Techno

Heboh Mobil Masuk Jurang Saat Ikuti Google Maps, ini Aplikasi Navigasi Lain yang Bisa Kamu Pakai

Heboh Mobil Masuk Jurang Saat Ikuti Google Maps, berikut Aplikasi Navigasi Lain yang Bisa Kamu Pakai

JUSTIN SULLIVAN
Waze (kiri) dan Google Maps (kanan) 

SURYA.co.id - Pemberitaan tentang mobil Toyota Yaris masuk jurang di Mojokerto saat mengikuti navigasi Google Maps menghebohkan publik baru-baru ini

Sang pengemudi yang bernama Kurtono mengaku baru pertama kali melintasi Jurang Sendi, Mojokerto.

Dia bisa melintasi Jurang Sendi, Mojokerto karena mengikuti arahan dari Google Maps yang membawanya dari Surabaya.

Aplikasi Google Maps memang sering menjadi aplikasi wajib saat bepergian terutama bagi mereka yang tak tahu rute jalan ke lokasi tujuan

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Membandingkan Google Maps dengan Waze, Mana Lebih Baik?', selain Google Maps ternyata ada aplikasi navigasi lain yang tak kalah akurat yakni Waze

5 Fakta Mobil Masuk Jurang di Mojokerto Saat Ikuti Google Maps, Kasus Sebelumnya Terjun ke Sungai

Daftar Hp yang Bisa Ditukar Tambah Oppo Reno 10x Zoom, Dibuka Hari ini 30 Juni 2019 untuk Surabaya

Kesedihan Keluarga Penumpang Helikopter MI-17 Milik TNI AD yang Hilang Kontak, Tak Henti Memantau TV

Beberapa pengguna lebih menyukai Waze karena dianggap lebih banyak menyediakan rute alternatif.

Pembaruan informasi lalu-lintas juga ditampilkan lebih cepat.

Sebagian orang lebih menyukai Google Maps karena lebih banyak pilihan rute sarana transportasi.

Waze dimiliki Google pada 2013 silam setelah diakuisisi dari Waze Mobile, sebuah perusahaan asal Israel.

Akuisisi Google terhadap Waze bernilai 1,3 miliar dollar AS (Rp 17,6 triliun).

Ketika menggunakan Waze, pengemudi akan diberitahu belokan demi belokan ,dari tempat asal hingga tujuan.

Layaknya Google Maps, Waze juga akan menampilkan waktu tempuh dan detail rute yang akan dilalui, termasuk rute alternatif, info kecelakaan, kemacetan atau penutupan jalan.

penggunaan Waze
penggunaan Waze (Autoblog)

Bedanya, Waze juga menyediakan informasi tentang razia lalu-lintas dan perubahan jalan satu arah, di mana informasi ini tidak ditemui di Google Maps.

Detail rute di Waze lebih real-time karena menggunakan konsep crowdsourcing, artinya, Waze mengandalkan informasi yang diberikan sesama pengguna Waze.

Dengan kata lain, Waze merupakan aplikasi navigasi yang berbasis media sosial, yang mengizinkan para penggunananya berbagi informasi lalu-lintas.

Hingga saat ini, Waze hanya menyediakan rute bagi para pengendara mobil dan motor, disertai informasi jarak tempuh dan estimasi waktu, termasuk jika terjebak kemacetan.

Aplikasi ini akan merekam riwayat perjalanan penggunanya, mulai dari rute yang biasa ditempuh, lokasi yang sering dikunjungi, hingga jam pulang.

Waze dilengkapi beberapa fitur unggulan seperti opsi suara navigasi yang lebih banyak dibanding Google Maps.

Bahkan terdapat beberapa pilihan suara sebagai pemandu perjalanan.

Hingga saat ini, Waze hanya menyediakan rute bagi para pengendara mobil dan motor, disertai informasi jarak tempuh dan estimasi waktu, termasuk jika terjebak kemacetan.

Aplikasi ini akan merekam riwayat perjalanan penggunanya, mulai dari rute yang biasa ditempuh, lokasi yang sering dikunjungi, hingga jam pulang.

Waze dilengkapi beberapa fitur unggulan seperti opsi suara navigasi yang lebih banyak dibanding Google Maps.

Bahkan terdapat beberapa pilihan suara sebagai pemandu perjalanan.

Aplikasi navigasi Waze bisa kamu download di link ini: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.waze&hl=en

Google Maps

Dengan embel-embel nama Google di depannya, Google Maps menawarkan lebih dari sekedar peta dan penunjuk jalan.

Google Maps memberikan pilihan jalur bagi kamu yang berjalan kaki, bersepada, sepeda motor dan mobil bahkan bantuan akses ke transportasi umum.

Google Maps juga menampilkan lokasi-lokasi penting dan menarik yang ada di sekitar kamu.

Beberapa keunggulan Google Maps antara lain.

- Ada petunjuk arah untuk moda berbeda (jalan kaki, sepeda, motor, mobil dan transportasi umum)
- Bantuan navigasi suara untuk pengguna mobil, motor bahkan pejalan kaki.
- Terintegrasi dengan Google Street View.
- Terintegrasi dengan Google Assistant
- Tersedia mode offline
- Tampilan peta akan berbeda antara siang dan malam

Mana yang lebih baik?

