Berita Entertainment
Pesan Terakhir Rudy Badil Pendiri Warkop DKI Sebelum Meninggal, Ingin Anaknya Jalankan 2 Amanah ini
Terungkap pesan terakhir Rudy Badil Pendiri Warkop DKI sebelum meninggal dunia pada Kamis (11/7/2019) pagi di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta Barat
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Terungkap pesan terakhir Rudy Badil Pendiri Warkop DKI sebelum meninggal dunia pada Kamis (11/7/2019) pagi di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta Barat
Dilansir dari Grid.id dalam artikel 'Wafat Sebelum Sang Anak Melangsungkan Pernikahan, Rudy Badil Sempat Titip Amanah pada Putra Semata Wayangnya', pesan terakhir Rudy Badil Pendiri Warkop DKI sebelum meninggal dunia diungkap anak semata wayangnya, Banu Adikara
Sebelum kepergiannya, Rudy Badil sempat meninggalkan amanah kepada Banu Adikara.
Amanah pertama yaitu pesan agar putranya dapat menjadi sosok ayah yang baik karena Banu Adikara akan menikah dalam waktu dekat.
Namun sayang, pernikahan tersebut tak dapat disaksikan oleh ayah tercinta.
"Yang pasti saya harus jadi suami yang baik ya karena sebentar lagi saya nikah," ungkap Banu Adikara, saat ditemui Grid.ID di kawasan TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019).
"Hal yang disayangkan karena sebulan lagi saya nikah tapi dia udah dipanggil Tuhan duluan," sambung Banu Adikara.

Selain itu, Rudi Badil selalu meminta sang anak untuk menjaga sang ibunda.
Amanah tersebut memang selalu diminta Rudy Badil sejak sang anak berusia balita.
"Pesan yang selalu disampaikan ke saya di momen apapun, ya saya harus jagain ibu saya," ungkap Banu Adikara.
"Karena sejak kecil kan dia pelancong ya, ke mana-mana, dia jarang di rumah."
"Dari saya umur 3 tahun pasti selalu itu 'kamu jagain ibu di rumah' dan sampai kami terakhir komunikasi pun pesannya masih itu," tutup Banu Adikara.
Di samping itu, Banu Adikara yang berprofesi sebagai wartawan Jawa Pos itu juga mengungkap kalimat sang ayah yang tak pernah dilupakan olehnya.
Lebih lanjut, Banu Adikara juga menyampaikan pasti pernah ada rasa tersinggung ketika dididik oleh sang ayah yang memang berkarakter tegas.
"Saya ingat suatu malam bapak saya bilang sama saya. 'Kamu enggak apa-apa sakit hati sama bapak,'" kisahnya.
"'Tapi percayalah, omongan keras bapak suatu saat akan berguna dan kamu akan berterimakasih kalau bapak nggak ada nanti,'" imbuh Banu.
"Dan saya percaya kita semua ada di sini, berdiri di depan pusara beliau. Saya yakin kita semua yang pernah sakit hati, yang pernah kesel sama dia sekarang udah berterimakasih dan sangat merasa kehilangan Rudy Badil," lanjutnya.
"Rudy Badil memang sudah tidak ada, bapak saya memang sudah tidak ada. Tapi ide-idenya tetep ada dan sekarang giliran kita untuk meneruskan legacy-nya dia," cerita Banu Adikara.
Di akhir kalimatnya, Banu Adikara berharap agar sang ayah damai dan tak galak lagi.
"Selamat istirahat bapak, yang tenang di sana. Jangan marah-marah lagi," tutup Banu Adikara
Diberitakan sebelumnya, Rudy Badil salah satu pendiri Warkop DKI sebagai grup lawak telah berpulang, Kamis (11/7/2019) pagi di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta Barat.
Kabar Rudy Badil meninggal dunia dibenarkan oleh Maman Suherman yang merupakan penggiat literasi.
Maman Suherman mengatakan, Rudy Badil sebellumnya dikabarkan jatuh di kamar mandi rumah sebelum dibawa ke rumah sakit.
