Viral Media Sosial

VIRAL VIDEO Siswi SMK Bekasi Dicekik, Dipukuli Ramai-ramai karena Dituduh Pelakor, Endingnya Miris

Video pengeroyokan GL (16) siswi baru SMK Teknologi Nasional, Bekasi Timur viral di media sosial WhatsApp beberapa hari terakhir.

Editor: Musahadah
Tribun Jakarta/ilustrasi
VIRAL VIDEO Siswi SMK Bekasi Dicekik, Dipukuli Ramai-ramai karena Dituduh Pelakor 

"Saya enggak berani ngelawan waktu itu, yang mukulin tiga orang tapi banyak teman-teman mereka pada liatin aja," ungkap dia.

Lapor Polisi

Ali Sadikin (44) ayah GL mengaku baru mengetahui anaknya jadi korban pengeroyokan usai melihat video yang tersebar di aplikasi whatsapp.

Sebab, setelah kejadian sampai orangtunya tahu, korban lebih memilih diam dan menutup diri tanpa berbicara perihal masalah yang tengah dialami.

"Saya baru tahu pas hari Senin (19/8/2019), dari tetangga kasi tahu video anak saya lagi dipukulin," kata Ali saat ditemui dikediamannya di Jalan Raya Perjuangan, Kelurahan Harapan Baru, RT01/04, Kecamatan Bekasi Utara, Rabu (21/8/2019).

Usai mengetahui video aksi pengeroyokan terhadap anaknya, Ali lantas menanyakan langsung ke GL dan ke pihak sekolah. Namun ketika itu sekolah menyarankan agar melapor ke polisi.

Keesokan harinya, Ali langsung membawa GL ke Polres Metro Bekasi Kota beserta barang bukti video aksi pengeroyokan.

Korban hari itu juga langsung dilakukan visum di RSUD Kota Bekasi guna memperkuat alat bukti.

Trauma dan Tertekan

GL masih merasa takut dan trauma usai jadi korban pengeroyokan oknum seniornya.

Dia bahkan sering mengigau dan cenderung mengurung diri di dalam kamar.

Dara cantik anak ketiga dari tiga orang bersaudara pasangan suami istri Ali Sadikin dan Eko Susanti ini sempat mengurung diri di dalam kamar saat wartawan datang menjumpai kediamannya pada Rabu, (21/8/2019).

Namun, ia akhrinya mau keluar kamar dan bercerita terkait pengalaman pahit mejadi korban pengeroyokan.

GL mengaku sampai saat ini dia masih merasa takut dan enggan kemabali ke sekolah.

Setelah kejadian itu, ia sempat masuk sekolah selama satu hari pada Jumat, (16/8/2019), tapi korban justru merasa tertekan dan trauma sehingga memilih untuk tidak sekolah sampai hari ini.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved