Liputan Khusus
Pasca SDN Gentong Kota Pasuruan Ambruk dan Tewaskan 2 Orang, Utami Senang Anaknya Tak Trauma
Ia menangis karena anaknya sudah mulai bisa tertawa dan bahagia bersama teman-temannya di SDN Gentong Kota Pasuruan.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | PASURUAN - Utami (40), tak kuasa menahan tangisnya. Ia menangis bukan karena sedih.
Ia menangis karena anaknya sudah mulai bisa tertawa dan bahagia bersama teman-temannya di SDN Gentong Kota Pasuruan
Poin penting lainnya, ketika anaknya, Alan dan Abi sudah tidak mengingat insiden saat atap SDN Genteng ambruk menimpanya. Trauma kedua anaknya sudah mulai sirna.
“Allhamdulillah, Alan dan Abi sudah tidak ketakutan. Mereka sudah mulai mau sekolah dan kumpul sama temannya,” kata Utami, ibunda Alan dan Abi yang duduk di bangku kelas II SDN Gentong.
Utami mengakui, pascakejadian itu kedua anaknya sangat murung.
Mereka mengalami penurunan kondisi psikisnya. Tak mau makan hingga tak mau sekolah.
“Ini sudah seminggu bersekolah. Meski hanya di tempat seadanya, anak saya sudah terbiasa. Mereka sudah bisa bermain dan sudah tidak takut ketemu teman dan gurunya,” tambah dia.
Ia menyebut, anaknya sekarang sudah bisa sedikit melupakan kejadian itu.
Ia hanya berharap, ke pihak sekolah agar tidak memberikan pelajaran berat untuk sekarang.
Saat ini ratusan anak SDN Gentong sudah mengikuti kegiatan belajar-mengajar kembali, setelah sempat terhenti pascaambruknya atap empat kelas sejak semingu terakhir.
Aktivitas belajar-mengajar ini untuk sementara dipindahkan ke Madrasah Diniyah (Madin) Al Ghofuriyah di Gang Masjid Al Ghofuriyah, Kelurahan Gentong.
Semua siswa-siswi dipindah ke sekolah ini untuk sementara waktu. Lokasinya tidak jauh dari SDN Gentong. Mungkin berjarak 100 meter.
Sedikit masuk ke dalam gang, karena lokasi Madin tidak di pinggir jalan.
Pemindahan ini sesuai dengan instruksi Plt Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo beberapa waktu lalu.