Berita Gresik

Warga Sebut Pembangunan Trotoar di Jalan dr Wahidin Gresik Asal-Asalan, Langsung Menuju ke Selokan

trotoar yang juga dipasangi jalur pemandu atau guiding block itu tak hanya membahayakan warga Gresik, tapi juga bagi penyandang tunanetra.

Penulis: Willy Abraham | Editor: irwan sy
willy abraham/surya
Trotoar jalur pedestrian di Jalan dr Wahidin Sudirohusodo Gresik langsung tembus selokan sedalam 3 meter, Senin (25/11/2019). Tak cuma berbahaya bagi warga, trotoar ini juga membahayakan penyandang tunanetra. 

SURYA.co.id | GRESIK - Pemkab Gresik berupaya mempercantik jalur pedestrian di Jalan dr Wahidin Sudirohusodo, Kebomas. Selain trotoar diperlebar, jalur pejalan kaki di seberang pusat perbelanjaan itu kini dihiasi oleh tanaman hias yang cantik.

Selain itu sejumlah kursi dipasang sejajar. Diharapkan, masyarakat bisa memanfaatkan untuk berswafoto.

Namun, trotoar yang juga dipasangi jalur pemandu atau guiding block itu tak hanya membahayakan warga, tapi juga bagi penyandang tunanetra.

Pemasangan trotoar itu terkesan asal-asalan, sebab terputus di depan lubang selokan.

Tidak ada pagar pembatas atau jarak pemisah di ujung pedestrian tersebut.

Dikhawatirkan jika tidak segera mendapat perhatian, warga, terutama penyandang disabilitas bisa terjatuh ke dalam selokan tersebut.

Pantauan di lapangan, terdapat sejumlah pekerja tengah beraktivitas di dalam selokan tepat di bawah jalan keluar menuju IGD RSUD Ibnu Sina.

"Saya larang anak saya main di dekat situ, bahaya tidak ada pagar langsung ke selokan," kata Widiastuti.

Semakin sore, warga yang memanfaatkan jalur pedestrian itu untuk duduk-duduk usai belanja atau menjenguk kolega yang sedang sakit di RSUD Ibnu Sina semakin banyak.

Retnowati Andini (26) berharap Pemkab segera memberi pagar atau papan di dekat jalur pedestrian itu.

Sebab, jika dibiarkan begitu saja, anak kecil yang berlarian bisa terjatuh.

"Sebetulnya pedestrian ini bagus dan lebar, tapi kalau ujungnya bolong gitu ya bahaya," tutupnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi mengaku heran mengapa tidak ada pagar pembatas di proyek tersebut.

Padahal sangat berbahaya, apabila ada penyandang disabilitas melintas.

"Bahaya itu kalau tidak segera ditutup. Bahkan untuk orang normal kalau tidak diberi pembatas juga bahaya," tandas Hamdi.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved