Pemilu 2019

Pendiri Demokrat Desak SBY Mundur dari Ketum karena Perolehan Suara di Pemilu 2019 Anjlok

ara pendiri Demokrat mendesak Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) mundur dari jabatan Ketua Umum partai berlambang mercy.

Editor: Iksan Fauzi
(KOMPAS.com/Ihsanuddin
Senior Partai Demokrat membuat gerakan untuk mendorong Kongres Luar Biasa Demokrat, di Jakarta, Kamis (13/6/2019) 

SURYA.co.id | JAKARTA - Para pendiri Demokrat mendesak Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) mundur dari jabatan Ketua Umum partai berlambang mercy. 

Desakan itu disampaikan dengan alasan perolehan suara Partai Demokrat di Pemilu 2019 secara nasional anjlok ke angka 7,7 persen.

Perolehan suara itu berbeda jauh dengan pemilu 2014, dimana suara Demokrat mencapai 10,9 persen.

Inisiator pendesak agar SBY mundur adalah senior Demokrat, Max Sopacua yang bersama dengan pendiri Demokrat lainnya membentuk presidium gerakan moral penyelamatan partai.

Para senior dan pendiri Demokrat itu mendorong partai berwarna bru itu menggelar Kongres Luar Biasa untuk memilih ketua umum.

"Terkait kondisi ini, diperlukan adanya introspeksi dan evaluasi menyeluruh untuk kemudian bersama seluruh potensi dan kader guna membangkitkan semangat dan mengembalikan marwah serta kejayaan Partai Demokrat," kata Max Sopacua dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/6/2019).

Max didampingi sejumlah pendiri dan senior partai lainnya seperti Ahmad Mubarok, Ahmad Jaya, Ishak, dan sejumlah tokoh senior lain.

Selain menyoroti perolehan suara Partai Demokrat, para senior tersebut juga menyoroti pengurus Demokrat di lingkaran SBY yang kerap menyampaikan pernyataan kontroversial.

Ada tiga nama yang menjadi sorotan, yakni Rachland Nashidik, Ferdinand Hutahaean, dan Andi Arief.

"Mereka kerap melontarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter dan jati diri Partai Demokrat sehingga melahirkan inkonsistensi dan kegaduhan, membenturkan PD dengan Partai, tokoh dan komunitas lainnya, khususnva terhadap ulama dan umat, yang berdampak adanya antipati dan kontraproduktif terhadap PD," ujar Max.

Demi untuk penyelamatan Partai, para senior ini akan segera menyiapkan dan melaksanakan Silaturahim Nasional untuk memanggil dan mengundang para kader dan keluarga besar partai Demokrat yang pernah bersama dan berjuang mendirikan.

Targetnya adalah agar Demokrat segera menggelar Kongres Luar Biasa, forum tertinggi untuk memilih ketua umum dan jajaran pengurus.

Normalnya, Kongres Demokrat baru akan digelar pada 2020. Namun, para senior mendorong Kongres Luar Biasa digelar pada tahun ini.

"Kami mendorong dan melaksanakan suksesnya Kongres Luar Biasa (KLB) selambatnya pada 9 September 2019 mengingat telah berakhirnya Pemilu 2019 dan memasuki masa Pilkada 2020 demi mengembalikan kejayaan Partai Demokrat di 2024," ujar Max.

Saat ditanya siapa yang berpeluang untuk mengisi posisi Ketua Umum Demokrat selanjutnya, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menyebut nama putera Susilo Bambang Yudoyono, Agus Harimurti Yudhoyono.

Menurut dia, SBY sebagai ketua umum Demokrat saat ini bisa saja menunjuk putera sulungnya itu.

Namun, tetap harus disetujui oleh mayoritas peserta Kongres.

"KLB kita tidak susah-susah, Pak SBY tinggal minta AHY untuk memimpin partai ini," kata dia.

Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved