Nasib Atlet Jatim
Dispora Pastikan Prestasi Atlet Tak Terkait Keperawanan, Amankan Ponsel Atlet Tiap Malam
Menurut Supratomo, tidak ada hubungannya anatra keperawanan dengan talenta para atlet. “Yang terpenting itu berprestasi. Punya bakat dan motivasi"
Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id | SURABAYA - Hampir semua siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri Olahraga (SMANOR) Sidoarjo menorehkan prestasi dan medali di berbagai kejuaraan.
Terbaru, dari cabor gulat telah berhasil meraih predikat juara umum pada kegiatan antar-Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) di Semarang.
Total ada 15 cabang olahraga (cabor) yang sering mendapatkan penghargaan.
“Target saya adalah semua siswa bisa berpartisipasi dalam Popnas, masuk Puslatda (Pemusatan Latihan Daerah) Jatim. Paling tidak ada 25 persenyang masuk ke sana. Dan yang terakhir masuk Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional). Kalau sudah masuk Pelatnas seperti ajang Sea Games bisa membawa nama Indonesia di level internasional,” ungkap Kepala SMANOR, Suswanto, pekan lalu.
Tentu, lanjut Suswanto, tidak mudah masuk di Puslatda. Untuk saat ini, dari 220 siswa SMANOR, yang masuk ke Puslatda sebanyak 18 siswa. Mulai cabor sepatu roda, anggar, karate, atletik dan judo.
“Cuma tidak semua cabor bisa masuk Puslatda. Contoh, gulat. Di mata siswa, gulat adalah olahraga yang luar biasa. Tapi, peluang kami untuk masuk cabor gulat di Puslatda sangat sulit. Karena di sana atlet pegulat senior memiliki fisik dan umur yang jauh berbeda dengan siswa kami,” imbuhnya.
Hal tersebut jauh berbeda dengan cabor renang dan senam. Menurut Suswanto, peluang siswa untuk masuk dalam dua cabor tersebut sangat terbuka lebar di Puslatda. sebagian besar atlet kedua cabor tersebut mengalami puncak perkembangan pada usia pelajar.
Banyak sekali alumni SMANOR yang telah mengharumkan nama Ibu Pertiwi melalui ajang level internasional. Contohnya, Sarah, atlet pencak silat yang berhasil menyabet medali emas di SEA GAMES 2019.
Terkait kasus Shalfa Avrila Siani, atlet senam yang gagal mengikuti SEA GAMES 2019, Suswanto telah menyiapkan tindakan agar anak didiknya tetap berdisplin tinggi.
“Setiap hari jam 9 malam saya selalu mengadakan apel. Tujuannya untuk mengumpulkan smartphone milik semua siswa agar segera tidur. Sehingga mereka bisa bangun dengan fresh untuk mengikuti latihan pagi dengan semangat. Harapannya setelah kegiatan belajar mengajar mereka salat, makan dan istirahat supaya kondisi mereka bugar,” katanya.
Suswanto mengatakan, kegiatan para siswa sebelumnnya lebih berat jika dibandingkan dengan kegiatan saat ini.
“Kalau dulu latihan sampai pagi terus sekolah dari jam 08.00 Wib sampai jam 15.30 Wib. Setelah itu latihan. Hasilnya mereka tertidur semua saat kegiatan belajar mengajar. Sehingga saya mengusulkan untuk mengganti beberapa mata pelajaran,” ujarnya saat ditemui di ruangan kepala sekolah.
Suswanto mengatakan, engganti kegiatan belajar mengajar agama dengan salat shubuh berjamaah. Melalui kegiatan tersebut diharapkan bisa menumbuhkan akhlakul karimah bagipara siswa SMANOR.
“Saya juga berpesan kepada para guru agar menjadi suri tauladan contoh yang baik, atau uswatun khasanah bagi para siswa SMANOR,” imbuhnya.