Respon 2 Purnawirawan Jenderal TNI Soal Isu Taruna Akmil Enzo Zenz, Menhan: Nanti Saya Ambil Alih

Dua purnawirawan jenderal TNI merespon soal isu yang menyebut taruna akmil Enzo Zenz Allie sebagai simpatisan kelompok HTI

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN, Dok. SMA Al Bayan, TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Moeldoko, Enzo Zenz Allie, dan Ryamizard Ryacudu 

SURYA.co.id - Dua purnawirawan jenderal TNI merespon soal isu yang menyebut taruna akademi militer (Akmil), Enzo Zenz Allie sebagai simpatisan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Dua purnawirawan jenderal TNI itu adalah Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu

Seperti diketahui, taruna Akmil Enzo Zenz Allie yang diisukan sebagai simpatisan kelompok HTI telah memantik reaksi dari berbagai kalangan

Dua purnawirawan jenderal TNI yang sudah banyak berkiprah di militer maupun pemerintahan pun ikut bereaksi tentang isu ini

1. Moeldoko

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko menjawab pertanyaan wartawan usai memberikan kuliah umum pada acara Syndicate Lecture - Seri 72 Tahun TNI Para Syndicate di Jakarta, Rabu (4/10/2017). Kuliah umum Jendral (Purn) Moeldoko dengan tema 'membaca Indonesia: TNI dan Politik Negara' untuk memperingati HUT ke-72 TNI.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko menjawab pertanyaan wartawan usai memberikan kuliah umum pada acara Syndicate Lecture - Seri 72 Tahun TNI Para Syndicate di Jakarta, Rabu (4/10/2017). Kuliah umum Jendral (Purn) Moeldoko dengan tema 'membaca Indonesia: TNI dan Politik Negara' untuk memperingati HUT ke-72 TNI. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Tanggapi Polemik Enzo, Moeldoko Ingatkan TNI Perketat Seleksi Masuk', Moeldoko mengingatkan agar TNI memperketat seleksi masuk.

Hal itu disampaikan Moeldoko menanggapi polemik lolosnya calon taruna Akademi Militer (Akmil) Enzo Allie dalam seleksi.

"Saya belum koordinasi lagi sama panglima TNI. Saya akan sampaikan ke Panglima agar diwaspadai lagi," ujar Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/8/2019).

Namun, Moeldoko menilai lolosnya Enzo dalam seleksi Akmil bukan berarti TNI kecolongan.

Ia pun meyakini proses pendidikan di Akmil akan menghasilkan para taruna yang nasionalis.

Sebab, proses penilaian dan pengecekan ideologi di TNI berlangsung secara berkelanjutan.

"Istilahnya bukan kecolongan. Artinya, bahwa sesuatu itu undetected. Tetapi ingat, di TNI itu penilaian terus menerus, sangat ketat. Pasti akan ketahuan nanti kalau muncul penyimpangan-penyimpangan perilaku," lanjut dia.

2. Ryamizard Ryacudu

Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu memimpin rapat pimpinan Kementerian Pertahanan RI 2017
Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu memimpin rapat pimpinan Kementerian Pertahanan RI 2017 (TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN)

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Soal Enzo Allie, Menhan Bilang "Periksa Dulu, Baru Nanti Saya Ambil Alih', Ryamizard Ryacudu meminta TNi memeriksa persoalan Enzo Zenz Allie yang lolos sebagai calon taruna Akmil dengan benar.

Hal tersebut berkaitan dengan dugaan bahwa Enzo yang merupakan keturunan Perancis adalah pendukung organisasi yang dilarang pemerintah dari akun media sosialnya.

"Itu kan baru mau masuk. Saya suruh periksa. Kalau dia memang jiwanya begitu, ya enggak pantas," ujar Ryamizard di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2019).

Ketidakpantasan itu, kata Ryamizard dikarenakan TNI merupakan penjaga Pancasila. Dengan demikian, jiwa dan ideologinya pun harus berlandaskan Pancasila.

"Bagaimana bisa menjaga Pancasila kalau orangnya tidak pancasila? Tapi kita lihat dulu, kan lagi diperiksa TNI," kata dia.

"Saya tidak mau cawe-cawe dulu lah. Periksa dulu, baru nanti saya ambil alih," pungkas dia.

Sebelumnya, rumor tentang Enzo yang merupakan simpatisan HTI mencuat setelah foto-foto di akun media sosialnya viral. 

Tak hanya itu, sang ibu Enzo juga diduga merupakan simpatisan HTI yang di unggahan media sosial serang mengunggah hal-hal yang berseberangan dengan pemerintah. 

Informasi yang menyebut Enzo Zenz Allie sebagai simpatisan kelompok HTI kini tengah didalami TNI.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi menyebut pendalaman ini dilakukan untuk membuktikan apakah Enzo mempunyai paham antipancasila atau tidak. 

Dikutip dari Kompas. TV, Rabu (7/8/2019), Sisriadi mengungkapkan selama ini pihaknya sudah sangat selektif dalam menyaring orang-orang yang masuk ke Akmil. 

Ada sistem seleksi mental ideologi melalui tes tulis, wawancara hingga penelusuran media sosial serta latar belakang calon perwira Akmil yang dilakukan lebih dari satu penguji. 

"Makasih pada masyarakat yang memberikan masukan itu. 

Akan kami dalami. Tapi kami tidak bisa me-judge apakah bener atau tidak bener. Nanti dari hasil pendalaman bisa diketahui," kata apuspen TNI Sisriadi. 

Dikatakan, pendalaman itu tidak hanya dilakukan terhadap Enzo saja.

"Selama prajurit itu mengikuti pendidikan 4 tahun akan terus menerus ditelusuri. Orangtuanya bergaul dengan siapa. Organisasinya apa, Aktivitasnya apa. Kalau di organisasi kedudukannya sebagai apa. Itu terus ditelusuri," tegasnya. 

Lihat video: 

Isu yang menerpa remaja blasteran Prancis ini juga mengundang reaksi dari berbagai pihak seperti Badan Intelijen Negara (BIN) hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika

Berikut SURYA.co.id rangkum sejumlah reaksi soal rumor yang menyebut taruna Akmil Enzo Zenz Allie sebagai simpatisan kelompok HTI

1. Badan Intelijen Negara (BIN)

Badan Intelijen Negara (BIN) ikut bereaksi soal rumor yang menimpa taruna Akmil Enzo Zenz Allie

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'BIN Minta TNI Verifikasi Latar Belakang Enzo', reaksi intelijen Indonesia soal rumor yang menimpa Enzo ini diungkapkan oleh Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto

Enzo Zenz Allie
Enzo Zenz Allie (Kolase Dok. SMA Al Bayan dan Instagram)

Wawan meminta TNI untuk melakukan verifikasi lebih detail terkait dengan latar belakang calon taruna di Akademi Militer, Enzo Zenz Allie.

"Mental ideologi (MI) tidak boleh ada yang berbeda dengan Pancasila. TNI perlu lakukan verifikasi lebih detail. Kata kuncinya dia (Enzo) harus steril dari ideologi yang berbeda," ujar Wawan saat diskusi polemik bertajuk "Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan" di Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019).

Wawan menuturkan, ideologi yang berlawanan dengan nilai Pancasila dan NKRI kini memang rentan dan rawan terjadi pada masyarakat, khususnya pada pemuda Indonesia.

Ia menyebutkan, bahkan ada aparat penegak hukum juga berpotensi terhadap paham-paham radikalisme.

Maka dari itu, menurutnya, perekrutan aparat perlu diperketat.

"Faktanya, ada lho aparat yang berbelok. Seperti di Jantho, Aceh, ada aparat yang memiliki paham radikalisme, kemudian langsung dipecat. Di Poso juga ada, hal itu menunjukkan bahwa begitu bahayanya jika perekrutan tidak steril," paparnya kemudian.

Maka dari itu, pihaknya meminta TNI untuk memverifikasi latar belakang Enzo.

Pasalnya, ideologi merupakan salah satu dasar yang menjadi penting untuk menjadi seorang tentara.

"Kalau tidak steril itu berbahaya, kebijakan bisa mengarah ke kiri atau ke kanan yang tidak mengarah pada NKRI. Verifikasi perlu dilakukan, check and re-check," katanya.

2. Kepala Sekolah SMA Pesantren Unggul Al Bayan

Kepala Sekolah SMA Pesantren Unggul Al Bayan, Kabupaten Serang, Banten, Deden Ramdani menjamin Enzo Zenz Allie tidak terpapar radikalisme seperti isu yang beredar.

"Enzo tidak lah, bersih. Sudah jelas masuk Akmil saja lolos tes ideologinya. Enzo Pancasilais dan cinta NKRI," kata Deden, Rabu (7/8/2019), dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kepala Pesantren Jamin Enzo, Taruna Akmil Keturunan Perancis Tak Terpapar Radikalisme'

Deden juga yakin Enzo cinta NKRI 100 persen.

Deden mengatakan, salah satu pertimbangan Enzo untuk menjadi WNI adalah karena ingin menjadi prajurit TNI.

Saat bersekolah di SMA Al Bayan, Enzo mendapat banyak pemahaman mengenai nilai-nilai NKRI seperti upacara bendera setiap hari Senin.

Enzo juga mendapat pendidikan lewat pelajaran PPKN dan bahasa Indonesia tambahan.

3. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD)

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menyampaikan akan memeriksa mendalam Enzo Zenz Allie dan para calon taruna akademi militer lainnya untuk menentukan apakah mereka layak masuk TNI atau tidak.

Letjen Andika Perkasa
Letjen Andika Perkasa (Tribun Pontianak)

TNI AD akan melakukan pemeriksaan secara lebih ilmiah dengan parameter yang sudah teruji.

"Jadi kami Angkatan Darat akan melakukan satu pemeriksaan yang lebih saintifik, lebih ilmiah menggunakan parameter yang sudah teruji," ujar Andika Perkasa pada Jumat (09/08/2019), dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'TNI AD Periksa Lebih Ilmiah Enzo untuk Cegah Paham Anti-Pancasila'

Direncanakan pemeriksaan ini akan dilakukan dalam waktu satu dua hari ini.

"Jadi kalau kami nanti setelah paket pemeriksaan ini kemudian menghasilkan sesuatu apakah dia layak atau tidak melanjutkan itu benar-benar berdasarkan paket yang sudah teruji," tegasnya.

Menurutnya, dari parameter tes calon taruna Akademi Militer Enzo Zenz Allie dan para calon lainnya tidak ada masalah.

Namun demikian, pihaknya akan melakukan pendalaman kembali baik kepada Enzo Zenz Allie maupun calon taruna Akademi Militer lainnya.

"Pendidikan ini kan empat tahun, jadi sebenarnya masih banyak waktu untuk mengukur dan menilai mereka," tegasnya.

Isi akun media sosial calon taruna Akademi Militer, lanjutnya, juga menjadi salah satu bahan penilaian.

Walaupun isi media sosial tidak bisa menjadi acuan sepenuhnya.

"Pasti menjadi salah satu bahan, penilaian Kami. Walaupun itu juga kan tidak bisa serta-merta kemudian membuat judgement atau penilaian kita terhadap yang bersangkutan, itu salah satu variabel saja," tandasnya

Jenderal TNI Andika Perkasa mengungkapkan pihaknya selalu melakukan pengawasan dan pembinaan secara berkala kepada setiap prajurit.

Dua hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dan membentengi mereka dari paham-paham anti Pancasila.

"Pengawasan terus menerus. Pembinaan satuan berlangsung terus, artinya setiap hari, setiap saat, sepanjang tahun," urainya.

4. Kemenkominfo

Kementerian Komunikasi dan Informatika menegaskan hingga saat ini TNI belum meminta pihaknya untuk menelusuri akun media sosial calon taruna Akademi Militer Enzo Zenz Allie.

Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, menuturkan, pihaknya tidak akan menelusuri akun media sosial Enzo jika tidak ada permintaan dari TNI.

"Kami belum diminta untuk menelusuri akun media sosial Enzo. Kalau pihak TNI meminta, kami baru lakukan itu," ujar Ferdinandus usai acara diskusi bertajuk "Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan" di Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019).

Ferdinandus menerangkan, kasus Enzo merupakan otoritas TNI. Pasalnya, TNI merupakan pihak yang merekrut Enzo sebagai calon taruna.

Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, saat ditemui seusai diskusi polemik bertajuk Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan di Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019).
Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, saat ditemui seusai diskusi polemik bertajuk Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan di Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019). (KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO)

Pihaknya pun tidak akan menelusuri rekam jejak Enzo di media sosial untuk menghormati perlindungan data pribadi yang bersangkutan.

"Sampai saat ini belum lakukan penelusuran. Kominfo ingin jadi bagian melindungi data pribadi masyarakat juga. Artinya, jika TNI meminta kami untuk menelusuri, baru kita bantu," kata dia.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved