Lapor Cak

Dwi Senang Bisa Bekerja di Luar Negeri dengan Biaya Murah, Paspor PMI kini Gratis 

Calon pekerja migran Indonesia (PMI) mendapat pembekalan di BLK UPT Penempatan dan Perlindungan TKI (P2TKI) Disnakertrans Jatim, Selasa (22/1/2020).

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
surya.co.id/nuraini faiq
Calon pekerja migran Indonesia (PMI) mendapat pembekalan di BLK UPT Penempatan dan Perlindungan TKI (P2TKI) Disnakertrans Jatim, Selasa (22/1/2020). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Kini layanan bekerja ke luar negeri sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKI makin mudah dan berbiaya murah.

Tidak lagi berbiaya mahal seperti sebelumnya. Bahkan mereka akan dijamin penempatan kerja dan berasuransi. 

Calon PMI tak lagi ribet mengurus dokumen bekerja ke negeri orang. Disnakertrans Jatim melalui UPT Penempatan dan Perlindungan TKI (P2TKI) menjamin bekerja ke luar negeri yang aman dan prosedural.

Jatim bahkan memberi subsidi khusus kepada calon PMI itu saat mengurus dokumen paspor dan visa. Biaya urus paspor tak lagi dibebankan calon PMI, tapi ditanggung Pemprov Jatim. 

Bagi calon PMI pemula atau baru, biaya paspor disubsidi Pemprov Jatim alias gratis. Bagi yang pernah jadi PMI, biaya paspor normal. Rp 350.000.

"Saya total membayar Rp 2 juta mau bekerja di Malaysia. Ini bersih dan tinggal menunggu keberangkatan setelah pelatihan di sini," ucap Dwi Ayu Retnowati, asal Desa Pelampoan, Kecamatan Geneng, Ngawi, Selasa (22/1/2020).

Dwi mengira akan habis Rp 5 juta untuk bisa bekerja ke LN. Namun, setelah mengurus sendiri melalui Disnaker biayanya lebih murah. Biaya itu adalah untuk tes kesehatan, akomodasi, konsumsi selama pelatihan. 

Dengan cukup menegeluarkan biaya Rp 2 juta itu, Dwi yang menjadi operator industri elektronik Panasonic mengaku senang. Alumnus SMKN di Ngawi ini juga sudah mengurus jaminan BPJS ketenagakerjaan. 

Sejumlah negara tujuan PMI memang sesuai aturan besaran biayanya berbeda. Malaysia relatif lebih murah. Normal sebelum ini bisa Rp 5 jutaan. Kalau ke Taiwan paling mahal harus mengeluarkan biaya hingga di atas Rp 10 juta.

Di bawah Taiwan ada Hongkong dan Singapura dalam hal pembiayaan. Sesuai aturan, berlaku tarif pembiayaan bagi calon PMI yang bekerja di PN. Khusus bagi pekerja informal bahkan dikenakan biaya lebih mahal. 

Biaya keberangkatan ke luar negeri bagi calon PMI dengan eks-PMI berbeda. Pemula lebih mahal. Kalau yang pernah bekerja ke luar negeri pembiayaan selisih lebih murah. Selisihnya mencapai Rp 2 jutaan. 

UPT P2TKI telah memangkas semua persoalan para peminat bekerja ke LN dengan segala kemudahan. Disnakertrans Jatim sudah lama membuka layanan satu atap. Semua urusan dokumen perjalanan bekerja ke LN dilayani di satu tempat.

Tidak hanya di UPT P2TKI di Jl Bendul Merisi Surabaya. Dwi merasakan kemudahan layanan tersebut. "Saya tahu pekerjaan ini dari sekolah. Nanti selama sepuluh bulan berlaku potong gaji. Saya dikontrak dua tahun," jelas Gadis ini.

Kesan yang sama diaampaikan Abdul Jabar, pria asal Gresik. Namun pria ini sudah beberapa kali bekerja ke luar negeri sehingga relatif nyaman. "Saya dipanggil lagi untuk bekerja sebagai operator pada mesin blower di Malaysia. Sekarang urus dokumen TKI enak. Cepat," katanya.

Saat ini, calon TKI di daerah juga dimanjakan dengan layanan satu atap. Calon pekerja migran ini bisa memanfaatkan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Pekerja Migran Indonesia di sejumlah daerah di Jatim.

Yakni di LTSA Banyuwangi, Ponorogo, dan Tulungagung. Di dalam kantor layanan ini selain ada layanan SKCK, kesehatan juga layanan pembuatan paspor bagi PMI. Termasuk BPJS Ketenagakerjaaan.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved