SURYA.co.id - Kasus peristiwa berdarah Tanjung Priok pada 12 September 1984 menyeret nama seorang jenderal kesayangan Soeharto, Benny Moerdani

Benny diduga terlibat dalam kasus pelanggaran HAM yang menewaskan puluhan orang itu

Melansir dari Buku berjudul 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap', berikut kisah Benny Moerdani saat terseret kasus peristiwa berdarah Tanjung Priok

Kamis siang, 4 Mei 2000, Benny Moerdani datang memenuhi panggilan pemeriksaan soal dugaan pelanggaran HAM di Tanjung Priok

• Sukses Jalankan Misi Super Rahasia Soeharto, Masa Tua Benny Moerdani Miris, Tak Mampu Bayar Biaya RS

• Ketakutan Pasukan AS Saat Diberondong Puluhan Rudal Fateh Iran, Saya Sudah Bersiap Mati, Katanya

Mantan panglima ABRI itu berjalan tenang dipapah ajudannya di halaman kantor Komnas HAM

"Benny datang dalam kondisi fisik yang payah. Sudah tak bisa ngomong" kata Albert Hasibuan, mantan anggota Komisi penyelidik dan pemeriksa pelanggaran HAM Tanjung Priok

Benny diperiksa bersama mantan Pangkodam V/Jaya jenderal (Purn) Try Sutrisno dan mantan Kapolda Metro Jaya Mayjen (Purn) Sudjoko

Menurut Albert, Benny Moerdani tak berbicara sedikit pun mengenai peristiwa berdarah Tanjung Priok

Dalam pernyataannya, Benny mengaku tak mengetahui terjadi bentrokan massa dengan aparat militer pada malam itu

Dia mengaku baru mengetahuinya dua jam kemudian setelah dikabari Try Sutrisno