Berita Pasuruan

Bromo Marathon 2019, Ada Rute Baru Peserta Lari 5 Km, Heritage Run Susuri Desa Tosari

Rute yang diambil oleh peserta lari 5K di Bromo Marathon 2019, akan mengelilingi Desa Tosari.

surya.co.id / rahadian bagus p
Sejumlah peserta Bromo Marathon berlari menyusuri pedesaan di Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Minggu (13/9/2014). 

SURYA.co.id | PASURUAN - Ada rute baru dalam event Bromo Marathon 2019 yang digelar Minggu (1/9/2019).

Peserta lari dengan rute lima kilometer ini, akan disuguhi keindahan dan keaslian Desa Tosari, yang kini memperkenalkan diri sebagai pintu masuk lain menuju kawasan wisata Gunung Bromo.

Founder Galanesia sekaligus pencetus Bromo Marathon, Dedi Kurniawan memberi nama rute ini sebagai heritage run.

"Rute yang diambil oleh peserta lari 5K di Bromo Marathon 2019, akan mengelilingi Desa Tosari. Dengan begitu, peserta jadi tahu mengenai susunan Desa Tosari yang bertingkat ini," jelas Dedi Kurniawan, dalam konferensi pers, Sabtu (31/8/2019) di Syailendra, Plataran Bromo

Tahun 2019 menjadi gelaran Bromo Marathon ketujuh, sejak digelar pertama kali pada 2012 lalu.

Tiap tahun, jumlah peserta yang mengikuti event ini juga bertambah.

Tercatat hingga Sabtu (31/8/2019) siang, telah ada 1.800 peserta dari semua kategori yang berasal dari berbagai negara.

"Tahun ini kira-kira ada 30 negara yang mengikuti Bromo Marathon 2019. Paling banyak tentu dari Indonesia. Menyusul, ada Malaysia, Singapura, Eropa, dan masih banyak lagi," terang Dedi Kurniawan.

Di Bromo Marathon 2019, rute yang menjadi andalan adalah sejauh 21 kilometer.

Dedi Kurniawan mengatakan, bila biasanya rute sejauh 21 kilometer bisa ditempuh empat jam, berbeda dengan di Bromo Marathon 2019.

"Runner bisa saja menghabiskan waktu hingga tujuh jam di rute 21 kilometer. Ini karena, di rute tersebut selain karena kondisi track yang tak mulus, view yang ditawarkan juga bagus," ungkap Dedi.

Sehingga, lanjut Dedi Kurniawan, akan banyak pelari yang ingin sesekali berhenti hanya untuk sekadar mengabadikan momen diri sendiri alias selfie.

Pada sesi konferensi pers itu, Dedi Kurniawan juga menjelaskan mengenai perbedaan antara Bromo Marathon dengan event lari lainnya.

"Yang membuat beda antara Bromo Marathon dengan event lari lainnya, tentu terletak pada track. Meski rute yang ditempuh oleh peserta sama dengan event lari lain, tapi track Bromo Marathon tentu lebih menantang," ujarnya.

Bromo Marathon mengusung road and trail, lantaran track yang dilalui peserta dinilai tak selalu landai.

Akan ada track, di mana peserta harus mengeluarkan tenaga lebih banyak karena jalanan yang menanjak.

"Di rute 42 kilometer, peserta akan dihadapkan dengan track menanjak dengan persentase, 65 persen trail (menanjak), sementara sisanya road (landai)," imbuh Dedi Kurniawan.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved