Kilas Balik

Pernah Dibentak Soeharto, ini Profil & Jejak Tempur Sintong Panjaitan Jenderal TNI Jebolan Kopassus

Berikut Profil & Jejak Tempur Sintong Panjaitan Jenderal TNI Jebolan Kopassus yang pernah dibentak Soeharto

Kolase kopassus.mil.id dan IST Tribun Medan
Sintong Panjaitan 

SURYA.co.id - Profil Letnan Jenderal TNI Sintong Panjaitan cukup menjadi legenda di kalangan pasukan Kopassus

Dilihat dari profilnya yang tertulis di Wikipedia, Letjen TNI Sintong Panjaitan memiliki banyak pengalaman tempur hingga era kepemimpinan Soeharto

Jenderal TNI jebolan kopassus ini bahkan punya pengalaman kena bentak Soeharto saat memberi saran, seperti dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto

Lantas, seperti apa profil dan jejak tempur jenderal TNI jebolan Kopassus ini?

Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', Letjen TNI Sintong Panjaitan lahir di Tarutung, Sumatera Utara pada tanggal 4 September 1940

Jenderal TNI Jebolan Kopassus ini Dibentak Soeharto Setelah Beri Saran, Ekspresi Pak Harto Berubah

TNI Bongkar Dugaan Sumber Senjata yang Dipakai KKB Papua, Sebut Ada Keterlibatan Tokoh Papua

Sandiwara Komandan Tim Kopassus Bohongi Pasukannya Sebelum Misi Berbahaya, Ternyata Ada Tujuan Mulia

Sintong Panjaitan
Sintong Panjaitan (kopassus.mil.id)

Nama lengkap Letjen TNI Sintong Panjaitan adalah Sintong Hamonangan Panjaitan

Ia merupakan seorang perwira TNI yang banyak melaksanakan operasi tempur sejak lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) angkatan 63 dengan pangkat letnan dua

Berikut jejak tempur Sintong Panjaitan:

- Pada Agustus 1964 hingga Februari 1965, Sintong bertugas dalam Operasi Kilat di Sulawesi Selatan dan Tenggara untuk menumpas gerombolan DI/TII yang dipimpin Kahar Muzakkar

- Pada Februari 1965 hingga September 1965, ia mengikuti pendidikan dasar komando di Batujajar, Jawa Barat. Kemudian persiapan penerjunan di Kuching tapi dibatalkan karena terjadi pemberontakan G30S/PKI

- Pada Oktober 1965, Sintong ditugaskan untuk operasi pemulihan keamanan dan ketertiban di Jakarta dan Jawa Tengah

- Pada awal Januari 1967, ia memimpin tim kopassus untuk menumpas kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua

- Tahun 1969 ditunjuk sebagai komandan Prayudha-3 di Manokwari untuk memenangkan Papera

Sintong Panjaitan
Sintong Panjaitan (IST Tribun Medan)

Dilansir dari WIkipedia, Sintong Panjaitan telah banyak menduduki jabatan militer seperti:

Letnan Dua Inf:

- Danton 1/A Yonif 321 Galuh Taruna/Brigif 13 Galuh / Kostrad (Operasi Kilat Menumpas DI/TII Kahar Muzakar)
- Danton 1/A Kompi Suryo Batalyon 2 RPKAD (Operasi Kilat Menumpas DI/TII Kahar Muzakar)
- Danton 1/A Kompi Tanjung Batalyon 2 RPKAD (Operasi Ganyang Malaysia Kuching-Serawak)
- Danton 1/A Kompi Tanjung Batalyon 2 RPKAD (Operasi Penumpasan G-30S/PKI)

Letnan Satu Inf:

- Komandan Prayudha 3 RPKAD (Pada Operasi Tempur Penumpasan OPM Di Irian Jaya)
- Perwira Operasi Tim Expedisi RPKAD Lembah X Irian Jaya
- Komandan Kompi 251 Grup 2 RPKAD

Kapten Inf:

- Kasi 1 Intel Grup 4 Sandhi Yudha RPKAD
- Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis (PUSINTELSTRAT)
- Kasi 2 Ops Grup 4 Sandhi Yudha RPKAD
- Wadan Operasi PUSINTELSTRAT

Mayor Inf:

- Komandan Karsayudha Grup 4 Sandhi Yudha
- Komandan Satgas 42 Kopassandha Di Kalimantan Barat (Penumpasan Pemberontakan Gerombolan Komunis BARA/PGRS/PARAKU)
- Komandan Operasi GARU TNI Di Kalimantan Barat (Penumpasan Pemberontakan Gerombolan Komunis BARA/PGRS/PARAKU)
- Wakil Komandan Grup 4 Sandhi Yudha Kopassandha
- Wakil Komandan Grup 1 Parako Pada Operasi Lintas Udara Seroja Timor-Timur

Letnan Kolonel Inf:

- Wakil Asisten Operasi Kopassandha
- Komandan Satuan Pengamanan VVIP/Presiden Soeharto Di Timor-Timur
- Asisten Operasi Kopassandha
- Komandan Tim Operasi Khusus Intelijen Di Aceh (Penumpasan Gerakan Aceh Merdeka/GAM)
- Komandan Satuan Anti-Teror 81 (Penumpasan Pembajakan Pesawat Garuda DC-9 Woyla 206)

Kolonel Inf:

- Komandan Grup 3 Para Komando / Kopassandha Di Kariango Makassar
- Komandan Grup 4 Sandhi Yudha / Kopassandha
- Komandan Pusat Sandhi Yudha & Lintas Udara/Pusdikpassus (PUSSHANDALINUD)

Brigadir Jenderal TNI:

- Komandan Jenderal Kopassus
- Komandan Pussenif

Mayor Jenderal TNI:

- Panglima Kodam IX Udayana
- Panglima Komando Operasi Militer Kolakops/Koopskam/Teritorial TNI Di Timor Timur
- Perwira Tinggi MABES TNI
- Koorsahli Panglima ABRI

Letnan Jenderal TNI:

- Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan (SESDALOPBANG)
- Penasihat Wakil Presiden Bidang HANKAM
- Penasihat Presiden Bidang HANKAM

Telah disebutkan diatas, Sintong Panjaitan memiliki pengalaman tak terlupakan saat ia pertama kali kena bentak Soeharto, bahkan membuatnya ketakutan

Sintong Panjaitan kena bentak Soeharto saat ia menjabat sebagai Panglima Kodam IX/Udayana.

Saat itu hari Minggu tanggal 23 Juli 1989, jenderal TNI jebolan kopassus itu tengah mendampingi Menteri Hankam Benny Moerdani menghadap Soeharto yang sedang berkunjung ke Bali.

Dalam pengarahannya, Soeharto mengatakan bahwa Sintong harus mempersiapkan diri menghadapi Timor Timur sebagai daerah terbuka

Sintong Panjaitan (kiri), Soeharto (kanan)
Sintong Panjaitan (kiri), Soeharto (kanan) (Kolase IST SURYA.co.id dan Tribun Medan)

Kemudian Soeharto bertanya, "Kamu sebagai panglima operasi di sana, apakah saran-saranmu supaya masalah Timor Timur lebih cepat selesai?"

Sintong langsung menyampaikan aspirasi rakyat Timor Timur yang dikatakan oleh Uskup Diosis Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo

"Mereka minta agar Timor Timur dijadikan daerah istimewa seperti Aceh. Ini permohonan Uskup Belo gubernur atas nama rakyat Timor Timur" kata Sintong

Sesudah Soeharto mendengar saran itu, wajahnya menjadi cemberut

Soeharto berkata dengan nada keras, "Apa istimewanya Aceh? Apa istimewanya Yogyakarta? Apa istimewanya Jakarta?"

"Kamu jangan berfikir mundur. Nanti daerah istimewa itu tak ada lagi. Saya katakan daerah istimewa itu tidak boleh" tambah Soeharto

Reaksi keras Soeharto itu menyebabkan Sintong merasa ketakutan.

Akhirnya Soeharto berkata, "Ya sudah begitu saja ya, jadi dilanjutkan saja yang sudah kamu lakukan. Jangan kamu pikirkan daerah istimewa lagi".

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved