FAKTA BARU Pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani, Donald Trump Didesak dan Ada Target lain
Terungkap sejumlah fakta baru tentang pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani yang berakhir dengan serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Terungkap sejumlah fakta baru tentang pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani yang berakhir dengan serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS
Salah satu fakta barunya adalah misi pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani ternyata sudah direncanakan tujuh bulan sebelumnya
Selama tujuh bulan itulah Donald Trump didesak sejumlah pihak untuk melancarkan misi pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani
Berikut fakta-fakta baru pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, yang dilansir dari Sky News via Kompas.com dalam artikel 'Trump Izinkan AS Bunuh Jenderal Iran sejak 7 Bulan Lalu'
1. Direncanakan tujuh bulan sebelumnya
Menurut pernyataan sumber yang dirahasiakan namanya, rencana itu muncul sejak tujuh bulan, tepatnya Juni 2019
Karena itu, AS langsung bergerak ketika milisi pro-Iran menyerang fasilitas di Irak, dan menewaskan seorang kontraktor sipil.
Sumber itu menerangkan, Soleimani adalah komandan Pasukan Quds yang merencanakan serangan terhadap warga AS dan harus dihentikan.
"Selama tujuh bulan itu, terdapat sejumlah opsi yang disodorkan kepada presiden," ujar pejabat anonim tersebut.
Baru "beberapa waktu lalu", kata si sumber, bahwa Trump menjatuhkan pilihan untuk membunuh jenderal berusia 62 tahun itu.
2. Donald Trump sempat didesak
Namun, Trump dilaporkan sempat menolak ide tersebut.
Dia menegaskan baru akan mengizinkannya jika Iran sudah melewati batas: membunuh warga AS.
"Pesan presiden jelas. Opsi itu hanya boleh ada di mejanya jika Iran sampai berani menyerang warga Amerika," tutur sumber itu.