Perjuangan Bahlil Lahadalia yang Pernah Busung Lapar, Nyambi Sopir Angkot Hingga Jadi Menteri Jokowi
Perjuangan Bahlil Lahadia hingga menjadi menteri Jokowi di Kabinet Indonesia Kerja II sangat inspiratif.
SURYA.CO.ID - Perjuangan Bahlil Lahadia hingga menjadi menteri Jokowi di Kabinet Indonesia Kerja II sangat inspiratif.
Lahir dari keluarga tak mampu, Bahlil Lahadalia akhirnya menjadi pengusaha sukses hingga mengetuai Himpunan PEngusaha Muda Indonesian (HIPMI).
Sinyal bakal terpilihnya Bahlil Lahadia menjadi Menteri Jokowi terungkap saat presiden berpidato pada acara Silaturahim Nasional dan Buka Puasa Bersama HIPMI di Ritz-Carlton, Kuningan pada Minggu (26/5/2019).
"Saya melihat-lihat adinda Bahlil ini kelihatannya cocok jadi menteri. Saya lihat dari samping, saya lihat dari bawah ke atas, cocok ini kelihatannya," kata Jokowi disambut sorakan dan tepuk tangan para peserta acara HIPMI dikutip TribunnewsWiki dari Tribunnews.com.
Bagaimana perjuangan Bahlil? Berikut ulasannya!
1. Dari Keluarga Tak Mampu
Bahlil Lahadalia lahir di Banda, Maluku Utara pada 7 Agustus 1976 dari keluarga yang sederhana.
Ayahnya merupakan seorang kuli bangunan sedangkan sang ibu bekerja sebagai buruh cuci.
Bahlil Lahadalia sudah memiliki sifat mandiri sejak sekolah dasar, saat itu ia membantu keluarganya dengan menjajakan kue si sekolah.
Bahlil Lahadalia menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua.
Pada semester enam, Bahlil Lahadalia mengaku pernah menderita busung lapar dan semenjak kejadian itu, Bahlil Lahadalia semakin menguatkan tekadnya untuk keluar dari kemiskinan.
2. Pernah Jadi Sopir Angkot
Bahlil Lahadalia sudah memiliki sifat mandiri sejak sekolah dasar, saat itu ia membantu keluarganya dengan menjajakan kue di sekolah.
Ketika di sekolah menengah, Bahlil Lahadalia juga pernah menjadi kondektur hingga part time menjadi sopir angkot.