5 Fakta Gubernur Papua dan Khofifah Ditolak Masuk Asrama Mahasiwa Papua di Surabaya

Simak sederet fakta Gubernur Papua Lukas Enembe ditolak masuk asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Selasa (27/8/2019).

Penulis: Arum Puspita | Editor: Tri Mulyono
SURYA.co.id
5 Fakta Gubernur Papua Ditolak Masuk Asrama Mahasiwa Papua, Sempat Kirim Staf Khusus 

Suasana gaduh pun tak terhindarkan. Melihat situasi yang menjadi tak kondusif, Gubernur Khofifah segera diamankan ke dalam mobil oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan.

Sementara Gubernur Papua Lukas Enembe masih berupaya membujuk mahasiswa Papua untuk mau diajak berbicara dan berunding.

Namun situasi justru kian tak kondusif. Akhinya atas instruksi dari kepolisian Gubernur Lukas pun meninggalkan lokasi Asrama Mahasiswa Papua di Kalasan.

Didampingi Ketua Keluarga Besar Masyarakat Papua Surabaya Pieter, Gubernur Lukas Enembe didampingi menuju mobil dan meninggalkan Asrama Mahasiswa Papua.

"Mereka tak suka..," kata Gubernur Lukas sembari berjalan menuju mobil. Ada raut kekecewaan besar yang tampak di wajah Gubernur Lukas.

Innalillahi Wa Innailaihirojiun Rusmini Ibu yang Kepalanya Diinjak Anak Kandung Meninggal Dunia

Breaking News - Gubernur Papua Lukas Enembe Ditolak Masuk ke Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya

3. Gubernur Papua Tak Pantang Menyerah Bujuk Mahasiswa 

Lukas Enembe mengatakan, dirinya tak akan menyerah dengan penolakan itu. Dia berjanji akan datang lagi dan berkomunikasi dengan para mahasiswa tersebut. 

"Kami datang ke sini kan karena mereka belum keluar. Apakah mereka akan terima saya atau tidak saya tidak tahu," kata Gubernur Lukas.

"Tapi kalau memang berhasil maka besok saya bikin secara adat, bakar batu namanya," sambungnya. 

"Jadi apa saya bisa atau tidak, saya coba lagi. Ya besok kalau berhasil kita harus bakar batu," tegasnya.

Komunikasi dengan mahasiswa Papua yang ada di asrama Kalasan penting sifatnya. Sebab selama ini belum diketahui apa yang menjadi kemauan atau aspirasi dari mahasiswa Papua yang ada di dalam sehingga tidak mau menerima siapapun untuk bicara.

"Kita kan harus dengar dari mereka juga. Selama belum ketemu kita tidak bisa bicara," tegasnya.

Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Zain Dwi Nugroho menari Sajojo bersama anak Papua, Senin (26/8/2019).
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Zain Dwi Nugroho menari Sajojo bersama anak Papua, Senin (26/8/2019). (surya.co.id/kukuh kuniawan)

4. Sudah kirimkan staf khusus

Lukas mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah berupaya untuk melakukan koordinasi dengan mahasiswa Papua yang ada di Kalasan.

Ia sudah mengirimkan staf dari Papua maupun dari staf Papua Barat untuk mencoba menembus asrama Kalasan. Namun nyatanya tidak ada yang bisa diterima.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved