Breaking News:

Berita Surabaya

Endang 'Kecele' Keran Air Minum di Taman Bungkul Surabaya Mati, 'di Tenggorokan Rasanya Juga Serik'

Sejumlah pengunjung terlihat kecele saat mendapati keran air siap minum di Taman Bungkul Surabaya tak berfungsi

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
Christine Ayu Nurchayanti/TribunJatim.com
Pengunjung Taman Bungkul Surabaya 'kecele' saat akan mencoba keran air minum, Minggu (28/7/2019). Keran air minum itu ternyata tak berfungsi 

SURYA.co.id | SURABAYA - Sejumlah pengunjung terlihat kecele saat mendapati keran air siap minum tak mengeluarkan air ketika ditekan. Mereka berniat memanfaatkan fasilitas yang ada di Taman Bungkul Surabaya itu, usai beraktivitas di Car Free Day (CFD), Minggu (28/7/2019) kemarin.

Pantauan wartawan Surya pukul 08.15 WIB - 09.15 WIB pengunjung yang kecele setidaknya mencapai angka 50 orang. Di antaranya Endang, ibu dua anak asal Pandaan. Dirinya menuturkan, baru pertama kali ingin mencoba keran air minum yang dipasarng PDAM Surya Sembada di Taman Bungkul.

"Sebelumnya saya mencoba keran air minum di pabrik tempat saya bekerja di Pandaan. Kami tinggal di Pandaan, hari ini liburan di Surabaya," ungkap Endang.

Ia mengaku kecewa, ternyata keran air siap minum tidak beroperasi. Padahal, ia ingin mengajari anaknya untuk mencoba minum dari keran siap minum itu.

"Inginnya ngajarin si kecil, ternyata airnya mati," ungkap Endang, yang datang bersama suaminya.

Pengunjung lain, Arka Azriel, juga kecele mendapati keran itu mati.

Berbeda dengan Endang, remaja kelas 8 SMP ini sudah pernah minum air dari keran itu.

"Kalau sering enggak, terakhir minggu lalu saya minum di sini. Kebetulan saat itu lagi haus terus lihat ada air keran yang siap minum, akhirnya saya coba," ungkap Arka.

Menurutnya, air yang dikeluarkan jernih dan memiliki rasa seperti air putih pada umumnya

"Pas saya minum juga segar, tidak membuat serik. Saya mendukung upaya pemerintah menghadirkan keran air ini supaya bisa lebih maju," ulas Arka yang datang bersama teman-temannya.

Berbeda yang dirasakan Dinar Wulandari, asisten apoteker. Menurutnya, air keran siap minum terasa serik di tenggorokan, sehingga, ia enggan mencoba lagi.

"Saya jarang ke Taman Bungkul, biasanya dua kali dalam sebulan. Saya pernah nyoba minum di keran air siap minum, tetapi dulu ketika masih baru (sekitar 2009)," ujarnya.

Meski demikian, Dinar mengapresiasi upaya pengadaan keran air siap minum itu.

"Menurut saya, sebaiknya memang diadakan sosialisasi untuk meyakinkan masyarakat," imbuhnya.

Keran air minum di Taman Bungkul Surabaya
Keran air minum di Taman Bungkul Surabaya (sugiharto/surya)
Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved