Hari AIDS International
Dinas Kesehatan Jawa TimurTarget Tahun 2030 Kasus HIV/AIDS Turun
Sesuai data Oktober 2019, Kota Surabaya berada di urutan pertama terbanyak penderita HIV/AIDS berjumlah 1.022 orang.
SURYA.co.id SURABAYA - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat persentase kenaikan kasus baru pasien positif HIV (Human Immunodeficiency Virus) 2019.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jatim Setya Budiono mengatakan besarnya jumlah penduduk secara otomatis meningkatkan potensi pertambahan ODHA.
Sesuai data Oktober 2019, Kota Surabaya berada di urutan pertama terbanyak penderita HIV/AIDS berjumlah 1.022 orang.
Kabupaten Lumajang berada di urutan kedua terbanyak dengan jumlah penderita HIV/AIDS 610 orang.
“Sebetulnya jika dibagi dengan jumlah penduduk, maka Kota Surabaya jauh lebih kecil daripada kota/ kabupaten lainnya. Misalnya Sidoarjo atau Jember yang jumlah penduduknya jauh lebih kecil,” ungkapnya.
Dikatakannya, ada beberapa hal pemahaman yang keliru dari pola pikir masyarakat yang menyebabkan mereka tertular.
Pemahaman yang keliru misalnya, hubungan seksual dengan orang bukan pekerja seks itu tidak berisiko.
“Jangan salah, karena orang tidak bisa mendeteksi apakah pasangannya hanya dengannya. Bisa jadi melakukannya bersama dengan orang lain,” ujarnya.
Menurut dia, di Jatim memang tidak ada lokalisasi tapi harus dipahami ternyata hotspot di mana ada transaksi seks komersial realitanya masih ada.
“Itulah potensi penularan ada di situ jadi masyarakat harus paham itu,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini penderita AIDS cenderung turun tetapi orang positif HIV justru meningkat.
Berdasarkan tabel grafik, HIV naik berada di angka 7.105 sedangkan AIDS sebanyak 562 orang.
“Artinya sistem pelayanan tindakan dini HIV itu semakin baik, akan tetapi kenaikan HIV pada suatu titik diharapkan bisa berhenti,” jelasnya.
Pihaknya berharap, jangan sampai kasus baru positif HIVmeningkat terus karena bisa bermasalah, artinya pencegahan penularan tidak terjadi.