Pilkada Sidoarjo 2020

PDIP Dekati Putra KH Agoes Ali Masyhuri Jadi Cabup Sidoarjo, Hasto: Kolaborasi Nasional-Religius

Direktur Pendidikan Ponpes Bumi Shalawat Muhdlor Ali merupakan satu dari sekian sosok yang bakal maju jadi Cabup Sidoarjo pada Pilkada Sidoarjo 2020.

Penulis: M Taufik | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id/M Taufik
Muhdlor Ali, tengah, bersama Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua PDIP Jatim Kusnadi, Sekjend PDIP Jatim Untari saat di Ponpes Bumi Shalawat Sidoarjo, Jumat (18/10/2019). 

SURA.co.id | SIDOARJO - Direktur Pendidikan Ponpes Bumi Shalawat Muhdlor Ali merupakan satu dari sekian sosok yang bakal maju sebagai Cabup Sidoarjo pada Pilkada Sidoarjo 2020 mendatang.

Gus Muhdlor, panggilan putra KH Agoes Ali Masyhuri itu juga sudah melakukan beberapa langkah politik menuju pencalonannya sebagai orang nomor satu di Kota Delta.

Disebut-sebut, Muhdlor merupakan satu dari sekian kandidat yang bakal menerima rekomendasi dari PKB, partai dengan 16 kursi di DPRD Sidoarjo.

Beberapa waktu lalu dia juga mendaftar melalui Partai Nasdem.

Dan kali ini, komunikasinya dengan PDIP juga semakin bagus.

Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto bersama Ketua PDIP Jatim Kusnadi, Sekjend PDIP Jatim Untari, dan Ketua PDIP Sidoarjo Sumi Harsono datang langsung ke Ponpes Bumi Shalawat, Jumat (18/10/2019).

Sekjend PDIP Hasto Ungkap Sosok Calon Bupati yang Bakal Diusung di Pilkada Sidoarjo 2020

"Kolaborasi nasional-religius, nasional dan nahdliyin, merupakan sesuatu yang sudah lama terbentuk. Sehingga susah untuk membendungnya," jawab Gus Muhdlor saat ditanya Surya.

Sehingga, imbuh dia, koalisi ini menjadi suatu koalisi yang kuat.

Dan harapannya, tentu bisa berguna serta bermanfaat baik untuk masyarakat Sidoarjo.

Apakah akan membentuk koalisi besar pada Pilkada nanti?

"Esensi sebuah kontestasi adalah memang. Sehingga bagaimana kita merebut banyak simpati dan dukungan. Satu musuh itu kebanyakan, dan seribu lawan itu terlalu sedikit," jawabnya diplomatis.

Beberapa kali ditekankan oleh Muhdlor, Sidoarjo butuh perubahan. Bukan meneruskan atau melanjutkan.

"Ini perlu digaris bawahi," tandasnya.

Pakde Karwo & Risma Layak Masuk 5 Calon Menteri dari Jatim di Kabinet Jokowi Jilid II, Ini 3 Lainnya

Sosok Cabup Sidoarjo yang cocok

Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto bersama KH Agoes Ali Masyhuri saat bersilaturrahmi di Ponpes Bumi Shalawat Sidoarjo, Jumat (18/10/2019).
Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto bersama KH Agoes Ali Masyhuri saat bersilaturrahmi di Ponpes Bumi Shalawat Sidoarjo, Jumat (18/10/2019). (SURYA.co.id/M Taufik)

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui bahwa kedatangannya ke Sidoarjo, Jumat (18/2019), untuk menemui beberapa tokoh dan melihat secara obyektif kondisi Sidoarjo.

Itu juga merupakan kewenangan DPP PDIP terkait penunjukan bakal calon kepala daerah tahun 2020 mendatang.

Termasuk calon yang bakal diusung PDIP.

"Penjaringan memang sudah dimulai. Tapi di partai kami ada tiga pintu, DPC, DPW, dan DPP langsung. Nah, DPP juga sesuai kewenangannya bisa jemput bola. Turun langsung ke wilayah untuk mencari sosok yang layak dan dirasa mampu mengemban amanat rakyat," kata Hasto, Jumat (18/10/2019).

Kali ini, pihaknya pun datang ke Sidoarjo, di antaranya juga untuk itu.

Untuk menemui beberapa tokoh, melihat kondisi obyektif di masyarakat, serta berdiskusi dengan sejumlah pihak.

"Sekilas yang saya lihat dan menurut beberapa pihak, terlihat kontras antara Surabaya dan Sidoarjo. Ke depan, ini harus jadi kesatuan konsepsi. Pemimpinnya harus berperan serta kerjasama membangun antardaerah," lanjutnya.

Kedatangan Hasto ke Sidoarjo juga termasuk membicarakan rencana ke depan.

Membahas kerjasama lebih baik antara Nahdliyin dengan PDIP.

"PDIP bagian dari NU. Dan NU juga merupakan pendukung utama PDIP. Sehingga kolaborasi ini harus selalu dijaga dan ditingkatkan," tandasnya.

Apakah akan bersama PKB dalam mengusung calon di Pilkada Sidoarjo 2020 nanti ?

Hasto menyatakan masih proses komunikasi.

Dan itu sangat mungkin, karena PKB dan PDIP merupakan mitra dalam Indonesia Kerja.

Lantas sosok seperti apa yang akan diusung PDIP pada Pilkada Sidoarjo nanti, ditegaskan bahwa PDIP memilih calon yang menyatu dengan rakyat.

"Calon yang tidak berjarak dengan masyarakat. Yang tidak adigang-adigung atau merasa punya kuasa sehingga mengabaikan aspirasi rakyat," jawab Hasto.

Calon Bupati Sidoarjo nanti, tambah dia, harus seorang pemimpin yang punya visi ke depan.

Pemimpin yang melayani.

Bersifat rendah hati tapi punya kemampuan teknokratik yang bagus.

Cawali Surabaya harus senafas dengan Risma

Selain ke Sidoarjo, Hasto Kristiyanto juga ke Surabaya.

Dia menyebut, pemimpin Surabaya harus senafas dengan Risma.

Di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini, Kota Pahlawan menjadi kota maju.

Ada dua cara pencalonan cawali dari PDIP untuk bertarung di Pilwali Surabaya 2020 nanti. 

Cara pertama, PDIP melakukan penjaringan mulai dari ranting hingga tingkat provinsi lalu diajukan ke DPP PDIP.

Sedangkan cara kedua, cawali bisa langsung mendaftar ke DPP.

Nah, cara kedua ini yang dipilih oleh Walikota Risma untuk mendaftarkan kandidat yang dianggap layak memimpin Surabaya.

Dalam kunjungannya ke Surabaya, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut PDIP sudah melakukan pemetaan strategi politik.

Hasilnya, Kota Surabaya membutuhkan pemimpin yang senafas dengan gaya kepemimpinan Tri Rismaharini.

PDIP tidak ingin, pemimpin pengganti Risma memiliki karakter poco-poco yang membuat kota ini makin mundur.

"Kami terus menyempurnakan diri, sejak awal kami lakukan pemetaan politik, karena partai menyatu dengan rakyat sehingga kita bisa punya instrumen dini melihat kota Surabaya yang diperlukan adalah seorang pemimpin yang senapas dengan Ibu Risma. Bukan pemimpin poco poco, Ibu Risma maju kemudian yang menggantikan mundur, karena tidak memahami desain kemajuan kota Surabaya," kata Hasto.

Dalam kesempatan yang sama, Hasto Kristiyanto mengungkapkan Risma sudah mendaftarkan sosok Bakal Calon Wali Kota Surabaya ke DPP PDIP.

"Sudah didaftarkan juga," kata Hasto saat ditemui di Kantor DPD PDIP Jatim Jalan Kendangsari Industri, Surabaya, Jumat (18/10/2019).

Hasto menjelaskan, dalam penentuan rekomendasi Paslon nanti, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri akan mendengarkan masukan dari Walikota Risma tentang sosok yang layak diusung PDIP untuk Pilwali Surabaya 2020.

"Karena kedekatan Ibu Mega dan Ibu Risma sudah sangat lama. Ibu Mega juga menjadi bagian arsitek pembangunan Surabaya karena intensnya dialog antara Ibu Mega dan Ibu Risma. Dalam dialog pasti ibu Mega akan mendengarkan masukan ibu Risma," ucap Hasto

Hasto mengatakan, meski sudah ada penjaringan di DPC maupun DPD, PDIP memang masih membuka pendaftaran di tingkat DPP hingga batas terakhir bulan Oktober ini.

"Kalau mau daftar di DPP masih dimungkinkan sampai Oktober. Karena April sudah pendaftaran calon di KPU," katanya.

Namun Hasto enggan mengungkapkan siapa-siapa saja yang telah mendaftarkan diri ke DPP PDIP.

"Saya belum mengecek," ucapnya singkat.

Sekadar diketahui, PDIP telah membuka penjaringan calon Wali Kota Surabaya 2020 baik lewat DPC, DPD, maupun DPP.

Sejauh ini sudah ada beberapa nama yang mendaftar baik di DPC maupun DPD, antara lain:

1. Whisnu Sakti Buana
2. Sutjipto Joe Angga
3. Chrisman Hadi
4. Dyah Katarina
5. Sri Setyo Pertiwi
6.Mega Jaya Agus Tjandra
7.Armudji
8.Eddy Tarmidi Widjaya
9.Anugrah Ariyadi
10.Ahmad Wahyuddin
11.Lia Istifhama
12.Haries Purwoko
13.Dwi Astutik
14.Gunawan
15.Warsito
16.Fandi Utomo
17.Laksda TNI (Purn) Untung Suropati
18.Ony Setiawan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved