Liputan Khusus

Sirkuit GBT Selalu Sepi, Komunitas Coins Keluhkan Kondisi Lintasan yang Masih Banyak Kekurangan

Fasilitas pendukung dan pengelolaan sirkuit yang berada di kawasan Gelora Bung Tomo (GBT), Benowo, Surabaya Barat ini belum memenuhi harapan

surya.co.id/ahmad zaimul haq
Tampak lintasan balap Sirkuit Gelora Bung Tomo diabadikan dengan drone, Rabu (3/7/2019). Bappeko Surabaya sedang merancang pembangunan lanjutan lintasan kelok baru berbentuk letter U. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Sejak 2017, Kota Surabaya sudah memiliki resmi memiliki sirkuit permanen berstandar Internasional.

Sayangnya fasilitas pendukung dan pengelolaan sirkuit yang berada di kawasan Gelora Bung Tomo (GBT), Benowo, Surabaya Barat ini belum memenuhi harapan para penggemar olahraga balap motor dan mobil.

Mamad (21), pengurus Komunitas Cornering Indonesia Surabaya (Coins), mengeluhkan sejumlah kekurangan sirkuit Gelora Bung Tomo.

Secara teknis, misalnya persoalan chicane berwarna merah dan putih di tepi kanan atau kiri jalur lintasan dalam kondisi terbalik.

“Kebalik kalau arah putarannya searah jarum jam, jadi seharusnya landai dari arah tikungan racing line. Kalau ini tidak, justru runcingnya yang mengarah ke racing line kalau kena dengkul yang seakan seperti kena pasah,” ungkapnya pekan lalu.

Menurut dia, kemiringan aspal di tikungan juga kurang miring saat melakukan sesi cornering.

Seharusnya di tikungan ada sisi kemiringan, biar ada daya cengkram pada grip ban.

“Kalau saat ini rata (di tikungan), jadi kalau ada air ya menggenang,” ujarnya.

Mamad juga menyoroti kondisi aspal di sirkuit Gelora Bung Tomo yang menurutnya kurang bagus.

Kondisinya tidak seperti aspal di lintasan balap Kenjeran, di sana kalau latihan hanya bayar Rp 50 ribu.

Pagar besi pembatas letaknya masih terlalu dekat dengan tepi lintasan balap, sehingga apabila ada pembalap yang jatuh lebih dulu mengenai pasir atau rumput baru kena ban yang ditaruh di pembatas jalan tersebut.

Jarak sekarang pembatas jalan sekitar 2 meter, padahal setidaknya 4 meter, khususnya di tikungan.

“Terutama dari R1, mulai top speed ganti gigi 1 langsung belok harusnya pagar besi pembatas jalan agak jauh,” jelasnya.

Dari pengalamannya ketika latihan sempat melihat ada orang latihan jatuh itu hanya sedikit mengenai pasir atau rumput, sehingga langsung membentur ban pada pembatas jalan.

Halaman
12
Sumber: Surya Cetak
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved