Berita Banyuwangi

Desa-Desa di Banyuwangi Kini Kian Percaya Diri Berinovasi

Tidak hanya inovasi layanan masyarakat, desa di Banyuwangi juga berlomba-lomba dalam pengembangan kesejahteraan melalui Badan Usaha Milik Desa

Penulis: Haorrahman | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id/Haorrahman
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas melihat program aplikasi yang diterapkan di desa 

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Poin ketiga program Nawa Cita ini, membangun optimisme dari pinggiran desa. Desa kini percaya diri melakukan inovasi. Seperti yang terjadi di desa-desa Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

SURYA.co.id | BANYUWANGI - Dengan lancar Slamet Kasiyono, Kepala Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, memaparkan bagaimana kerja Sistem Manajemen Desa (SIMADE). Sebuah sistem administirasi kependudukan tersusun rapi, yang membuat waktu pelayanan masyarakat hanya dua menit.

”Dengan SIMADE, pelayanan administrasi tidak sampai dua menit selesai dan siap cetak,” kata Slamet, usai memeragakan alur pelayanan adminitrasi di desanya.

Cukup dengan memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK), pelayanan bisa dilakukan dengan cepat.

Misalnya pengurusan surat kematian, petugas cukup mengisi NIK nama warga yang bersangkutan di form elektronik, maka otomatis lembar dokumen akan langsung terisi dengan berbagai data primer penduduk lainnya seperti usia, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya.

”Seperti saat mendengar ada warga yang meninggal dunia. Saya tinggal masukkan NIK, surat kematian langsung tercetak, dan bisa saya bawa ke pihak keluarga sambil melayat,” jelas Slamet.

SIMADE telah terintegrasi dengan sistem layanan administrasi kependudukan seperti pembuatan KTP, surat ijin menikah, keterangan domisili, surat keterangan pindah dan masih banyak lainnya. Warga yang akan mengurus, cukup menyerahkan nama dan nomor induk kependudukan (NIK) maka akan segera tercetak.

Sistem ini melakukan update otomatis pengurangan atau pertambahan jumlah penduduk. Apabila kantor desa mengeluarkan surat kelahiran, maka di sistem jumlah penduduk otomatis bertambah. Sebaliknya jika desa mengeluarkan surat kematian maka jumlah penduduk akan berkurang.

Data SIMADE cukup detail hingga ke tingkat RT. Kondisi penduduk mulai dari jumlah, agamanya apa saja, ada berapa KK, hingga statusnya sampai tingkat RT.

"Akhirnya, memudahkan kami memantau penduduk yang masuk dan keluar desa," ujar Slamet.

Tidak hanya Desa Ketapang, di Desa Gemteng Wetan memiliki program Simas Mandiri atau Aplikasi Masyarakat Melayani Sendiri.

Kantor desa menyediakan sistem aplikasi sehingga warga tidak perlu antre di depan petugas pelayanan. Warga memilih layanan yang diinginkan. Tinggal memasukkan nomor NIK, layanan yang dipilih langsung jadi, cepat dan mudah.

Terdapat 27 jenis layanan di aplikasi ini. Seperti surat lahir, surat nikah, surat pengantar pindah tempat juga ada.

Penerapan Industri 4.0

Tidak hanya inovasi layanan masyarakat, desa di Banyuwangi juga berlomba-lomba dalam pengembangan kesejahteraan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).  Seperti yang dilakukan BUMDes Ijen Lestari, milik Desa Tamansari, Kecamatan Licin.

Desa di Banyuwangi kini telah menuju ekosistem Industri 4.0 melalui program Smart Kampung.
Desa di Banyuwangi kini telah menuju ekosistem Industri 4.0 melalui program Smart Kampung. (SURYA.co.id/Haorrahman)

BUMDes ini memanfaatkan potensi wisata Kawah Gunung Ijen, yang mendorong masyarakat setempat untuk turut punya andil.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved