Liputan Khusus
Wabup Optimis Pembebasan Lahan untuk Bandara Kediri Rampung Akhir Oktober
Saat ini pembebasan lahan untuk Bandara Kediri tinggal 4 persen atau seluas 17 hektare dari total 372 hektare yang dibutuhkan.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id | KEDIRI - Wakil Bupati Kediri, Masykuri optimistis pembebasan lahan bakal rampung akhir Oktober ini. Dirinya dengan sukarela akan ikut membantu proses pembebasan lahan.
Saat ini pembebasan lahan untuk bandara tinggal 4 persen atau seluas 17 hektare dari total 372 hektare yang dibutuhkan. Pembebasan lahan dan pembangunan bandara didanai PT SDI (anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk) yang diperkirakan akan menelan investasinya minimum Rp 6 triliun.
“Saya tidak disuruh oleh GG (PT Gudang Garam Tbk) untuk turun tangan menyelesaikan pembebasan lahan. Ini murni keinginan saya sendiri. Saya langsung mendatangi mereka serta menanyakan permintaannya. Istilahnya pendekatan dari hati ke hati tanpa ada tekanan. Dalam hal ini, saya hanya sebagai jembatan penghubung saja antara warga dengan GG,” kata Masykuri, Selasa (1/10/2019).
Menurut Masykuri, kenaikan harga tanah dan rumah itu pertanda baik dan hal yang wajar. Itu berarti, pertumbuhan ekonomi di Kediri perlahan mulai menunjukkan kenaikan.
“Mau tak mau akan terjadi pertumbuhan ekonomi. Maka yang terjadi harga tanah dan rumah naik. Sesuai hukum ekonomi, ketika permintaan dan penawaran tak seimbang, akan memicu kenaikan harga. Akan tetapi, permintaan harga dari warga juga harus sesuai (masuk akal). Jangan aji mumpung lalu serta-merta meminta harga tinggi. Setidaknya mereka tak nombok saat membeli rumah atau tanah baru,” paparnya.
Masykuri menambahkan, kendalanya tak hanya itu. Sejumlah warga di Dusun Bulusari, Tarokan, Kabupaten Kediri menginginkan untuk direlokasi di satu tempat. Mereka ingin tetap bertetangga dan bisa melaksanakan ibadah bersama-sama di musala seperti sediakala.
“Sebelumnya saya sudah menemui dan berbincang dengan mereka. Ada 18 KK yang ketemu saya. Saya berupaya jadi jembatan penghubung mereka dengan GG. Sepertinya GG punya tanah untuk relokasi mereka,” ungkapnya.
• Pemilik Lahan Bandara Kediri Minta Harga Rp 2,5 Juta Per Meter
Sementara itu, lokasi runway Bandara Kediri tahun lalu mengalami pergeseran dari rencana semula. Arahnya berubah dari utara ke selatan menjadi barat laut ke tenggara. Konsekuensinya perlu pembebasan lahan tambahan.
“Ternyata kajian para ahli, runaway harus mengikuti arah angin dan gunung. Kalau posisi bandara dari utara ke selatan, saat landing pesawat harus melintas di atas Gunung Wilis, kalau cuacanya buruk ini rawan. Maka diubah tenggara ke barat laut. Sehingga pembebasan lahan ditambah lagi sekitar 90 hektar, sekarang tinggal 15-17 hektare,” pungkasnya.