Berita Entertainment
Benarkah Kebiasaan Ngompol Nunung karena Efek Kecanduan Narkoba? Berikut Penjelasan Medisnya!
Sebelum ketahuan menggunakan narkoba, komedian Nunung kedapatan kerap ngompol saat tampil di televisi. Benarkah karena narkoba?
SURYA.CO.ID - Sebelum ketahuan menggunakan narkoba, komedian Nunung kedapatan kerap ngompol saat tampil di televisi.
Kebiasaan ngompol Nunung yang memiliki nama lengkap Tri Retno Prayudati ini bahkan sudah menjadi ciri khasnya.
Nunung ngompol saat tak bisa menahan tawa melihat tingkah kocak Sule atau Andre Taulany di acara Ini Talkshow Net.TV.
Benarkah kerap mengompol karena efek Nunung lama mengonsumsi narkoba?
Nunung sendiri pernah blak-blakan soal kebiasaan refleks-nya itu dalam tayangan video di TAULANY TV, 16 Maret 2019,silam.
Dalam tayangan itu, Andre bertanya kepada Nunung soal kebiasaan mengompol.
"Sebetulnya saya dan keluarga itu ngompol karena (faktor) keturunan. Ibu saya, kakak saya, itu enggak bisa liat yang lucu-lucu."
"Pas bercanda-bercanda gitu, ibu saya kalau digodain huu langsung (ngompol). Ibu itu kalau ketawa ke kamar mandi udah habis," kelakar Nunung.
Andre Taulany pun baru tahu kalau kebiasaan ngompol ternyata karena faktor keturunan.
Nunung pun membeberkan awal mula bagaimana kebiasaan mengompolnya malah kebablasan di televisi.
"Pas pertama aku ngompol (di televisi) ya kamu senggol itu," ucap Nunung kepada Andre.
Andre Taulany pun masih ingat momen itu.
"Jatuh. Bruuk. Wah langsung ngompol, rame itu. Dan seketika itu juga," kenang Andre.
Setelah itu Nunung membeberkan kebiasaannya ngompol di acara televisi tak tertahan lagi.
"Karena memang kalian yang bikin. Kalian, sama Sule, sama Azis yang ngincer," ujar Andre.
Tapi Andre Taulany mengelak kalau dia mengincar Nunung supaya ngompol saat syuting.
Dalam lanjutan video, Andre Taulany juga mengaku bangga bisa mengenal Nunung.
Lantaran ia mendapat banyak pengalaman dari anggota Srimulat itu.
"Ternyata beliau ini masuk di dunia entertainmen jauh lebih dulu dibanding saya. Saya tuh enggak ada apa-apanya lah. Jadi banyak saya mengambil ilmu bermanfaat dari Mbak Nunung ini," tutur Andre.
Simak video selengkapnya di bawah:
Lalu, adakah kebiasaan ngompol Nunung ini terkait kecanduan narkoba yang dialaminya?
Dalam sebuah artikel berjudul 10 Penyebab "Ngompol" di Usia Dewasa yang tayang di Kompas.com tanggal 18 Januari 2011, ngompol atau istilah medisnya inkontinensia memang bisa disebabkan karena pengaruh obat-obatan seperti narkotika.
Berikut penyebab umum terjadinya inkontinensia.
1. Persalinan
Melahirkan, terutama melalui proses normal, merupakan penyebab umum terjadinya inkontinensia stres.
Keadaan ini sering terkait dengan lemahnya jaringan penunjang pelvis. Ini juga dapat mengakibatkan turunnya kandungan dan jaringan vagina.
Kabar baiknya, kondisi ini bisa diperbaiki dengan melakukan latihan khusus pengencangan daerah panggul dan melatih kandung kemih.
Operasi ringan juga bisa mengencangkan jaringan dasar pelvis yang sudah melemah.
2. Kehamilan
Inkontinensia selama kehamilan merupakan bentuk lain dari inkontinensia stres.
Biasanya kondisi ini disebabkan karena pembesaran rahim yang mendesak struktur kandung kemih.
