Kelumpuhan Akibat Kecelakaan Kerja Membawa Jamal Kembali Berjalan ke Dunia Seni
Karya seni kembali menjadi mata pencariannya, setelah sejak 12 tahun yang lalu, mengalami lumpuh tidak bisa berjalan akibat kecelakaan kerja.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Sejak remaja, Jamaludin sudah hobi membuat karya seni. Terutama lukisan dengan kanvas dan cat.
Tapi ketika dewasa, pria asal Kraksaan, Probolinggo ini sibuk menjadi karyawan di berbagai perusahaan.
Karya seni kembali menjadi mata pencariannya, setelah sejak 12 tahun yang lalu, mengalami lumpuh tidak bisa berjalan akibat kecelakaan kerja.
Mencari rumah Jamaludin, di kawasan Kenjeran, bisa dibilang susah-susah mudah. Dengan alamat Jalan Kenjeran Gang III Kota Surabaya, merupakan daerah dengan lalu lintas cukup padat mulai dari pagi hingga sore hari.
Dari kawasan segitiga ekonomi Surabaya Utara, setelah Jalan Kapasan, harus mulai jeli mencari gang III yang berada sekitar 300 meter dari perempatan lampu merah.
"Setelah perempatan lampu merah, arah timur sebelah kiri, 300 meter ada gang III. Setelah masuk, tanyakan saja rumah Ustad Jamal," tulis pesan WhatsApp (WA) Jamal, sapaan akrab Jamaludin, saat menjawab pedoman tempat tinggal yang juga disebutnya sebagai tempat workshop kerajinannya itu.
Setelah masuk gang III, bertanya ke bebarapa orang, rumah dan workshop Jamal berada di dalam gang sempit. Hanya bisa dicapai dengan jalan kaki.
"Parkir motornya di depan sumur. Masuk ke gang itu, lewat dapur rumah orang," kata seorang tetangga Jamal.
Setelah menemukan rumah sekaligus ruang workshop dengan nama CV Debok itu, Jamal terlihat duduk lesehan di atas tikar.
"Silakan masuk, ini rumah sekaligus workshop saya," sapa Jamal, di ruangan sekitar 4 x 4 meter, yang penuh dengan kanvas berupa papan yang permukaannya sudah tertutup lembaran pelepah kering dari batang pisang.
Sebelum bercerita, pria kelahiran 1970 itu, meminta maaf kalau harus duduk berselonjor. Dia mengaku karena ada masalah dengan tulang punggungnya, sehingga sulit untuk menggerakkan.
"Apalagi jalan, saya sudah tidak bisa," kata Jamal, sambil tangannya menarik salah satu kanvas.
Kemudian Jamal menarik kantong plastik dan dalam kantong plastik itu sudah ada guntingan lembaran pelepah pisang dengan motif berbeda-beda dan model yang bermacam-macam.
Rencananya di kanvas itu akan ditampilkan gambar bangunan masjid sesuai dengan imajinasinya. Sambil asing memasang dengan menggunakan lem kayu, Jamal bercerita tentang kecelakaan kerja yang dialaminya.