Pria asal Sidoarjo Meninggal dengan Bekas Gigitan Semut, Hasil Otopsi Ungkap Hal Lain, Ini 5 Fakta
Pria asal Sidoarjo Meninggal dengan Bekas Gigitan Semut, Hasil Otopsi Ungkap Hal Lain, Ini 5 Fakta
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Hasil otopsi menguak misteri kematian warga asal Tulangan, Sidoarjo yang ditemukan terkapar di rumahnya pada Kamis (12/12/2019).
Diketahui korban adalah Andik Susanto (36), warga Desa Modong RT. 3 RW. 4 Kecamatan Tulangan, ia ditemukan tewas dengan sejumlah luka bekas gigitan semut.
Tak heran jika warga sekitar yang menemukan jasadnya sempat dibuat terkejut dengan kondisi korban saat ditemukan.
Selain itu, adapula peristiwa serupa yang dialami oleh seorang remaja di Tangerang yang dikabarkan meninggal setelah digigit semut.
Dirangkum SURYA.CO.ID dari informasi di lapangan, berikut lima fakta kematian pria asal Sidoarjo dengan bekas gigitan semut.
1. Diajak Tetangga Tahlilan Malam Jumat

Andik Susanto tiba-tiba ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di rumahnya pada kamis (12/12/2019) lalu.
Hal tersebut bermula saat tetangganya, Supardi (65) bermaksud memanggilnya dengan mengetuk pintu rumahnya.
Saat itu, Supardi hendak mengajak Andik untuk tahlilan malam Jumat.
Namun, setelah diketuk beberapa saat, tak kunjung ada jawaban dari dalam rumah.
Hal ini lantas menimbulkan kecurigaan di benak Supardi.
2. Ditemukan Adik
Mengetahui salamnya tak kunjung dijawab oleh pemilik rumah, Supardi lantas segera bertindak dengan memanggil sang adik.
Diketahui adik korban, Hendro Setiawan (33) tinggal tak jauh dari rumah kakaknya.
Supardi dan Hendro Setiawan saat itu menemui pintu rumah korban tidak terkunci dan memutuskan untuk masuk ke dalam.
Benar saja, kecurigaan Supardi saat itu membuahkan hasil.
Korban ditemukan tergeletak di lantai rumahnya dalam kondisi sudah meninggal dunia.
3. Luka Kecil Bekas Gigitan Semut

Adik korban, Hendro segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tulangan.
Lalu, beberapa saat kemudian, petugas langsung datang dan melakukan pemeriksaan luar pada tubuh korban.
Saat dilakukan pemeriksaan inilah, ditemukan adanya luka bekas gigitan semut di sejumlah tubuhnya.
Akibatnya, luka di bagian yang digigit semut tersebut mengeluarkan darah.
Korban lalu segera dibawa ke RS. Bhayangkara Pusdik Porong untuk diotopsi.
Kapolsek Tulangan, AKP Gatot Setyo Budi mengatakan korban dilakukan otopsi di RS. Bhayangkara Pusdik Porong.
"Otopsi dilakukan untuk mencari tahu penyebab sebenarnya kematian korban. Dan otopsi dilakukan atas persetujuan dari pihak keluarga," ujarnya kepada, Sabtu (14/12/2019).
4. Hasil Otopsi Ungkab Sebaliknya
Setelah dilakukan otopsi, terungkaplah penyebab kematian korban yang sebenarnya.
Bekas gigitan semut yang ada di tubuh korban, bukanlah penyebab pria 36 tahun tersebut meninggal.
Melainkan, ditemukan adanya masalah pada organ pankreasnya.
"Mengakibatkan korban meninggal karena lemas," tambahnya.
Dirinya juga mengungkapkan tidak ditemukan adanya tanda tanda kekerasan di tubuh korban.
Terkait gigitan semut di tubuh korban, pihak berwajib mengatakan jika korban didatangi semut lantaran tidak segera dievakuasi.
"Semut tersebut datang setelah korban tewas karena korban tidak segera dievakuasi. Jadi saya tegaskan bahwa korban bukan meninggal karena semut melainkan karena masalah pada pankreasnya," terangnya.
5. Kejadian Serupa, Remaja Meninggal karena Gigitan Semut
Seorang remaja di Tangerang bernama Rizki Ananda meninggal setelah digigit semut di kediamannya.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, remaja berusia 21 tahun itu sempat merasa gatal dan panas di seluruh tubuhnya yang disertai sesak nafas akut.
"Kejadian di rumahnya di Rajeg, lalu saat udah gatal dan panas langsung dibawa ke Puskesmas Sepatan.
Kebetulan saya yang datang ke lapangan, itu saya tanya ke bapaknya," kata Hendra Kamis (25/4/2019).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi menuturkan, korban menderita penyakit bernama Shock Anafilaksis.
Penyakit itu merupakan reaksi alergi parah terhadap sesuatu dan berpotensi mengancam nyawa.
"Betul digigit semut. Sebenarnya bukan semutnya yang bermasalah, jadi meninggalnya karena Shock Anafilaksis. Jadi sebuah keadaan yang reaksi alergi hebat.
Memang korban alergi dugaan kita di kabupaten dugaan kuat dia alergi terhadap zat yang ada di dalam semut yang mengigit," jelas Hendra , Kamis (25/4/2019).
Hendra menuturkan, reaksi itu tak terjadi kepada semua orang, melainkan hanya terjadi per individual yang mengalami alergi yang berlebihan terhadap sesuatu.
Dalam kasus ini, korban berumur 21 tahun itu alergi terhadap zat yang ada didalam semut.
"Itu sifatnya individual dan engga semua orang yang digigit akan seperti itu, ada yang cuma bentol-bentol doang, ada yang cuma syok, ada yang bentol seluruh badan," terang Hendra.