Berita Surabaya
Delusi Massa Jadi Faktor Munculnya Kerajaan Fiktif Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat
Dalam ilmu psikologis, ada dua jenis kelompok penyebab munculnya kerajaan fiktif, seperti Sunda Empire dan Kerajaan Keraton Agung Sejagat
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Belakangan muncul kerajaan-kerajaan fiktif di sejumlah daerah dan bahkan hingga viral. Dalam ilmu psikologis, ada dua jenis kelompok penyebab munculnya kerajaan fiktif.
Pertama, dikarenakan delusi keagungan (grandiose delusion), seperti kerajaan fiktif Sunda Empire di Bandung.
Sedangkan kelompok satunya karena perilaku persuasif (membujuk) untuk mendapatkan keuntungan, seperti kasus di Kerajaan Keraton Agung Sejagat di Purwokerto.
Menurut saya, kasus Sunda Empire lebih cenderung pada gangguan mental delusi.
Hal itu dibuktikan dengan pemikiran mereka yang bisa berkomunikasi dengan Jack Ma (pendiri Alibaba) dan berpikir tentang usaha-usaha terbaru yang mengarah pada teknologi masa depan.
Dalam kasus ini, mereka mendirikan kerajaan karena mampu mempersuasikan seseorang.
Artinya, mereka melakukan gerakan secara berulang-ulang untuk meyakinkan masyarakat, sehingga menimbulkan kepercayaan yang sebenarnya sebuah kebohongan.
Seakan-akan kerajaan yang mereka bangun ini berguna dan bermanfaat bagi orang lain, seperti status sosial berubah, bertambahnya ekonomi dan sebagainya.
Dampak bagi kelompok penganut kerajaan ini bukan pada membahayakan diri, melainkan justru membangun rasa untuk mendapatkan keuntungan dari adanya kerajaan fiktif ini.
Apalagi jika dilihat secara global, saya menyebut masyarakat yang tergabung di dalamnya berada dalam kondisi sakit, dalam tanda kutip.
Dengan kata lain, ingin mendapatkan sesuatu dengan cepat, termasuk kesuksesan dengan instan.
Hampir semua kelompoknya tertipu.
Mereka yang tergabung tipikal masyarakat yang kurang percaya pada pemimpinnya.
Kemudian, si raja ini memunculkan sosok yang disukai oleh banyak orang dengan menjanjikan sesuatu pada masyarakat.