Tingkat akurasi Waze dan Google Maps dipertimbangkan melalui beberapa faktor.

Dalam rute perkotaan, Waze lebih unggul untuk menemukan rute alternatif lebih banyak, dan cukup akurat karena diinfokan sendiri oleh para pengguna Waze.

Namun untuk memotong waktu, Waze tidak begitu diunggulkan.

Kebanyakan rute alternatif, diarahkan menuju jalan-jalan kecil di area permukiman warga.

Rute alternatif ini memang cukup bermanfaat, namun karena banyak belokan, belum tentu akan menghemat waktu.

Sementara Google Maps, meskipun ada fitur peringatan kecelakaan, informasi kemacetan jalan, dan rute alternatif, informasi yang ditampilkan tidak begitu real-time.

Namun Google Maps tetap bisa membawa pengemudi menuju lokasi tujuan.

Jadi, jika lebih menyukai navigasi yang memberikan informasi lalu-lintas yang cepat dan real-time, Waze bisa menjadi alternatif.

Namun jika butuh aplikasi navigasi dengan interface (antarmuka) sederhana dan bisa bekerja di daerah terpencil secara offline, Google Maps bisa menjadi pilihan.

Mobil Masuk Jurang Saat Ikuti Google Maps

Dalam wawancara dengan SURYA.co.id, Kurtono yang kini berusia 58 tahun menceritakan pengalaman pahit yang kemudian membuat mobilnya ringsek setelah masuk Jurang Sendi, Sabtu (26/6/2019) malam.

Kurtono mengaku baru pertama kali melintasi Jurang Sendi,Mojokerto.

Mobil Kuncoro yang hancur setelah jatuh ke Jurang Sendi, Mojokerto. Dia bisa melintasi kawasan itu setelah mengikuti navigasi Google Maps
Mobil Kuncoro yang hancur setelah jatuh ke Jurang Sendi, Mojokerto. Dia bisa melintasi kawasan itu setelah mengikuti navigasi Google Maps (SURYA/Febrianto Ramadani)

Dia bisa melintasi Jurang Sendi, Mojokerto karena mengikuti arahan dari Google Maps yang membawanya dari Surabaya.

"Baru pertama kali lewat jurang Sendi melalui navigasi dari Google Maps. Tujuan saya (sebenarnya--red) ke Malang berlibur sama cari bibit pohon hias sama liburan," kata Kurtono kepada SURYA.co.id, Sabtu.

Kurtono tak bercerita dia berangkat pada jam berapa atau bagaimana dia kemudian bisa melintasi Jurang Sendi, Mojokerto tersebut.

Yang pasti, Kurtono menggunakan Google Maps selama perjalanan sampai kemudian melintasi Jurang Sendi.

Saat melintasi kawasan itu, saksi mata bernama Udin (40) melihat mobil Toyota Yaris L 1787 WR yang Kurtono kemudikan menabrak tiang pembatas jurang.

"Mobil menuju ke arah Trawas, kecepatan mobil saat menuruni turunan jurang sendi sekitar 100 km/jam lebih," terka Udin.

Sesaat kemudian, lanjut Udin, sopir tak bisa menguasai kemudi sopir.

Diduga karena kampas rem mengalami panas karena sering diinjak.

"Setelah menabrak pembatas jurang, mobil menabrak sisi kanan pohon di sekitar jurang Sendi.

Mobil oleng lalu jatuh," kata Kurtono.

Meski demikian, Kurtono selamat.

Kurtono, (58), ketika ditemui wartawan di Puskesmas Pacet, Sabtu malam (29/6/2019).
Kurtono, (58), ketika ditemui wartawan di Puskesmas Pacet, Sabtu malam (29/6/2019). (SURYA/Febrianto Ramadani)

Dia diketahui mengalami luka ringan dan segera dibawa ke Puskesmas Pacet.

Udin menambahkan peristiwa ini terjadi sekitar pukul 18.00 atau jam 6 sore.

Ketika ditemui wartawan Surya di Puskesmas Pacet, Kurtono merintih kesakitan, merasakan luka pada bagian punggungnya.

Ketika melayani pertanyaan dari wartawan, Kurtono bahkan meminta bantuan dari wartawan untuk membangkitkannya dari tempat tidur di Puskesmas Pacet.

Kepada SURYA.CO.ID, Kurtono mengaku bisa selamat karena mengenakan sabuk pengaman.

Selain itu, airbag mobilnya juga masih berfungsi.

"Mungkin beda cerita kalau saya tidak memakai sabuk pengaman dan airbag pada mobil saya tidak mengembang secara otomatis," kata Kurtono, Sabtu (29/6/2019).

Sambil memegangi punggungnya, Kurtono bingung dengan kondisi mobilnya setelah masuk ke jurang Sendi sedalam 25 meter.

"Mobil saya bukan mobil asuransi, andai kata kalau mobil saya asuransi bisa diderek ke Surabaya," ujarnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved