Persebaya Surabaya

Lapangan Karanggayam Surabaya Digembok, Kompetisi Internal Persebaya Tak Bisa Berlanjut

Kompetisi Internal Persebaya yang berlangsung sejak puluhan tahun di Lapangan Karang Gayam belum bisa dilanjutkan karena akses ke lapangan digembok

Penulis: Khairul Amin | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/khairul amin
Dua kesebelasan Indonesia Muda dan Untag Rosita, bersama perangkat pertandingan saat melakukan persiapan jelang masuki lapangan Karang Gayam, Sabtu (22/6/2019) 

SURYA.co.id, SURABAYA – Kompetisi Internal Persebaya yang berlangsung sejak puluhan tahun lalu di Lapangan Karanggayam, atau komplek yang biasa dikenal dengan wiswa Persebaya belum bisa dilanjutkan karena akses ke lapangan digembok.

Sebelumnya, Wisma Persebaya dikosongkan dan disegel Linmas dan Satpol PP Kota Surabaya, Rabu (15/5/2019).

Padahal saat bulan Ramadan, bersamaan dengan jeda kompetisi internal, Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi menyatakan Wisma Persebaya akan dibuka untuk kompetisi internal.

Namun, faktanya lapangan masih tergembok.

Sesuai jadwal, Sabtu (22/6/2019) sore seharusnya lanjutan Kompetisi Kapal Api Persebaya (KKAP) 2019, mempertemukan Indonesia Muda berhadapan dengan Untag Rosita.

Sayang, laga urung digelar karena akses ke lapangan digembok.

Sesuai jadwal, pemain kedua tim dan perangkat pertandingan sudah melakukan persiapan hingga pukul 15.30 WIB.

Namun karena pintu masuk ke dalam Lapangan masih dalam keadaan tergembok, Wasit Faruq Asfandiar dan pengadil lapangan lainnya melakukan komunikasi dengan match commissioner, Ahmad.

Akhirnya diputuskan menunggu gembok pagar menuju lapangan dibuka selama 2x15 menit.

Hingga waktu yang ditentukan 15.30 WIB, gembok pagar tidak kunjung terbuka.

Akhirnya, laga diputuskan batal dan akan dilanjutkan hingga waktu belum ditentukan.

Salah satu orangtua pemain yang akan bertanding, Oviana Johar, mengaku kecewa.

Terlebih, kompetisi yang digelar Persebaya dinilainya merupakan aktivitas positif yang menghindarkan anak muda dari hal-hal negatif.

“Saya kecewa, juah-jauh dari rumah, ternyata tidak bisa masuk. Dari umur 8 tahun kami sudah memasukkkan anak-anak kami ke SSB. Padahal ini (kompetisi), nilai positif bagi anak-anak buat berprestasi. Bagaimana bisa bina anak-anak untuk Internal dan Persebaya selanjutnya kalau pertandingan seperti ini saja bermasalah,” terang Oviana.

Di sisi lain, pelatih Indonesia Muda yang juga legenda Persebaya, Seger Sutrisno akui kecewa dengan terhentinya kompetisi internal Persebaya ini.

Menurutnya Wiswa Persebaya sudah berjalan sejak puluhan tahun lalu dan sudah melahirkan pemain-pemain terbaik tanah air.

“Sebagai pelatih, saya kecewa. Sebagai mantan pemain Persebaya, saya lebih kecewa padahal aset Persebaya ini sudah bertahun-tahun, sejak sebelum ada mess sampe ada mess. Kalau ini diberhentikan, piala-piala ini dikemanakan. Ini kan sejarah yang tidak bisa dilupakan era-era jaman raya 80 dan 85,” terang Seger sambil menunjuk jejeran piala yang ada di Wisma Persebaya.

“Ini solusinya gimana, padahal pemain-pemain internal juga akan menjadi aset Persebaya. Itu sudah terbukti,” tambah Seger.

Sementara itu, Supriyono, sekretaris Persebaya amatir, dalam kasus ini pihaknya tengah menagih Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi yang sudah berjanji untuk membuka gembok.

”Kami sebetulnya hari ini menunggu janji pembukaan gembok (Lapangan Karang Gayam). Tapi sampai sekarang masih terkunci,” tutur Supriyono.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved