Berita Surabaya
Kementerian Perindustrian Beri Pelatihan 30 IKM Jatim, Ini Tujuannya
Kementerian Perindustrian melatih 20 pelaku industri kecil menengah (IKM) di Jatim termasuk Surabaya agar produk mereka layak edar dan berdaya saing
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Kementerian Perindustrian melatih 20 pelaku industri kecil menengah (IKM) di Jatim termasuk Surabaya agar produk mereka layak edar dan berdaya saing, Rabu (24/7/2019). Pelatihan khusus ini menghadirkan Direktur Industri Kecil Menengah Pangan Barang dari Kayu dan Furnitur Kementerian Perindustrian Sri Yunianti.
Selain sebagai pembicara, pejabat Kementerian Perindustrian juga membuka secara resmi Bimbingan Teknik Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik untuk IKM Minuman.
"Pelatihan kali ini fokuskan khusus produk minuman," kata Yunianti.
Selain itu dihadirkan pula Dinas Perindustrian Provinsi Jatim yang diwakili Kabid Herry Wiriantoro, Kabid industri Agro.
Pelatihan khusus pelaku ekonomi kerakyatan sektor minuman itu menghadirkan para instruktur berpengalaman.
Selain itu dihadirkan pula BPOM, sebab selama ini, semua produk minuman dengan risiko tinggi harus melalui standardisasi di balai pengawasan obat dan makanan itu.
Nantinya setiap produk olahan makanan harus melalui izin BPOM ini.
Selain dari BPOM kalau untuk makanan yang tidak berisiko tinggi cukup melalui Dinkes setempat berupa Izin Produk Industri Rumah Tangga (IPRT).
Kalau produk minuman relarif berisiko sehingga harus melalui BPOM agar bisa layak edar sebagian makanan dalam negeri.
Yunianti menuturkan bahwa selain higienis dan terjaga kebersihannya, setiap pelaku IKM harus memiliki tempat produksi yang memadai, agar kualitas dan keamanan pangan terjamin, cara prodiksi yang sehat, tidak lupa soal sanitasi.
Kabid Industri Agro Disperindag Jatim menuturkan bahwa penggerak ekonomi di Jatim sangat ditopang IKM.
"Ada sekitar 800 ribu IKM di Jatim. Sebagian sudah bagus dan masih banyak yang perlu sentuhan. Pelatihan ini sangat membantu pelaku IKM meningkatkan produk olahan mereka," kata Herry.
Sementara itu, para pelaku IKM mengaku senang bisa diarahkan dan diberi bekal meningkatkan produk mereka.
Sebab ketidaktahuan IKM sehingga izin edar sulit diurus.