Inspirasi Usaha
Berhenti Kerja demi Anak, Usaha Rias Pengantin Sri Suhartatik Kini Beromzet Jutaan
Pada 2005 silam, Sri Suhartatik membuka usaha rias pengantin yang dinamainya Rias Dioda
Penulis: Hefty's Suud | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Keluarga kerap menjadi alasan beberapa orang memutuskan berhenti dari pekerjaan dan membuka usaha sendiri di rumah. Hal itu juga yang dilakukan Sri Suhartatik.
Pada 2005 silam, ia membuka usaha rias pengantin yang dinamainya Rias Dioda. Nama usahanya itu merupakan singkatan dari nama tiga anak laki-lakinya.
"Sebelumnya saya kerja sebagai staff marketing di perusahaan garment. Tapi saya merasa ingin mengurus sendiri proses pertumbuhan anak-anak. Akhirnya pada 1999, saya putuskan berhenti kerja," papar perempuan yang akrab disapa Tatik itu.
Sebelum memutuskan berhenti bekerja, perempuan asli Surabaya ini sudah mengikuti beberapa pelatihan gratis dari Pemkot Surabaya, mulai dari potong rambut sampai rias.
Bidang potong rambut adalah yang pertama dijajalnya secara mandiri.
Di awal 2000, ia pun beberapa kali mengikuti bibinya mengerjakan rias pengantin.
Sepeninggal bibinya itu, barulah Tatik membuka usaha jasa rias pengantinnya sendiri.
Dengan modal Rp 3,5 juta, ia mulai membuka Rias Dioda lengkap dengan koleksi set busana pengantin.
"Jadi saat memulai usaha itu, skill saya ada, tapi modalnya ngepas. Jadilah beli seadanya dulu, alat rias beli yang paling dasar, misal foundation, bedak. Kalau untuk set busana pengantin, awal-awal dulu saya cuma punya dua set," jelas perempuan kelahiran Februari itu.
Selain karena kursus dan belajar bersama adik sang ibu, Tatik juga telah mengasah kemampuan meriasnya sejak sekolah menengah pertama (SMP).
Hobi menari adalah yang memperkenalkan tatik pada tata rias.
Kini, usaha yang sudah didirikannya selama 14 tahun itu, bisa meraih laba bersih Rp 4-5 juta per bulan.
"Tapi yang namanya usaha jasa rias pengantin ini, dalam satu tahun itu ada dua bulan yang pasti sepi. Tapi kalau pas ramai, omzet bisa lebih dari itu," ujar lulusan SMEA 3 Surabaya yang sekarang menjadi SMK 10 Surabaya itu.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hefty's Suud