Berita Gresik

Awal Tahun 2020, 6 Desa di Gresik Direndam Banjir, Sampai Sekarang Debit Air Terus Meningkat

Pantauan di lapangan, desa terparah dilanda banjir itu adalah Desa Sepurklagen, Kecamatan Benjeng, Gresik. Hingga siang ini debit air terus meningkat

Penulis: Willy Abraham | Editor: Cak Sur
BPBD Kabupaten Gresik
Pantauan udara Desa Sedapurklagen yang terendam banjir, Rabu (1/1/2020). 

SURYA.co.id | GRESIK - Awal Tahun 2020, dua kecamatan di Kabupaten Gresik terendam banjir. Tidak tanggung-tanggung banjir akibat luapan kali lamong itu merendam sejumlah desa.

Pantauan di lapangan, desa yang paling parah dilanda banjir itu adalah Desa Sepurklagen, Kecamatan Benjeng. Hingga siang ini debit air terus meningkat.

"Sudah sampai pinggang orang dewasa," ujar Septian Kusuma, Rabu (1/1/2020).

Informasi yang dihimpun Surya.co.id, air mulai menggenangi jalan utama desa pada Rabu dini hari pukul 02.00 Wib.

Sementara berdasarkan pantauan di Desa Munggugianti, warga memasang bangku tepat di pertigaan jalan. Agar kendaraan yang melintas mengurangi laju kecepatannya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Tarso mengatakan saat ini beberapa desa yang tergenang air mulai surut di wilayah Kecamatan Balongpanggang.

Sepeti di Desa Wotansari ada lima rumah tergenang, kemudian Desa Banjaragung tujuh rumah. Paling parah di Desa Sekarputih ada 25 rumah yang tergenang air.

"Desa Pucung sedang dalam pendataan. Sejumlah desa di Balongpanggang saat ini mulai surut," tuturnya.

Sementara itu, di Kecamatan Benjeng pihaknya masih melakukan pendataan.

Total ada enam desa yang tergenang air. Yaitu Desa Benjeng, Desa Sedapurklagen, Desa Deliksumber, Desa Kedung Rukem, Desa Munggugianti dan Desa Lundo.

"Paling parah di Sedapurklagen," pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved