Kilas Balik

Alasan Soeharto Makamkan Soekarno di Blitar, Megawati Singgung Soal Kesedihan dan Penolakan Keluarga

Alasan Soeharto makamkan Soekarno di Blitar terungkap dalam buku berjudul 'Pak Harto The Untold Stories'.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
Kolase/Istimewa
Alasan Soeharto Makamkan Soekarno di Blitar, Megawati Singgung Soal Kesedihan dan Penolakan Keluarga 

SURYA.co.id - Alasan Soeharto makamkan Soekarno di Blitar terungkap dalam buku berjudul 'Pak Harto The Untold Stories'.

Amoroso Katamsi, aktor pemeran Soeharto dalam film 'Pengkhianatan G30S/PKI' menceritakan bahwa ia sempat bertanya alasan Soeharto memilih memakamkam jenazah Soekarno di Blitar, Jawa Timur. 

Kemudian Presiden ke-2 RI ini mengatakan bila ia ingin makam Soekarno dekat dengan makam sang ibu. 

"Ketika Bung Karno meninggal mau dimakamkan di mana, karena ketika itu terdapat berbagai masukan dari keluarga beliau. Tetapi saya ingat bahwa Bung Karno adalah orang yang sangat menghargai ibunya. Jadi saya putuskan beliau dimakamkan dengan ibunya di Blitar," kata Amoroso, menirukan Soeharto.

Soekarno Pernah Gemparkan Istana Negara Saat Soeharto Jadi Presiden, Bendera Merah Putih Penyebabnya

Suami Gadaikan Istri Sah Rp250 Juta ke Pria Lain, Penerima Gadai Enggan Kembalikan, Endingnya Tragis

Suami Hancurkan Rumah Baru Setelah Istri Selingkuh dengan Pria Lain di Dampit Malang, Kisahnya Viral

Jenderal Gatot Nurmantyo Soal Purnawirawan TNI yang Dituduh Makar: Sangat Menyakitkan, Habis Sudah

Nasib Miris Letjen (Purn) Sarwo Edhie Ayah Ani Yudhoyono Seusai Jadi Danjen Kopassus, Apa Salahku?

Dijelaskan Amoroso, hal itu merupakan bentuk penghormatan Soeharto kepada sang Proklamator.

Sebab, Amoroso pernah membicarakan perannya dalam film 'Trikora'.

"Ketika itu Bapak kan ngendhiko (mengatakan), saat Bung Karno bertanya kepada Bapak, aku iki arep mbok apakke (saya ini mau kamu apakan)?" ujar Amoroso kembali menirukan ucapan Soeharto kala itu.

Soeharto lantas menjawab bahwa ia ingin memberikan sebuah penghormatan kepada Soekarno.

Salah satunya dengan cara mengabadikan nama Soekarno di pintu gerbang Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta.

"Saya ini orang Jawa. Saya menganggap Bapak adalah bapak saya, sehingga prinsipnya adalah mikul dhuwur mendhem jero (mengangkat semua kebaikan setinggi-tingginya, menimbun semua keburukan sedalam-dalamnya)," kata Amoroso, yang masih mengulang ucapan Soeharto.

"Situasi politik pada waktu itu tidak memungkinkan saya berbuat banyak kepada Bung Karno, karena itu akan bertentangan dengan kehendak rakyat. Tetapi sesudah semuanya reda, saya segera memerintahkan untuk mengabadikan nama beliau di pintu gerbang Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta," tutur Amoroso menambahkan.

Bahkan Amoroso juga pernah mengungkap alasan Soeharto memberikan gelar Pahlawan Proklamasi kepada Soekarno.

Menurutnya, saat itu ada banyak pertentangan atau perdebatan mengenai gelar pahlawan untuk Soekarno.

Soekarno dan Soeharto
Soekarno dan Soeharto (Kolase Tribun Jateng dan Kompas.com)

Tidak hanya itu, Soeharto juga sempat berpikir, gelar pahlawan apa yang paling tepat untuk Soekarno.

Hingga, akhirnya Soeharto pun memberikan gelar Pahlawan Proklamasi kepada Soekarno.

"Akhirnya saya (Soeharto) berikan nama Pahlawan Proklamasi dan itu tidak ada yang bisa melawan, karena memang kenyataannya Bung Karno adalah Sang Proklamator," ujar Amoroso.

Megawati ungkap keluarga tak setuju Bung Karno dimakamkan di Blitar

Putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan perjuangan sang ayah dalam meraih kemerdekaan Indonesia.

Dalam Haul Bung Karno ke-48 di Makam Bung Karno, Bendogerit, Blitar, Sabtu (20/6/2018) lalu, Putri Bung Karno, yaitu Megawati Soekarnoputri mengatakan, ayahnya memiliki dedikasi tinggi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Dedikasi Bung Karno kepada bangsa dan negara, baik dalam pemikiran maupun karya, dan perjuangannya sangat luar biasa. Tidak heran rakyat Indonesia menyebut beliau Proklamator, Bapak Bangsa, dan juga sering disebut penyambung lidah rakyat Indonesia," kata Megawati.

Kemudian Megawati bercerita tentang kehidupan Soekarno di akhir hayatnya.

Megawati tak bisa membendung air mata ketika mengingat perlakuan pemerintah yang baru pada ayahnya.

"Saya ikhlas dibuang, dipenjara, karena saya yakin, suatu saat kita akan punya negara dan bangsa, itu yang diceritakan Bung Karno kepada kami, anak-anaknya," ujar Megawati.

Ketua Umum Partai PDI Perjuangan ini juga menceritakan penolakan keluarga saat jenazah Soekarno akan dimakamkan di Blitar.

"Tetapi karena pada waktu itu pemerintahan begitu keras, jadi seluruh keluarga akhirnya merelakan untuk dimakamkan disini," lanjutnya.

Tanda-tanda Kekuasaan Soekarno Berakhir, Terungkap Saat Soeharto Beri 3 Opsi ini ke Ratna Sari Dewi

Mantan Ajudan Soekarno Ungkap Kisah Pilu Bung Karno di Akhir Jabatannya
Mantan Ajudan Soekarno Ungkap Kisah Pilu Bung Karno di Akhir Jabatannya (Intisari)

Megawati mengatakan, banyak rakyat yang datang mengantarkan jenazah Bung Karno ke tempat peristirahatan terakhir.

"Padahal waktu itu, masyarakat tidak boleh banyak yang datang dan sangat dijaga dengan kuat, tetapi saya masih ingat arus dari rakyat itu tidak ada yang bisa membendung, karena rakyat memang mencintai beliau," kata Megawati sambil menyeka air matanya.

Viral Lagi Brigpol Dewi, Polwan yang Kirim Foto & Video Panas ke Napi, Begini Nasib Keduanya

Kemarahan Fadli Zon Saat Ahmad Dhani Divonis 1 Tahun Kasus Vlog Idiot, Postingan Maia Estianty Viral

Permohonan Raja Putra Sebelum Ditikam 34 Kali: Jangan Bunuh Aku, Ambilah Motor dan Duitku

Kronologi Pemuda di Sidoarjo yang Nyaris Dimassa gara-gara Ketemu Perempuan lalu Dipegang Pantatnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved