Viral Media Sosial

Video Viral Siswi SMA Pasrah Diperlakukan Kasar Seniornya Tersebar di WA, Kepsek: Untuk Lucu-lucuan

Video seorang siswi SMA pasrah saat diperlakukan kasar oleh seniornya viral di medsos dan grup whatsapp (WA), berikut keterangan kepala sekolahnya

Instagram/viralkamera
Video Viral Siswi SMA Pasrah Diperlakukan Kasar Seniornya Tersebar di WA 

SURYA.co.id - Video yang menampakkan seorang siswi SMA pasrah saat diperlakukan kasar oleh seniornya viral di media sosial dan grup whatsapp (WA).

Video viral siswi SMA pasrah diperlakukan kasar oleh seniornya ini salah satunya diunggah akun Instagram @viralkamera pada Sabtu (24/8/2019).

Dalam video viral itu, awalnya seorang siswi berbaju batik ini meletakkan tangannya di muka siswi berbaju pramuka.

Lama kelamaan siswi berbaju batik ini mulai mendorong dan menarik kerudungnya.

Sang siswi berbaju pramuka ini hanya bisa pasrah saja menerima perlakuan seperti itu.

Siswi yang berbaju batik ini juga sempat mengancam siswi berbaju pramuka.

"Awas ya kalau ngadu!," kata siswi berbaju batik ini sambil menunjuk ke muka siswi berbaju pramuka tersebut.

Postingan ini juga menuliskan bahwa ini merupakan kasus bullying dari kaka kelas terhadap adik kelasnya.

"Kasus Bullying kakak kelas terhadap adek kelas !!
...
Kali ini diduga terjadi di salah satu sekolah di Palembang." tulis akun @viralkamera dalam captionnya

Viral Video Seorang Siswi yang Membully Adik Kelasnya
Viral Video Seorang Siswi yang Membully Adik Kelasnya (Instagram/viralkamera)
Dikutip dari Tribunsumsel.com, peristiwa tersebut terjadi di SMA Negeri 4 Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

Terkait video viral ini, Kepala Sekolah SMA Negeri 4 kota Prabumulih, Dahril Amin membenarkan bahwa video tersebut merupakan siswanya.

"Benar itu siswa kita yang senior itu D (Inisial-red) kelas 12 dan yuniornya A kelas 10 atau murid baru," ungkap Dahril Amin, Sabtu (24/8).

Pihaknya sudah memanggil kedua siswi tersebut, namun keduanya tak mau berterus terang.

Akhirnya pihak sekolah pun memanggil kedua orangtua siswi tersebut.

"Kami sebetulnya belum mengetahui apa sebetulnya masalah yang terjadi, untuk itu kita panggil kedua orang tua siswa tersebut. Siapa tahu itu hanya main-main saja, belum tahu kita," katanya.

Dahril Amin juga menjelaskan bahwa aksi tidak pantas yang terekam dalam video ini dilakukan pada Kamis (24/8).

Ia juga menjelaskan bahwa jika aksi bullying ini memang terbukti maka akan ada saksi tegas.

"Jika memang benar kita akan berikan sanksi, bisa dengan mengeluarkan keduanya dari sekolah karena jika memang benar maka ini kejadian luar biasa," ujarnya.

Namun, setelah para orang tua siswa dan melakukan pertemuan bersama, RT dan RW, serta Komite Sekolah pihak bhabinkamtibmas, Sabtu (24/8/2019), Dahril Amin menyatakan video itu hanya prank atau main-main saja.

"Jadi setelah kita panggil dan dipertemukan semua ternyata video itu dibuat para siswa itu hanya untuk lucu-lucuan saja," kata Dahril Amin.

Selain itu ia juga mengatakan bahwa pelaku dan teman-temannya merekam video tak terpuji ini hanya untuk seru-seruan.

"Pengakuan mereka itu hanya untuk dibagikan di grup Whatsapp mereka saja, untuk seru-seruan katanya," ucapnya.

Usai melakukan pertemuan, para siswi yang terlibat dalam video yang viral ini pun saling meminta maaf.

"Mereka sudah saling meminta maaf dan video itu tidak seperti yang sebagaimana kejadian sebenarnya," tutup Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Prabumulih ini.

Siswi Baru SMK di Bekasi Dikeroyok Kakak Kelas

Di kasus lain, seorang pelajar kelas X sebuah SMK di Bekasi Timur berinisial GL (16) jadi korban pengeroyokan, Rabu (14/8/2019) lalu.

GL yang baru sebulan duduk di bangku SMK dikeroyok tiga pelaku yang usianya sedikit lebih tua darinya di sebuah taman tak jauh dari kompleks sekolah.

Tiga pelaku itu adalah D yang merupakan alumnus SMK tempat GL bersekolah, A kakak kelas GL; dan P kawan D yang tidak satu almamater.

GL dijambak, dicekik, dan dilucuti kerudungnya sebelum kemudian ditendang, dipukul, dan ditampar menggunakan sandal berulang kali.

"Habis pulang sekolah langsung dibawa saja gitu sama teman (ke taman), di sana sudah ada tiga orang itu nungguin, ngajakin duel," ujar GL saat ditemui Kompas.com (jaringan Surya.co.id) di rumahnya di  Bekasi Utara, Rabu (21/8/2019) petang.

"Memang enggak senang saja, kakak kelas gitu," tambahnya.

GL tak ingat berapa lama ia dianiaya.

Ia hanya bisa duduk dan tertunduk saat dikeroyok tiga orang itu.

Pundak dan wajahnya lebam akibat penganiayaan tersebut.

GL menyebutkan, di taman tempatnya dikeroyok masih ada dua pemuda lain yang mengawasi dari jauh.

Peristiwa itu direkam bergantian oleh para pelaku, kemudian disebar di grup WhatsApp.

Orangtua GL, Ali S dan Eka S tak tahu-menahu apa yang terjadi pada putri bungsu mereka saat itu.

Mereka baru mengetahui apa yang menimpa putrinya pada Senin.

"Pulang sekolah bajunya pada acak-acakan, kotor banget.

Terus langsung ke kamar, enggak biasanya itu.

Akhirnya tahu dari tetangga (lewat video).

Saya sedih pas lihat," ungkap Ali di kediamannya, Rabu.

Ali langsung mendatangi sekolah.

Namun, pihak sekolah menyarankan agar Ali melapor ke polisi karena kejadian itu terjadi di luar jam dan kompleks sekolah.

Selasa kemarin, Ali melapor ke Polres Metro Kota Bekasi dan kasus itu kini dalam penyelidikan polisi.

Korban trauma

GL masih trauma dengan pengeroyokan yang menimpanya pada Rabu (14/8/2019) lalu.

GL berujar bahwa dirinya sempat masuk sekolah pada Jumat, dua hari setelah pengeroyokan tersebut untuk mengikuti lomba 17-an.

Kamis keesokan harinya, GL tidak masuk sekolah dan sempat membuat bingung orangtuanya.

"Diikutin waktu masuk hari Jumat sama si A, kakak kelas.

Diikutin saja begitu, mungkin biar enggak lapor guru," ujar GL kepada Kompas.com (jaringan Surya.co.id).

Dibayangi trauma dan takut akan dikeroyok lagi, GL memutuskan mendekam di rumah.

Ia juga ogah keluar rumah karena alasan yang sama, meskipun guru sekolahnya telah datang ke rumah dan membujuknya agar bersekolah kembali.

Kawan-kawan seangkatannya juga mendukungnya agar kembali masuk sekolah.

"Takut diincar lagi.

Masih seringlah (teringat pengeroyokan)," kata GL.

"Tidur juga enggak tidur semalaman.

Dia suka mengigau, minta ampun, minta tolong," ucap Ali Sadikin (44), ayah GL.

Sumber: Suar.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved