Wanita Bojonegoro Melahirkan di Jalan
Wanita Bojonegoro Melahirkan Bayi di Pinggir Jalan, Dibantu Anggota Polisi saat Persalinan
Seorang wanita melahirkan bayinya di pinggir jalan kawasan hutan RPH Sugihan BKPH Tretes KPH Bojonegoro
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Seorang wanita melahirkan bayinya di pinggir jalan kawasan hutan RPH Sugihan BKPH Tretes KPH Bojonegoro, Dusun Betek, Gondang, Bojonegoro, Jumat (6/12/2019) pagi.
Wanita itu bernama Astri Sulistyoningsih (32) warga Gondang, Bojonegoro.
Astri terpaksa melakukan persalinan darurat itu di pinggir jalan antar desa karena tidak kuat lagi menahan sakit pada perutnya saat diantar suaminya Yuliono menuju Puskesmas Gondang.
• KRONOLOGI Wanita Bojonegoro Melahirkan Bayi di Pinggir Jalan, Tak Kuat Tahan Sakit saat ke Puskesmas
"Di perjalanan menuju ke Puskesmas korban sudah tidak kuat akhirnya menghentikan motornya tepat di pinggir jalan," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (6/12/2019).
Proses persalinan darurat itu ternyata juga dibantu oleh seorang petugas kepolisian setempat, Ipda BJ Handoko.
Handoko diketahui turut dalam membantu proses persalinan darurat dengan cara memegangi tubuh si jabang bayi dengan menggunakan kain.
"kebetulan dari belakang Ipda Bj Handoko lewat, lalu segera membantu menolong pada tindakan pertama," jelasnya.
Setelah sang ibu berjibaku menahan sakit akibat proses persalinan darurat itu, akhirnya si jabang bayi terlahir.
"Selang beberapa menit datang petugas bidan Puskesmas Gondang untuk mendapatkan perawatan," terangnya.
Kendati terbilang darurat, untungnya proses persalinan tersebut berlangsung lancar.
Si jabang bayi yang diketahui berjenis kelamin laki-laki itu terlahir selamat dan sempat dirawat di Puskesmas Gondang.
Lantaran bayi tersebut terlahir secara prematur, ungkap Barung, kabarnya si jabang bayi kini dirawat ke RSUD Bojonegoro.
"Untuk anak dirujuk ke RSU Bojonegoro dikarenakan prematur sedangkan ibunya masih dirawat di Puskesmas Gondang," pungkasnya.
Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan Rusak

Kelahiran anak kedua Yati (28), warga Dusun Gunung Singkup, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sebelumnya juga menjadi perbincangan masyarakat luas.
Pasalnya, gara-gara jalan rusak, Yati terpaksa melahirkan bayinya di pinggir jalan setelah sang suami tak tega untuk meneruskan perjalanan dengan sepeda motor ke Pos Kesehatan Desa, Jumat (4/10/2019).
Meskipun demikian, persalian Yati berjalan lancar.
Sejumlah pengendara, khususnya ibu-ibu, turut membantu persalinan Yati sembari menunggu bidan datang ke lokasi.
Baca fakta lengkapnya:
1. Yati merasa akan melahirkan saat subuh
Yana menceritakan, pada hari Jumat subuh, Yati sudah merasa perutnya mulas dan merasa akan segera melahirkan.
Keluarga besarnya pun sudah berkumpul bersama seorang paraji atau dukun beranak.
Namun, setelah itu, keluarga memutuskan untuk membawa Yati ke Poskesdes yang berada di dusun yang tak jauh dari tempat rumahnya.
"(Keluarga) memutuskan bersama paraji (dukun beranak), (Yati) dibawa ke Poskesdes (pos kesehatan desa)," ujar Yana, Sabtu (5/10/2019).
2. Yati kesakitan saat melintas di jalan rusak
Sang sumi segera mengantar Yati menggunakan sepeda motor ke Poskodes tersebut.
Namun, saat berjalan sekitar 1,5 kilometer, mulas yang dialami Yati semakin menjadi-jadi saat melintas di jalan yang kondisinya rusak parah.
Tak pikir panjang, sang suami kemudian menggendong Yati rebah di rerumputan tepi jalan.
Saat itu, sang suami hanya kebingungan saat melihat istri tercintanya berteriak-teriak ingin melahirkan.
Sementara itu, sang dukun beranak dan keluarganya tak ada yang mengikuti dirinya dan Yati.
Saat itu mereka sedang menyiapkan tempat di rumah Yati untuk sang bayi ketika sudah lahir.
3. Persalinan dibantu warga sekitar
Saat suami Yati panik, ada seorang ibu yang melintas di jalan itu segera berhenti untuk membantu menenangkan Yati.
Rupanya, kelahiran sang buah hati sudah di depan mata.
Akhirnya, dengan bantuan ibu-ibu yang tak dikenalnya, Yati menjalani proses persalinan di tepi jalan rusak tersebut.
Warga yang datang semakin banyak.
Setelah itu, warga pun ikut membantu kelancaran proses persalinan itu dengan menutup lokasi persalinan dengan kain seadanya.
Bahkan, kain yang digunakan tidak dapat menutup proses persalinan seluruhnya.
Kain itu mungkin hanya menutupi satu sisi tak lama setelah bayi lahir, dukun beranak tiba di lokasi.
Selain itu, bidan desa yang dikabari warga juga datang untuk membantu proses persalinan.
"(Tapi, setelah mereka datang), posisi bayi sudah di luar," ujar Yana.
4. Sorai sorai sambut kelahiran bayi perempuan
Setelah berjuang antara hidup dan mati, Yati berhasil melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan.
Beratnya 3,8 kilogram. Kegembiraan pun pun tak terungkap dari warga yang membantu persalinan
Sorak sorai serta keriuhan warga tiba-tiba terjadi setelah bayi tersebut lahir dalam keadaan selamat.
Sementara itu, dari keterangan Yana, Yati memang memiliki riwayat mudah bersalin.
Anak pertamanya pun lahir dengan proses persalinan yang mudah.
"Riwayat anak pertamanya juga begitu, tak lama setelas mulas langsung keluar. Mudah bersalin," jelas Yana. (*)