Namun, di pagi harinya, Maman Suherman mendapat kabar jika Rudy Badil telah tiada.
"Teman-teman KPG kasih kabar bahwa Mas Rudy Badil sebelumnya jatuh di kamar mandi rumah. Tiba-tiba tadi pagi dapat kabar lagi dari anak beliau bahwa Mas Badil sudah pergi (meninggal dunia)," kata Maman dikutip dari artikel Kompas.com yang berjudul "Rudy Badil Pendiri Warkop DKI Meninggal Dunia".
Badil merupakan salah satu pendiri Warkop Prambors bersama Nanu (Nanu Mulyono), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro).
Rudy bersama Nanu, Dono, dan Kasino merupakan mahasiswa di Universitas Indonesia. Sementara Indro kuliah di Universitas Pancasila.
Maman menambahkan, saat ia menulis kisah sejarah perjalan Warkop pada Kompasiana, Rudy tersanjung dan terharu.
"Ketika saya menulis sejarah Warkop di Kompasiana. Rudy meneteskan air mata. Dia mengatakan bahwa saya bisa menerjemahkan dan menangkap dengan jelas perjalanan warkop itu. Dia suka," kata Maman.

Menurut Maman, Rudy adalah seorang konseptor. Ia tidak suka berada di atas panggung. Hal itulah yang membuat Rudy meninggalkan Warkop yang wara-wiri tampil di atas panggung.
"Rudy sangat kuat dengan konsep, di belakang layar. Itu yang mungkin membuat beliau tidak kuat atau tidak betah jika harus tampil di atas panggung. Dia lebih banyak tampil di belakang layar. Makanya dia banyak ke konten, mengisi konten daripada tampil di depan panggung," kata dia.
Wartawan senior Kompas yang telah pensiun ini juga dikenal dengan liputan-liputannya yang mendalam, mengikuti sejumlah ekspedisi, dan kegiatan pencinta alam lainnya.
Wafatnya Rudi Badil juga menyisakan duka bagi para keluarga maupun kerabat almarhum. Bahkan rasa duka juga dirasakan oleh Indrodjojo Kusumonegoro (61) alias Indro 'Warkop DKI'.
Sebagai teman dekat, Indro memberikan ucapan duka kepada keluarga yang ditinggalkan atas kepergian Rudy Badil.
Kepada awak media, Indro mengatakan jika kondisi Rudy Badil beberapa hari memang melemah setelah dilarikan ke rumah sakit.
Bahkan, suhu tubuh Rudy sempat mencapai 40 derajat celsius akibat pendaraan pembuluh darah di otak.
Di mata Indro, Rudy Badil adalah sang kreator terbentuknya Warkop DKI ketika itu. Ia lah yang ikut membantu mengangkat nama Warkop DKI. Selain itu Rudy Badil juga sebagi pencinta alam di Mapala UI.
Bahkan Indro pun kini merupakan anggota pencinta alam kehormatan di Mapala UI.
"Dia sejak pertama itu memang tidak mau ikut, kalo di ibaratkan lagi dia sebagai kreator di awal Warkop DKI sampai dia ngantar ke TV hingga terkenal itu dia (Rudy Badil)," kata indro, Kamis (11/7/2019).
Selain itu, Rudy Badil, diceritakan Indro juga memiliki peran dalam pembuatakn buku Warkop DKI yang berjudul "Main-main tapi Bukan Main-main".
Indro mengaku Badil merupakan founder Warkop DKI yang sangat berpengaruh terhadap berdirinya Warkop DKI ketika itu.
Indro mengaku memilik banyak momen mengenai Rudy Badil, tapi momen yang sangat berkesan hingga saat ini dan tidak pernah terlupakan yaitu memparodikan Sea Games 1997 selama 10 hari berturut-turut.
"Cerita-ceritanya kita plesetin, kita lucuin, dan dilembar pertama harian kompas itu gede judulnya 'warta warkop' dan itu menjadi headline selama 10 hari. Dan itu atas inisiatif dia (Rudy). Bahkan setelah selesai kita dipestain," kata Indro.