Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Dengan Wakil Bupati Gresik Terkait Pencalonannya di Pilkada Gresik 2020
Bagaimana sebenarnya Qosim menanggapi peluangnya menjelang Pilkada Gresik 2020? Ini wawancara eksklusifnya...
Penulis: Willy Abraham | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | GRESIK - Wakil Bupati Gresik, Mohammad Qosim masuk dalam bursa calon Bupati Gresik untuk Pilkada Gresik 2020 mendatang.
Ketua DPC PKB Kabupaten Gresik ini memiliki peluang cukup besar untuk turun gelanggang di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gresik 2020 dengan perolehan 13 kursi.
Bagaimana sebenarnya Qosim menanggapi peluangnya menjelang Pilkada Gresik 2020? Surya berkesempatan melakukan wawancara langsung di sela-sela kesibukannya di Rumah Dinas Wakil Bupati Gresik di Jalan Basuki Rahmat No.6-24, Kebungson.
Berikut wawancara Surya dengan Wabup Qosim :
Banyak orang yang membicarakan peluang anda maju sebagai Bakal Calon Bupati (Bacabup). Sedangkan anda tidak pernah mendeklarasikan maju. Sebenarnya seperti seperti apa kesiapan anda untuk maju pada Pilkada Gresik 2020?
Jadi begini, background saya dari Madrasah. Konteks agama selalu melandasi hidup saya. Dalam konteks agama Rasulullah pernah menyampaikan manusia itu kalau urusan jawaban semua rebutan. Padahal nanti di akhirat mereka menangis mempertanggungjawabkan amanah itu. Karena itu saya bukan jual mahal atau mengangkat martabat. Saya hanya etika saja sampai saat ini dengan DPP belum ditugasi. Saya tidak menawarkan diri saya. Karena saya adalah ketua organisasi kebetulan organisasi politik kursinya paling banyak. Rekan-rekan DPC maupun PAC itu meminta dan mendorong saya agar maju.
Lantas, bagaimana sikap anda telah mendapat dukungan dari internal partai yang anda pimpin?
Saya ikhtiar, kemudian konsultasi kepada DPW, kemudian DPP dan komunikasi dengan pak Bupati Sambari. Bagaimana juga saya ini gandengannya pak Sambari. Ibarat seorang istri, saat mau melangkah harus pamit dengan beliau. Setelah unsur itu saya sowani, semuanya oke monggo memberikan dukungan dan doa restu.
Kemudian bagaimana langkah anda setelah mendapat dukungan dari internal partai dan Bupati?
Saya menentukan sikap datang ke beberapa partai. Sesungguhnya secara pribadi saya tidak punya ambisi karena keyakinan di agama saya jangan mencari jabatan. Karena jabatan tanggungjawabnya besar. Tetapi karena teman-teman mendukung, mensupport bahkan meminta sehingga saya konsultasi ternyata semua pihak merestui. Jadilah saya mendaftar di beberapa partai. PDIP sudah, Golkar sudah, Gerindra sudah di Nasdem sudah. Andaikata nanti partai Demokrat membuka pendaftaran saya juga akan daftar.
Apakah itu sinyal PKB akan membuat koalisi besar ?
Iya, jadi filosofisnya kita membangun sebuah bangsa. Warga Gresik heterogen tidak mungkin bisa kita tangani dengan sempurna kalau tidak melibatkan elemen terkait. Semakin banyak yang kita ajak nuansa demokratisnya akan semakin tinggi. Kalau PKB sendirian karena bisa memberangkatkan calob Bupati dan calon wakil Bupati melalui kader internal. Secara psikologis, PKB kok egois banget. Padahal disini ada Gerindra, Golkar, PDIP, Nasdem dan partai-partai yang lain.
Bagaimana pendapat anda banyak poster yang memasang wajah anda berpasangan dengan berbagai figur bertebaran di Media Sosial (Medsos) maupun banner di jalan ?
Begini, seorang pemimpin yang baik itu harus bisa cocok dengan siapa saja. Berangkat dari visi misi yang sama. Jadi, saya ini andaikata digandengkan dengan pak Nurhamim cocok, digandengkan dengan dr. Asluchul Alif cocok, digandengkan dengan dr. Anis Ambiyo Putri cocok, digandengkan pak Tri Putro cocok.
Misalnya saya dengan dr. Asluchul Alif karena partainya (Gerindra) nomor dua. Dari sisi kursi cocok ini, total 21 kursi cukup kuat.
Andaikata saya dengan dr. Anis Ambiyo putri cocok. Karena dr. Anis wilayah selatan saya wilayah utara. Saya selama ini punya pengalaman di birokrasi selama 37 tahun di Gresik 22 tahun. Sementara dr. Anis juga punya pengalaman di tengah masyarakat.
Dengan pak Nurhamim saya cocok. Selama ini pak Nurhamim itu pemimpin yang low profile.
Dengan siapapun saya cocok, karena mental saya tidak mengedepankan ego saya. Saya pasti mengajak pasangan saya untuk bekerjasama pembagian tugas.
Bagaimana dengan Qosim - Fandi Akhmad Yani ?
Itu pasangan yang sangat bagus. Antara senior dan junior. Senior karena pengalamannya dan lebih hati-hati. Junior cocok dengan milenial generation memiliki energi jauh lebih baik. Perpaduan senior dan junior merupakan perpaduan yang sangat bagus. Jika kita berbicara dengan junior itu tidak hanya Gus Yani, ada dr. Asluchul Alif, dr. Anis Ambiyo Putri ada pak Tri Utomo.
Lalu siapa yang paling cocok ?
Sampai saat ini saya belum melakukan istiqarah. Saya belum melakukan public hearing untuk mengetahui suara masyarakat seperti apa dan saya belum melakukan survey. Apalagi waktunya masih lama Juni 2020. Pendapat NU saya dengar, seperti apa pendapat NU itu yang menjadi patokan.
Bagaimana anda menyikapi banyaknya figur yang memasang foto anda untuk maju Pilkada 2019 ?
Saya mengalir saja. Saya juga bukan tipe orang pemarah. Dalam komunikasi sosial itu biasa, pejabat itu pelayan. Posisi pelayan. Yang muji ada yang mencaci jauh lebih banyak. Yang puas ada tapi mereka yang kecewa lebih banyak. Saya menghadapi dengan senyum.
Anda sering ceramah di Desa-desa, apakah itu juga salah satu cara sosialisasi ?
Saya diundang ceramah di satu titik. Tidak ada satu kalimatpun mencari dukungan. Saya disana diundang ngaji, tidak ada satu kalimatpun berbau politik. Saya pamit saja tidak pernah ada bicara mau nyalon Bupati. Saya tidak mau, meskipun nanti menyatakan daftar. Misal diundang khotbah di masjid isra' mi'raj ya saya khusus ceramah itu. Saya tidak mau mengotori kegiatan sakral.