabaya, M Sholeh, memaparkan sejumlah program jika terpilih sebagai Walikota Surabaya pada Pilwali Surabaya 2020.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Parmin
SURYA.co.id, SURABAYA – Bakal Calon Walikota Surabaya, M Sholeh, memaparkan sejumlah program jika terpilih sebagai Walikota Surabaya pada Pilwali Surabaya 2020.
Hal ini ia sampaikan dalam paparan di Konvensi Walikota Surabaya, Minggu (16/2/2020).
Di antara program yang menarik adalah penyediaan lapangan kerja.
Pada pemaparannya, Sholeh menyebut empat program prioritas yang akan ia lakukan.
Pertama, menyelesaikan polemik kepemilikan tanah dalam sertifikat hijau atau surat ijo. Sholeh mengingatkan bahwa komitmen dukungan kepada warga atas sengkarut surat ijo sudah dilakukan mulai 2015.
Saat itu, Sholeh menjadi pengacara warga dalam gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk meminta MK untuk melakukan tafsir konstitusional agar ’tanah yang tidak digunakan oleh Pemda tidak bisa diklaim milik Pemda’.
”Sejak lima tahun lalu, kami ingin membantu penyelesaian soal surat ijo,” katanya.
Masalah kedua, Sholeh ingin menyelesaikan pengelolaan parkir di Surabaya. ”Masalah tukang parkir. Dari tahun ke tahun, masalah ini tidak pernah berubah,” ujarnya.
Berikutnya, soal permasalahan kualitas air yang dihasilkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada. Apabila terpilih, ia berjanji akan berjanji meningkatkan kualitas air di Surabaya.
Menurut Sholeh, air di Surabaya seharusnya layak minum karena didasarkan pada nama perusahaan penghasilnya. Hal ini pula yang membuatnya menggugat Wali Kota dan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada untuk mengganti nama apabila air di Surabaya tak layak minum.
”Soal PDAM selama ini jarang disentuh. Padahal, ibarat kita ini disuguhi sinom tapi nggak bisa diminum. Kalau dari awal yang dibikin air yang bisa diminum, ya harusnya bisa diminum,” katanya.
Masalah terakhir adalah soal pendidikan dan ketersediaan lapangan kerja. Ia mewajibkan setiap perusahaan di Surabaya memiliki 80 persen karyawan ber-KTP Surabaya.
”Hal ini menjadi perlindungan untuk warga Surabaya. Sebab, seringkali warga Surabaya berpendidikan SMA kalah dari warga luar kota yang berpendidikan S1. Padahal, warga yang lulus SMA di Surabaya ini banyak,” katanya.
Oleh karena itu, untuk bisa mengawal berbagai program tersebut, ia terlebih dahulu harus bisa menang. Pihaknya pun optimis untuk mendftar melalui jalur independen.
”Dominasi partai harus kita patahkan. Calon partai harus bisa dikalahkan,” tegasnya.
Selain Sholeh, acara ini juga diikuti para Bacawali lain seperti Gamal Albinsaid (praktisi kesehatan), Reni Astuti (Anggota DPRD dari Fraksi PKS), dan Hariyanto (Ketua Peradi Surabaya).
Selain itu, ada pula Sutjipto Joe Angga (politisi PDI Perjuangan), Rudy Marudut (aktivis 98), hingga Laksamana Muda TNI (Purn) Untung Suropati (mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut/Dispenal).
Para bacawali ini menyampaikan visi dan misi di hadapan warga masyarakat dan juga sejumlah panelis dari berbagai latarbelakang.
Di antaranya, Prof Sam Abede Pareno (tokoh jurnalis yang juga guru besar Unitomo, hingga Chusnul Mar'iyah (mantan Komisioner KPU RI dan juga Dosen Ilmu Politik UI juga Keynote Speaker acara tersebut.