Viral Media Sosial
VIRAL Bayi Bernama Google & Cerita di Baliknya, Bandingkan dengan 5 Nama Unik yang Pernah Heboh ini
Bayi laki-laki asal Kota Bekasi, Jawa Barat yang diberi nama Google menjadi perbincangan viral di lini masa.
SURYA.CO.ID - Bayi laki-laki asal Kota Bekasi, Jawa Barat yang diberi nama Google menjadi perbincangan viral di lini masa.
Pemberian nama Google untuk bayi pasangan Ella Karina dan Andi Cahya ino ternyata memiliki maksud khusus.
Bukan tanpa halangan bayi itu diberi nama Google karena sebelumnya mendapat tentangan dari sang ibu dan keluarganya.
Ibu Google, Ella Karina mengatakan, bayinya lahir pada 30 November 2018 dan kini sudah berumur enam bulan.
Nama Google yang mirip dengan mesin pencarian tersebut merupakan pemberian dari sang ayah, Andi Cahya.
Dia dan suaminya berharap anak keduanya tersebut bisa seperti mesin pencari "Google" yang mengetahui segala hal dan berguna bagi banyak orang.
"Saya berharap anak saya gedenya bisa menjadi pemimpin yang bisa memimpin orang banyak gitu. Biar bisa berguna untuk banyak orang," kata Ella saat ditemui di kediamannya di Komplek Rawa Roko, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/6/2019).
Ella bercerita, awalnya dirinya dan sejumlah anggota keluarga lain tidak berkenan putranya diberi nama "Google".
"Awalnya saya enggak mau kok nama Google, kan, tetapi ayahnya jelasin pelan-pelan maksud nama itu bagus, biar gedenya jadi pemimpin yang bisa berguna buat banyak orang," ujarnya.
Ia menyayangkan sejumlah orang yang mencemooh anaknya karena bernama Google.
Namun, dia tidak menghiraukannya. "Banyak yang cemooh begitu, nanti kalau punya anak, saya namain WhatsApp, tetapi enggak apa-apa karena mereka belum paham makna nama Google itu," ujar Ella.
Sebelum nama bayi Googgle viral, ada nama-nama lain yang lebih dulu menarim perhatian masyarakat.
Berikut rangkumannya!
1. Alhamdulillah Lanang Anakku

Nama Alhamdulillah Lanang Anakku (13) pemberian M Saleh (47) dan Yuyun Purnamasari (39) untuk anak pertamanya yang lahir pada 5 Mei 2004 lalu.
Kata Saleh, nama tersebut sebagai ungkapan rasa syukur karena Tuhan mengabulkan doa dia dan isterinya yang memang menginginkan anak pertamanya berjenis kelamin laki-laki.
"Nama itu atas kesepakatan saya dengan isteri," kata Saleh ditemui di rumahnya, jalan Kapas Gading Madya III Surabaya, Kamis (18/5/2017).
Beberapa kerabat menilai nama tersebut bagus. Sedangkan beberapa orang lainnya menilai aneh dan tidak wajar.
Bahkan, lanjutnya, ada yang bilang menurut falsafah dan keyakinan adat Jawa, nama itu terlalu berat, sehingga khawatir akan berdampak dalam kehidupan anaknya kelak.
"Ada yang bilang namanya terlalu berat, namun kami yakin tidak akan terjadi apa-apa, karena itu doa," jelasnya.
Justru Saleh meyakini, rezekinya terus mengalir setelah kelahiran Elak, panggilan Alhamdulillah Lanang Anakku.
Usahanya di bidang seni terus berkembang, hingga dia memiliki rumah yang saat ini ditempatinya bersama isteri dan tiga anaknya.
"Pokoknya saya sebut Alhamdulillah saja," terang pria yang kini beralih menekuni jual beli barang antik ini.
Nama Alhamdulillah Lanang Anakku menjadi viral di media sosial beberapa hari terakhir. Nama tersebut tercantum di sebuah kartu ujian siswa SDN 6 Rangkah 6 Surabaya. Nama yang sama juga tertulis di akta kelahiran siswa kelas VI SD ini.
2. Andy Go To School

Di Magelang, Jawa Tengah, ternyata kalimat "Andy Go To School" memang menjadi nama seseorang, dan penyandang nama unik ini adalah seorang anggota Polres Magelang Kota.
Polisi bernama Andy Go To School ini akrab disapa Goto. Andy mengaku, awalnya dia biasa saja dengan nama pemberian orangtuanya, Bulkin dan Nakimah, asal Dusun Kedung Rengit RT 01 RW 04, Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Goto baru mengerti arti namanya itu ketika dirinya duduk di bangku SMP dan mulai mengerti bahasa Inggris.
"Waktu kecil belum mengerti bahasa Inggris. Setelah tahu kalau nama saya mempunyai arti 'Andy pergi ke sekolah', baru saya tanya ke orangtua, 'Kenapa nama saya seperti ini?'" kata Goto, saat ditemui di kantornya di Mapolres Magelang Kota, Selasa (1/9/2015).
Menurut ayahnya, kata Goto, nama panggilan Andy Go To School, diberikan agar dirinya rajin sekolah, tidak seperti kakaknya yang suka membolos. Kendati demikian, saat itu Goto mengaku bimbang karena nama yang disandangnya itu justru menjadi beban bagi dirinya.
"Bagi saya, nama ini beban. Saya harus konsekuen. Artinya, saya pun harus mahir berbahasa Inggris," ujar suami dari Heni Maesaroh ini. Terlebih lagi, banyak teman dan orang-orang yang mengolok-olok nama uniknya itu.
Meski demikian, Goto lama-kelamaan merasa enjoy dan bangga serta bersyukur dengan nama yang diberikan kedua orangtuanya. Sebab, nama tersebut bisa menjadi pemacu agar dirinya rajin sekolah dan mempelajari bahasa Inggris secara mendalam.
"Dulu waktu SMP pernah dapat nilai (bahasa Inggris) 5. Namun saat UN SMA, saya dapat 9," kata warga Asrama Polisi Ganten Blok E 4 RT 2 RW 3, Kelurahan Jurangombo Selatan, Kota Magelang, itu.
3. Slamet Hari Natal

Lahir bertepatan dengan perayaan Hari Natal, seorang pria di Jalan Sangadi, RT 24 RW 8, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, diberi nama Slamet Hari Natal.
Karena namanya yang tidak umum itu, Slamet yang biasa dipanggil Slamet Yesus itu sering merasa kesulitan saat mengurus administrasi.
Ia bercerita saat mengurus administrasi untuk anaknya. Banyak yang menyangsikan bahwa namanya adalah Slamet Hari Natal.
"Setiap saya mengurus sesuatu yang membutuhkan KTP selalu begitu. 'Ini sungguh-sungguh atau hanya main-main'," kata Slamet menirukan ucapan petugas, saat ditemui di rumahnya, Selasa (27/12/2016).
4. Halimah Rus Tsunami

Dinas Registrasi Kependudukan Aceh mencatat, terdapat 31 orang bernama Tsunami. Sebagian besar mereka lahir ketika tsunami, dan sisanya lahir beberapa bulan setelahnya.
Umumnya, mereka berada di pesisir barat-selatan Aceh, yakni tempat terdampak tsunami paling parah di Aceh.
Salah satu dari mereka adalah Halimah Rus Tsunami yang lahir sehari menjelang tsunami, lalu dinamai lima hari setelah tragedi itu. Halimah berarti anak cerdas, sedangkan Rus merupakan nama panggilan bidan yang membantu persalinannya.
”Melalui nama itu, saya dan suami ingin Ami (panggilan Halimah Rus Tsunami) menjadi anak pintar, berguna untuk orang lain, dan selalu mengingat kebesaran Tuhan. Bencana tsunami adalah bukti kebesaran Tuhan,” kata Siti Dahliati (39), ibunya.
5. Bangun Rahardjo
Pasangan Moesodo Soediro-Fatimah Partasudarma memberi nama anak-anaknya Bangun Rahardjo, Ritul Pangastuti, Ibar RI Lestari, Dekon Sri Hutami, dan Djoko Tavip Nugroho sebagai pengingat situasi sosial, politik, hingga ekonomi pada masa pemerintahan Soekarno.
Bangun lahir saat Indonesia sedang gencar-gencarnya membangun pada 1960-an. Ritul lahir tahun 1961 ketika Presiden Soekarno me-ritul atau merombak kabinet.
Ketika Irian Barat akhirnya bergabung dengan Republik Indonesia, Ibar memperoleh namanya yang merupakan kependekan dari Irian Barat.
Setelah itu, Presiden Soekarno mengeluarkan Deklarasi Ekonomi (Dekon) pada 1963, berisi kebijakan ekonomi jangka pendek yang akan ditempuh pemerintah. Kebijakan itu, antara lain, menekankan sistem ekonomi berdikari. Dari peristiwa ini, nama Dekon ditabalkan.
Setahun kemudian, tepatnya 17 Agustus 1964, Soekarno memopulerkan jargon Tahun Vivere Pericoloso (TAVIP). Berasal dari bahasa Italia, ”vivere” berarti hidup, sedangkan ”pericoloso” adalah ”berbahaya”. (kompas.com/berbagai sumber)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Ibu Bayi "Google", Awalnya Tak Setuju... "