Pendapat Pakar Tentang Semburan Minyak Kutisari yang Kini Bercampur Air
Jika semburan tak kunjung berhenti, ia merekomendasikan pembuatan saluran ke pembuangan terdekat agar air semburan dapat disalurkan.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id, SURABAYA - Minyak mentah yang menyerupai lumpur memang masih terus menyembur dari halaman sebuah rumah di Jalan Kutisari Indah Utara III/19, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya.
Minyak tersebut telah menyembur sejak Senin (23/9/2019), dan sempat dikira lumpur karena warnanya gelap, kental dan baunya menyengat.
Kini, semburan lumpur tersebut masih ada, namun baunya gasnya sudah tak begitu terasa karena kandungan airnya lebih banyak.
Menurut ahli geologi Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Amien Widodo, kemunculan semburan air bercampur minyak ini pertanda bahwa kandungan minyak di dalam semburan sudah hampir habis.
"Berarti minyak yang muncul dari sumber itu sudah hampir habis. Kalau mau habis ya gitu, muncul airnya," kata Amien, Minggu (29/9/2019).
Ia mengatakan, keluarnya air dikarenakan air berada di lapisan terbawah.
Sedangkan urutan pertama adalah gas, baru kemudian minyak.
Maka dari itu, ini merupakan pertanda bahwa minyak sudah mencapai lapisan paling bawah.
Ini juga menjelaskan mengapa bau gas sudah tidak begitu tercium lagi, karena sudah habis di awal.
Meski kini semburan mayoritas berupa air, Amien tetap tidak menyarankan agar lubang tersebut ditutup.
Jika semburan tak kunjung berhenti, ia merekomendasikan pembuatan saluran ke pembuangan terdekat agar air semburan dapat disalurkan.
"Tapi tetap harus diukur dulu kandungannya. Apakah baik untuk lingkungan atau tidak jika dibuang langsung," tutupnya.