Kilas Balik
Nasib Miris Menimpa Soeharto Sebelum Jadi Presiden, Bingung Cari Kerja hingga Diperlakukan Tak Adil
Nasib miris sempat beberapa kali menimpa Soeharto sebelum akhirnya ia menjadi presiden ke-2 RI, berikut ulasannya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Mas Harto pernah merasa putus asa dengan pekerjaannya sebagai tentara.
Dia tak juga naik pangkat dan merasa disikapi tak adil dalam angkatannya.
Dia mengungkapkan niatnya untuk menjadi sopir taksi saja.
Menyetir mencari uang dan tidak perlu gelisah dengan pangkat." tulis Probosutedjo dalam bukunya
Soeharto tetap melanjutkan karier militernya hingga kemudian ia dikirim ke Batalyon XIII di Rampal, Malang.
Pada 2 Desember 1940 dia diberi gelar kopral.

Kemudian dia dikirim ke Gombong buat menjalani latihan lanjutan. Dan, begitu lulus dinaikkan pangkatnya jadi sersan.
Baru saja menyandang gelar sersan, tahu-tahu Jepang udah merapat ke Indonesia dan menyerang Belanda
Belanda kalah, karier Soeharto sebagai prajurit ikut terhenti. Dia lalu memutuskan pergi ke Yogya, mencari pekerjaan baru.
Di Yogya, awalnya Soeharto belajar mengetik supaya punya bekal mencari kerja lain.
Kemudian Seoharto membaca pengumuman satuan polisi Jepang, Keibuho, membuka lowongan.
Langsung Soeharto mendaftar
Diterima di Keibuho, karir Soeharto cepat melesat. Performanya yang bagus tercium ke mana-mana.
PETA (Pembela Tanah Air, sebuah kekuatan sosial yang didirikan oleh putra-putri negeri untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, RED.) membujuk Soeharto bergabung.
Begitu Jepang kehilangan kekuasaan dan Indonesia memasuki masa transisi revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan, Soeharto yang sudah memiliki keterampilan bertempur langsung bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).