Nasib Miris Perekam Video Boeing 737 Ukraina yang Dihantam Rudal Iran, Begini Penyelidikan Kasusnya
Nasib miris justru menimpa perekam video jatuhnya pesawat Boeing 737-800 milik Ukraina yang dihantam rudal Iran pada Rabu (8/1/2020) pagi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Nasib miris justru menimpa perekam video jatuhnya pesawat Boeing 737-800 milik Ukraina yang dihantam rudal Iran pada Rabu (8/1/2020) pagi
Pemerintah Iran telah menangkap orang yang merekam cuplikan pesawat Ukraina ditembak jatuh oleh sebuah rudal.
Melansir dari Tribunnews dalam artikel 'Perekam Video Detik-detik Pesawat Ukraina yang Ditembak Jatuh oleh Iran, Ditangkap', orang yang ditahan oleh Iran itu akan menghadapi dakwaan terkait keamanan nasional.
Media Iran melaporkan bahwa Pengawal Revolusi elit Iran telah menangkap seseorang yang memposting video pada minggu lalu, saat pesawat Ukraina jatuh tertembak rudal.
Tetapi seorang jurnalis Iran yang berbasis di London yang awalnya memposting rekaman itu, bersikeras sumbernya aman.
Jurnalis tersebut menyebutkan pemerintah Iran telah menangkap orang yang salah.
Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, penyelidikan negaranya terkait jatuhnya pesawat Ukraina ini akan diawasi oleh 'pengadilan khusus'.
"Ini bukan kasus biasa dan biasa. Seluruh dunia akan menyaksikan pengadilan ini," kata Hassan Rouhani, seperti yang dikutip dari BBC.
Hassan Rouhani juga menekankan bahwa 'peristiwa tragis' tidak boleh disalahkan pada satu orang.
"Bukan hanya orang yang menarik pelatuk, tetapi juga orang lain yang bertanggung jawab," katanya.
Di samping itu, juru bicara pengadilan Iran, Gholamhossein Esmaili mengatakan, beberapa orang telah ditahan karena jatuhnya pesawat Ukraina.
Dia menambahkan, sekitar 30 orang telah ditangkap karena 'mengambil bagian dalam pertemuan ilegal', sebuah rujukan nyata terhadap protes anti-pemerintah.
Diberitakan sebelumnya, jatuhnya pesawat Boeing 737 milik Ukraina menewaskan 176 orang penumpang.
Detik-detik jatuhnya pesawat UKraina ini sempat ramai di media sosial.
Dalam video yang diunggah kantor berita ISNA Iran menunjukkan adanya cahaya redup yang terlihat samar, sesaat sebelum terlihat ledakan besar dari pesawat yang jatuh.
Pesawat berjenis Boeing 737-800 itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran, Iran.
Berdasarkan AFP, semua penumpang meninggal dalam penerbangan Ukraine International Airlines tersebut.
"Jelas itu tidak mungkin penumpang dalam penerbangan PS-752 masih hidup," kata Kepala Bulan Sabit Merah
Mengacu pada informasi yang didapat dari pelacak penerbangan Flighradar24, penerbangan itu dijadwalkan lepas landas pukul 5:15 pagi waktu Teheran menuju ke Bandara Internasional Boryspil di ibukota Ukraina, Kiev.
Namun, pesawat baru diberangkatkan hampir satu jam kemudian yakni pada pukul 06.12.
Sementara itu, Gulf News mengacu pada laporan ISNA, menyebut kecelakaan ini dilatarbelakangi masalah teknis.
Informasi mengenai korban yang jatuh dari insiden ini masih akan terus diperbaharui. Pernyataan ini juga disampaikan oleh akun The Boeing Company @Boeing.
Dikutip dari nzherald.co.nz, pesawat itu lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di ibukota Iran ketika terjadi kebakaran salah satu mesinnya.
Hal ini dikatkaan Qassem Biniaz, juru bicara Kementerian Transportasi dan Jalan Iran.
Pilot pesawat itu kemudian kehilangan kendali atas pesawat itu, sehingga menabraknya, kata Biniaz, menurut kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah.
Pesawat itu mengangkut 167 penumpang dan sembilan anggota awak dari berbagai negara dalam penerbangannya ke ibukota Ukraina, Kyiv, kata Biniaz.
Kecelakaan itu menewaskan semua penumpang, kata pejabat darurat Iran dan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Data penerbangan dari bandara menunjukkan 737-800 Ukraina yang diterbangkan oleh Ukraine International Airlines lepas landas Rabu pagi, lalu berhenti mengirim data segera setelah itu, menurut situs web FlightRadar24.
Maskapai ini tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.
Wartawan Associated Press yang mencapai lokasi tabrakan melihat puing-puing yang tersebar di tanah pertanian.
Mayat terbaring di antara potongan-potongan pesawat yang hancur.
Iran mengaku tidak sengaja
militer Iran mengakui tidak sengaja menembak jatuh pesawat Boeing 737-800 milik Ukraina di Teheran, Rabu (8/1/2020) pagi.
Penembakan itu terjadi hanya berselang beberapa saat seusai Iran membombardir dua pangkalan militer Amerika Serikat di di Ain al-Assad dan Irbil, Irak.
Jatuhnya pesawat Boeing 737 milik Ukraina menewaskan 176 orang penumpang.
Sebelumnya, Teheran membantah bahwa pesawat Boeing 737 itu jatuh karena tidak sengaja ditembak oleh rudal mereka.
Bahkan, negara yang dipimpin Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei itu memersilakan sejumlah negara untuk ikut dalam penyelidikan.
Namun dalam pernyataan yang dirilis IRNA dikutip AFP dan Sky News Sabtu (11/1/2020), pihak militer akhirnya mengakui tak sengaja menjatuhkan pesawat Ukraina itu.
Mengutip sumber pejabat lokal, maskapai tersebut disebut masuk ke "area sensitif militer", dan dikira sebagai "pesawat musuh".
Pejabat itu mengungkapkan, insiden itu terjadi karena negaranya bersiaga terhadap kemungkinan balasan yang dilancarkan AS.
Ofisial tersebut berjanji, mereka akan melakukan perbaikan, terutama mengagendakan "pembaruan" untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Pernyataan itu juga menambahkan, operator sistem pertahanan itu akan diadili, dengan simpati diberikan kepada keluarga korban.
Baik AS dan Kanada sama-sama menyuarakan dugaan bahwa pesawat mereka dengan nomor penerbangan 752 itu jatuh secara tidak wajar.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berkata, dia mendapat sejumlah informasi intelijen Iran tak sengaja menembak.
Kemudian Presiden AS Donald Trump juga turut mengomentari insiden tersebut
"Namun seseorang bisa saja melakukan kesalahan," terangnya.
Berdasarkan pantauan sumber intelijen Washington, mereka sempat melihat ada dua tanda panas dari misil yang tengah diluncurkan.
Adapun otoritas Ukraina menerangkan, kemungkinan pesawat Boeing 737 itu jatuh karena ditembak sistem pertahanan buatan Rusia.