Viral Media Sosial
6 Fakta Video Viral Pria Terjun Bebas Saat Tali Bungee Jumping Putus, ini Tipsnya Agar Aman
Berikut Sejumlah Fakta Tentang Video Viral Pria Terjun Bebas Saat Tali Bungee Jumping Putus, ini tipsnya agar aman
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Beberapa fakta tentang video viral pria terjun bebas saat tali bungee jumping yang mengikatnya putus menghebohkan netizen baru-baru ini
Dan fakta yang lebih mengejutkan adalah pria yang terjun bebas saat tali bungee jumping putus itu selamat meski jatuh dari ketinggian 100 meter
Dilansir dari Tribun Wow dalam artikel 'Terjun Bebas dari Ketinggian 100 Meter karena Tali Bungee Jumping Putus, Pria Ini Lolos dari Maut', berikut fakta-fakta terkait video viral pria terjun bebas saat tali bungee jumping putus
1. Awal Kejadian
Kejadian mengerikan saat aksi bungee jumping itu berlangsung di taman wisata di Gdynia, Polandia.
Melasir dari The Sun (22/7/2019), awalnya seorang pria berumur 39 tahun melakukan aksi bungee jumpingnya dengan menggunakan crane atau derek.
Pada awalnya, pria tersebut dinaikkan ke dalam sebuah keranjang crane dan ditempatkan di atas platform dengan ketinggian 100 meter di udara.
Setelah sampai di puncak platform, ia pun bersiap-siap untuk melompat.
Pria itu pun kemudian loncat dari platform seperti halnya bungee jumping biasa
2. Terjun Bebas
Saat melompat, ia nampak terjun dan sedikit berayun.
Namun, ketika sampai titik tali dimana bungee tersebut tertarik, bagian yang menghubungkan tali pun terlepas.
Pria tersebut pun sontak terjun bebas tanpa pengaman apapun.

3. Masih Beruntung
Namun, pria itu masih beruntung.
Ia tidak langsung jatuh ke tanah, melainkan mendarat tepat di bantalan udara di bawahnya dan terpental.
Para medis dan orang-orang yang menyaksikan pun terkejut dan langsung menolongnya.
Ia langsung mendapat pertolongan dan dilarikan ke rumah sakit.
4. Luka Parah
Beruntungnya nyawa pria tersebut masih terselamatkan walaupun menerima luka yang cukup parah.
Ia mengalami patah tulang belakang dan luka lain yang berhubungan dengan organ dalam.
Meski tulang belakangnya patah, saraf tulang belakangnya baik-baik saja sehingga ia masih bisa berjalan.
Usai kejadian tersebut, polisi pun menuju ke tempat lokasi untuk meminta keterangan.
Beberapa saksi mata dan pegawai yang bertanggung jawab atas aksi tersebut berurusan dengan polisi.
5. Kasus Serupa
Sebelumnya, kecelakaan serupa pernah dialami Vera Mole (17), seorang wisatawan asal Belanda tewas saat bermain Bungee Jumping di Spanyol.
Melansir dari situs Metro, kasus kematian Vera Mole ini bahkan masuk ke pengadilan.
Ya, polisi mengusut kasus ini dan membawa kasus ini ke pengadilan.
Dalam penyelidikan terungkap kalau Mole diduga melompat di saat yang tak tepat.
Saat itu dia melakukan aksi bungee jumping di kaki jembatan Cabezon de la Sal, Cantabria.
Peristiwa ini terjadi pada 2015, lalu disidangkan pada tahun 2017.
Saat melompat itu Mole didampingi seorang instruktur dari Flowtrack.
Flowtrack merupakan perusahaan yang mengelola bungee jumping.
Dalam persidangan Flowtrack mengatakan tewasnya Mole adalah sebuah kecelakaan semata.
Martijn Klom, yang mewakili Flowtrack, mengatakan kematian itu akibat salah paham ketika si gadis menerima perintah dari instruktur.
Kata Klom, si gadis itu langsung melompat ketika sudah terikat tali, namun belum diamankan pada jembatan.
Tap, kalimat yang diucapkan instruktur tadi bikin syok?
Mengutip dokumen pengadilan, Metro menyebutkan, Mole diduga melompat setelah si instruktur mengatakan 'no jump' (jangan melompat).
Nah, karena Bahasa Inggris yang buruk, kalimat itu terdengar 'Now Jump' atau melompatlah sekarang.
Sesaat setelah kalimat itu diucapkan Mole melompat.
Padahal saat itu, tali yang mengikat kaki Mole sama sekali belum diikatkan pada pengaman apa pun.
Maka, hidup Mole pun berakhir tragis, tewas lokasi bungee jumping.
Hakim di pengadilan Cantabria, Spanyol bagian utara, menyebut bahasa Inggris si instruktur sebagai macarronico atau sangat buruk.
Kata hakim, mengingat bahasa Inggris-nya yang amat buruk, si instruktur seharusnya mengatakan 'don't jump' untuk menyatakan 'jangan melompat'.
Dengan mengatakan 'don't jump', si gadis berambut keriting itu bisa membedakan instruksi dengan 'now jump'.

Bila itu yang dilakukan, si gadis tidak akan melompat dan sekarang sudah berusia 19 tahun.
Tidak hanya itu, hakim pun memerintahkan pemeriksaan identitas si korban untuk memastikan bahwa ia sudah berusia minimal 18 tahun, sesuai aturan setempat untuk ikut dalam aksi ekstrem semacam bungee jumping.
Sidang itu juga mengungkap kesalahan lain pengelola bungee jumping.
Dalam sidang itu terungkap bahwa jembatan mematikan itu ternyata tidak disarankan untuk atraksi bungee jumping.
6. Tips Agar Aman
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Pertama Kali "Bungy Jumping"? Ini Tipsnya...', bila ini kali pertama Anda bungee jumping, maka pilih saja bungee jumping tanpa menyentuh air
Saran lainnya adalah gunakan pakaian berwarna cerah. Pakaian berwarna cerah berguna agar sosok Anda mudah tertangkap kamera.
Sehingga baiknya Anda gunakan pakaian dengan warna mencolok seperti merah atau kuning.
Pakai pakaian yang nyaman dengan bahan ringan dan menyerap keringat. Bisa saja kaos dengan celana panjang ataupun pendek. Wanita lebih baik tidak mengenakan dress.
Anda bisa bungee jumping tanpa sepatu. Namun jika Anda memilih bungy jumping dengan sepatu, gunakan sepatu tertutup. Jangan kenalan sandal atau high heels.
Perlu diingat, karena posisi kepala di bawah, ada sensasi darah mengalir ke kepala. Untuk beberapa orang, hal ini bisa menyebabkan sedikit pusing.
Selain itu untuk beberapa orang hentakan pada badan, bisa menyebabkan pegal-pegal pada leher dan pundak.
Sehingga sebelum melakukan bungee jumping, pastikan Anda tahu riwayat kesehatan Anda.
Jangan lakukan jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, sedang hamil, sakit jantung, dan beberapa penyakit kronis lainnya.
Namun satu hal terpenting, pastikan Anda melakukan bungee jumping dengan operator terpercaya.
Berikut Video Viral Pria Terjun Bebas Saat Tali Bungee Jumping Putus: