Berita Surabaya
Terinspirasi dari Singapura, Tri Rismaharini Ungkapkan Rencananya Bangun Landasan Udara di JLLB
Pada tahun 2020, Surabaya disebut-sebut akan memiliki landasan udara pertama yang berada di tepi Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB)
Penulis: Delya Octovie | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id | SURABAYA - Pada tahun 2020, Surabaya disebut-sebut akan memiliki landasan udara pertama yang berada di tepi Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB).
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan rencananya untuk membangun sebuah landasan udara di JLLB, terinspirasi dari Singapura yang punya landasan udara di tengah jalan raya.
Rencana tersebut, menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, akan dilakukan secepatnya.
Bahkan, ditegaskan tahun 2020 harus sudah selesai.
"Ini seperti bu Wali sampaikan tadi, tahun 2020 harus sudah selesai semua (JLLB termasuk landasan udara), harus jadi itu," kata Eri, Sabtu (10/8/2019).
Ia menjelaskan, landasan udara ini digunakan untuk pesawat yang ingin mendarat darurat.
Tempatnya berada di tepi JLLB dan bisa dibuka-tutup.
"Jadi pada waktu nanti ada yang mau mendarat, posisinya akan dibuka, lalu jalannya ditutup, difungsikan sebagai landasan. Tapi kalau nggak dipakai sebagai landasan darurat, ya dibiarkan jalannya," tuturnya.
Ketika memaparkan rencananya, Risma menyebut selama ini highway memiliki jalur hijau sebagai pemisah antara jalur kecepatan tinggi dan sedang.
Namun, untuk JLLB ini, highway dua arah tidak dibatasi jalur hijau, sehingga jalur hijau berada di tepi.
Jalur hijau inilah yang digunakan sebagai landasan udara darurat.
"Jalur hijaunya nanti seperti pot begitu, jadi sewaktu-waktu misalkan ada pesawat butuh pendaratan darurat, itu ditarik saja, sruuuut begitu, ditarik. Ada rodanya. Itu ada di Singapura, dekat bandara Singapura," jelas Risma.
Risma memiliki setidaknya tiga rencana untuk landasan udara ini, yakni sebagai tempat landasan darurat, dihubungkan dengan sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT), serta cadangan bila Bandara Juanda overload.
"Itu bisa untuk landasan pesawat terbang, bisa juga di connect-an dengan sirkuit GBT. Kan nanti di GBT mau ada GrandPrix, itu mau coba di-connect," ujarnya.
Ketika ditanya apakah Surabaya dirasa benar-benar membutuhkan sebuah landasan udara darurat, Risma menyebut ini sebagai persiapan saja, tidak dipakai pun tidak apa-apa.