Perubahan hormonal juga bisa meningkatkan pengeluaran urine.
Mengompol pada masa kehamilan ini bisa dicegah dengan latihan kegel.
3. Histerektomi
Operasi pengangkatan rahim (histerektomi) dan sejenisnya bisa menyebabkan terganggunya otot kandung kemih karena otot dan jaringan rahim berdekatan dengan kandung kemih.
4. Penuaan
Bertambahnya usia membuat risiko mengompol di usia lanjut lebih besar, bukan cuma pada pria, melainkan juga pada wanita.
Penyebabnya adalah melemahnya kekuatan otot pada uretra. Beberapa penyakit kerusakan otak, seperti stroke dan demensia, juga akan menyebabkan terganggunya sinyal ke bagian kandung kemih.
5. Operasi prostat
Selain penuaan, penyebab inkontinensia pada pria adalah operasi kanker prostat.
Prosedur ini juga bisa menyebabkan efek samping berupa gangguan ereksi. Itu sebabnya banyak dokter memilih untuk "menunggu" perkembangan tumor karena tumor ini biasanya berkembang sangat lambat.
6. Pembesaran prostat
Pembesaran kelenjar prostat bisa menyebabkan gangguan dan pembesaran otot kandung kemih akan menyebabkan fungsi kandung kemih tidak stabil.
7. Diabetes
Diabetes yang menahun serta tidak dikendalikan bisa menyebabkan komplikasi neuropati atau rusaknya pembuluh saraf besar dan kecil.
Kerusakan ini juga termasuk pada saraf di bagian kandung kemih sehingga kandung kemih yang sudah penuh tidak bisa dirasakan.
8. Obesitas
Berat badan berlebihan bisa mendesak kandung kemih dan struktur pelvis.
Namun, hal ini lebih sering dialami kaum wanita karena perbedaan anatomi saluran kemih.
9. Ketergantungan obat
Penelitian tahun 2009 menemukan orang yang mengonsumsi obat ketamine selama dua tahun lebih berisiko tinggi mengalami inkontinensia.
Hal yang sama juga dialami oleh para pengguna narkotika.
10. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih bisa disebabkan hubungan seksual, tetapi juga bisa disebabkan infeksi virus mengingat pada wanita letak uretra berdekatan dengan vagina.
Salah satu gejala penyakit ini adalah sering berkemih.
Di artikel Kompas.com berjudul Mengenal Inkontinensia Urin, Penyakit "Ngompol" Orang Dewasa dr Dasep Suwanda, SpOG, dari Klinik Bamed mengungkapkan, inkontenisia pada dasarnya tidak berbahaya bagi pengidapnya.
Hanya saja, kondisi ini menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderita.
“Kalau bicara bahaya atau tidak, ini tidak berbahaya. Tapi nyaman enggak? Pastinya tidak nyaman. Bisa jadi saat bergaul, tiba-tiba ngompol. Meski orang lain tidak tahu, tapi kitanya jadi minder,” ujar Dasep saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (27/11/2018).
Meski Inkontinensia urin bisa menyerang siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan, penyakit ini lebih sering diderita oleh perempuan.
Salah satu faktor penyebabnya adalah penuaan.
“Penyakit ini dipengaruhi oleh umur karena ikontinensia urin itu salah satu aging proses. Karena penuanaan, otot-otot jadi kendor. Pada perempuan terutama terjadi ketika masa menopause,” jelas Dasep.
Ia menambahkan bahwa saat menopause, perempuan akan kehilangan protein kolagen yang berfungsi mempertahankan kekencangan kulit dan urat.
Ketika kolagen pada tubuh berkurang drastis, kemudian dikombinasikan dengan penurunan fungsi saluran kencing, maka kondisi inkontinensia urin terjadi.
Akan tetapi, bukan berarti perempuan muda akan terhindari dari inkontinensia urin. Pasca persalinan normal, perempuan juga rentan terserang penyakit ini. (Tribun Solo/ Kompas.com)